Punya Orang Tua Bonek Militan: Mewarisi “Kegilaan Cinta” pada Persebaya Sejak Dini, Umur 2 Bulan Sudah Dibiasakan Nribun

Ilustrasi - Cerita Bonek Sidoarjo beri nama Green Foce pada 4 anaknya karena kegilaan cinta pada Persebaya Surabaya. (Ega Fansuri/Mojok.co)

Seorang Bonek (militan) pasti akan mewariskan “kegilaan cinta” atas Persebaya Surabaya pada anak-anaknya. Begitulah yang Wahyu Hidayat (40) tunjukkan. Seorang Bonek Sidoarjo yang ingin Persebaya melekat pada empat anaknya sedari lahir hingga menemui batas usia kelak.

***

Perihal Bonek dan Persebaya, saya—dan mungkin banyak temen lain—sudah kerap menemui, betapa keduanya terjalin cinta yang sulit dijelaskan.

November 2023 silam saya pernah meliput Kampung Lemah Putro. Sebuah kampung di Surabaya yang sebagian besar penduduknya (mengaku) Bonek militan. Laki-laki, perempuan, anak-anak, dewasa, mayoritas “gila” pada Persebaya.

Mereka mungkin sudah tak bisa lagi menonton langsung laga klub kebanggaan Surabaya itu secara langsung di stadion. Sebab, sejak markas Persebaya pindah dari Stadion Gelora 10 November ke Gelora Bung Tomo (GBT), para Bonek dari Kampung Lemah Putro mengaku agak kesulitan untuk ke Stadion GBT: terlalu jauh.

Meski begitu, bukan berarti mereka absen menonton Persebaya sama sekali. Tiap Persebaya main, mereka akan nonton bareng di TV. Entah di warung kopi, entah di Balai Warga.

Bahkan, ada yang rela tidak bekerja lebih dulu demi bisa mengawal tim kebanggaan Surabaya tersebut dari layar kaca.

Cerita Bonek Sidoarjo beri nama 4 anaknya “Green Force”

Paling baru dan sedang ramai diperbincangkan adalah kisah Wahyu Hidayat. Saking besarnya rasa cintanya pada Persebaya, Bonek Sidoarjo itu memberi nama empat anaknya “Green Force” (julukan lain Persebaya).

Wahyu bercerita, istrinya, Nurul Fahriah, melahirkan anak pertama berjenis kelamin perempuan pada 2011. Wahyu memberi nama anak perempuannya itu Anindya Hidayah Green Force.

Tiga tahun berselang, pasangan Wahyu-Nurul kembali dikaruniai anak perempuan. Wahyu menamainya Anindhyta Hidayah Green Force.

Lalu pada 2017, anak ketiga Wahyu-Nurul lahir. Masih berjenis kelamin perempuan. Nama yang Wahyu sematkan pada putri ketiganya tersebut adalah Alesha Hidayah Green Force.

Sementara anak keempat Wahyu-Nurul lahir pada 2019. Kali ini laki-laki. Wahyu memberinya nama Althafurrahman Hidayah Green Force.

Jangan salah. Nama belakang “Green Force” tersebut bukan sekadar julukan atau gaya-gayaan. Nama tersebut benar-benar tertulis di akta kelahiran dan kartu keluarga Wahyu.

”Saya cinta Persebaya sejak kecil. Salah satu bentuk cinta saya kepada Persebaya, saya memberi kata Green Force di nama empat anak saya,” ungkap Bonek Sidoarjo tersebut seperti Mojok kutip dari Tim Media Persebaya Surabaya belum lama ini.

Menjadi Bonek Sidoarjo sejak dini

Tidak berhenti di nama, kini setelah anak-anak mulai tumbuh, wahyu pun tak luput menanamkan rasa cinta pada anak-anaknya untuk Persebaya Surabaya. Bonek Sidoarjo itu ingin mewariskan besarnya rasa cintanya tersebut pada empat anaknya sejak dini.

Sejak sang anak masih berusia dua bulan, Wahyu sudah mengajaknya untuk nonton langsung laga Persebaya di Stadion GBT.

”Saya dulu juga mengenal Persebaya dari orang tua. Saya juga ingin melakukan hal yang sama pada anak-anak, mengenal dan mencintai Persebaya sejak kecil,” tutur Wahyu.

Cerita Bonek Sidoarjo Memberi Nama Green Force untuk 4 Anaknya karena Kegilaan Cinta pada Persebaya Surabaya MOJOK.CO
Wahyu Hidayat (40), Bonek Sidoarjo yang beri nama 4 anaknya “Green Force”. (Dok. Persebaya)

Wahyu mengaku sudah sering nonton Persebaya sejak kelas 3 Sekolah Dasar (SD). Tinggal di Taman, Sidoarjo, saat itu ia bersama teman-teman kecilnya sudah terbiasa nonton laga Persebaya langsung di Stadion Gelora 10 November, Tambaksari, Surabaya.

Menanti Persebaya Surabaya juara (lagi)

Momok mengerikan bagi para orang tua jika nonton langsung ke stadion adalah potensi adanya kerusuhan antarsuporter. Namun, hal itu sudah tidak menjadi kekhawatiran lagi bagi Wahyu.

Wahyu tak ragu mengajak anak-anaknya—biarpun masih kecil—untuk nonton langsung di Stadion GBT karena menilai makin ke sini Bonek makin tertib. Toh di Stadion GBT saat ini tersedia tribun keluarga di gate 1, yang memungkinkan nonton bersama keluarga (khususnya dengan anak-anak) menjadi lebih aman dan nyaman.

”Hampir seluruh pertandingan home Persebaya kami nonton,” ujar Wahyu.

“Di gate 1 nyaman sekali. Apalagi sekarang kan sudah tidak pernah ada lagi kerusuhan di GBT, jadi tidak perlu khawatir bawa keluarga,” tegas Bonek Sidoarjo tersebut.

Wahyu—sebisa mungkin—tak pernah absen untuk mengawal Persebaya Surabaya. Terutama saat laga kendang di Stadion GBT. Sebab, ia ingin menyaksikan tim berjuluk Green Force itu kembali mengangkat trofi juara kompetisi tertinggi tanah air.

”Terakhir kali juara kan 2004 lalu. Kami menunggu momen seperti itu. Mudah-mudahan tahun ini bisa meraih gelar tersebut,” pungkasnya.

Wahyu menaruh harapan besar agar Persebaya bisa menjuarai kompetisi Liga 1 musim 2024/2025 ini. Jika itu terjadi, anak-anaknya bakal menjadi saksi sejarah atas momen monumental tersebut. Anak-anaknya lalu akan semakin mencintai Persebaya Surabaya. Sepanjang hidup menjadi Bonek sejati.

Penulis: Muchamad Aly Reza
Editor: Hammam Izzuddin

BACA JUGA: Stadion Tambaksari Surabaya Saksi Banyak Peristiwa Sejak 1920 tapi Terpaksa Ditinggalkan, Mau Nostalgia pun Tak Bisa karena “Terhalang” GBT

Ikuti berita dan artikel Mojok lainnya di Google News.

 

 

 

 

 

Exit mobile version