Mantan punya pacar baru, tuntut ‘ganti rugi’ selama bantu skripsi
Sejak saat itu, selama berbulan-bulan, Twitter Elvara banyak berisi sindiran dan sumpah serapah yang ia tujukan untuk sang mantan.
Yang lucu adalah, Elvara sempat mencuit rincian biaya ganti rugi yang harus sang mantan bayarkan padanya (meski tak lama kemudian ia hapus).
Misal, pinjam laptop per malam berapa rupiah, jasa ketik per halaman berapa rupiah, dan jasa-jasa yang lain harus sang mantan bayar berapa rupiah. Totalnya adalah harga yang oleh si mantan harusnya bayarkan, karena Elvara merasa selama ini sang mantan hanya memanfaatkannya.
“Aku nggak tahu dia baca atau nggak. Cuma, aku puas aja ngeluapin keselku di Twitter. Kadang ada yang ngasih komentar lucu. Nah, itu jadi hiburan, biar nggak kesel terus sama manusia satu itu,” tandas Elvara.
Memilih mundur karena tak siap diajak nikah
Cerita ngenes berikutnya datang dari Riza (26), mahasiswa Ilmu Komunikasi. Berbeda dari Elvara yang diputusin, Riza menjadi pihak yang mutusin. Keputusan yang kemudian membuat Riza menyesal, kenapa ia dulu tak ikut menyelesaikan skripsi tepat waktu bersama sang pacar?
Karena harus kuliah sambil kerja, Riza tentu agak keteteran. Ia harus mengulang beberapa mata kuliah karena tak lulus akibat absensinya melebihi batas toleransi.
Berbeda dengan sang pacar yang memang fokus kuliah, sehingga bisa mulus hingga akhirnya lulus semester delapan persis.
Saat menemani masa-masa skripsi sang pacar, pacar Riza sudah mewanti-wanti bahwa di momen wisuda nanti Riza harus bertemu orang tua si pacar. Ini sebagai langkah awal untuk membuktikan pada orang tua pacarnya bahwa Riza benar-benar serius dengan hubungan yang mereka jalani. Tak sekadar main-main.
“Dia udah cerita banyak tentangku ke orang tuanya. Nah, orang tuanya penginnya setelah cewekku lulus, ya jangan lama-lama lah (buat nikah),” jelas Riza.
“Ada banyak pertimbangan lah kenapa orang tuanya pengin agar cewekku nikah cepet. Makanya, misal aku nggak mau cepet, katanya orang tuanya sudah ada calon lain buat si cewekku,” imbuhnya.
Setelah dipikir-pikir dan direnungkan, dengan menimbang kondisi diri sendiri yang masih morat-marit, Riza pun terus-terang pada sang pacar bahwa ia tak bisa kalau harus nikah cepet.
Karena pacarnya pun tak bisa banyak menyangkal pada orang tuanya, maka mengakhiri hubungan adalah pilihan yang dianggap Riza sebagai langkah terbaik.
Lihat mantan bawa pacar baru saat wisuda, sakit, tapi ya sudahlah
Benar saja, di momen wisuda itu, seorang laki-laki pilihan orang tua mantan pacarnya itu ikut hadir.
Saat itu, Riza hanya melihat dari kejauhan momen saat si mantan pacar berfoto ria dengan keluarga besarnya dan tentu saja dengan pacar baru. Ia tak berani mendekat.
Bahkan, untuk menyerahkan hadiahnya pun, ia harus nitip ke teman-teman cewek mantan pacarnya itu.
“Beberapa bulan kemudian, eh mereka nikah. Aku diundang, tapi nggak hadir. Sungkan kalau hadir,” tutut Riza.
“Kalau lihat di story-storynya, dia kelihatannya juga bahagia sama cowok pilihan orang tuanya. Kayaknya orangnya baik, mapan pula. Jadi nggak salah lah kalau kami putus. Dia dapat yang lebih baik. Nyesek tetep ada. Tapi, ya sudahlah,” lanjutnya.
“Lah kamu sendiri bagaimana? Skripsi aman? Sudah ada gebetan baru?” tanya saya pada Riza. Riza malah misuh-misuh. Karena selain dia masih jomblo, alias gagal move on, dia juga telah di-drop out.
Sudah telanjur mempersiapkan hadiah
Lilis (24) mengakui bahwa selama menemani sang mantan kekasih mengerjakan skripsi, ia memang tak membantu banyak dalam hal teknis, sebagaimana yang Elvara lakukan pada pacarnya.
Lilis hanya bisa memberikan dukungan secara mental, memberi semangat atau sekadar menemani saat sang kekasih sedang mengerjakan skripsi.
Namun, apakah itu menjadi alasan bahwa dirinya layak untuk diputus? Beberapa minggu saja sebelum sang kekasih diwisuda pula.
“Alasannya juga nggak jelas. Sebenarnya ya bosen (sama aku) aja sih itu orang. Kecantol cewek lain,” ucap Lilis dengan mimik muka sebal.
Tragisnya, Lilis sebenarnya sudah mempersiapkan hadiah wisuda untuk sang mantan.
Pada malam saat keesokan harinya wisuda berlangsung, Lilis tercenung cukup lama menatap hadiah yang sudah ia beli. Lalu ia pun memutuskan membungkus hadiah tersebut dengan rapi sembari menyelipkan secarik kertas berisi ratapan hatinya.
“Namanya juga belum move on-move on banget, ya sudah kubungkus, terus besoknya mau kukasih,” akunya.
Niat ngasih hadiah tapi berujung tangisan
Belum juga menyerahkan hadiahnya itu pada sang mantan, hatinya langsung “mak deg” saat melihat story sang mantan yang berfoto dengan cewek lain dengan caption yang puitis nan romantis.
Remuklah hati Lilis. Ia pun akhirnya mengurungkan niat untuk memberi hadiah tersebut pada sang mantan yang ternyata sudah bahagia dengan pacar baru.
“Berarti benar dugaanku, dia mutusin karena tertarik sama cewek lain. Sakit, sedih, ya nangis-nangis juga, nggak doyan makan juga. Lucu dan gaplek’i kalau diinget-inget,” katanya.
Reporter: Muchamad Aly Reza
Editor: Agung Purwandono
BACA JUGA Mereka Tidak Menyesal Menulis Nama Pacar di Skripsi Meski Berakhir Putus
Cek berita dan artikel lainnya di Google News