Banyak mahasiswa yang mengalami hal ngenes alias sial dalam urusan cerita cinta; menemani kekasih saat proses skripsian, tapi malah berujung putus. Yang lebih tragis, beberapa dari meraka harus nyesek karena menyaksikan sang mantan kekasih merayakan momen wisudanya dengan pacar baru.
***
Baru beberapa bulan terakhir ini Elvara (22) mengaku mulai berdamai dengan momen ngenes di cerita cinta yang ia alami. Butuh waktu kurang lebih setengah tahun bagi Elvara untuk benar-benar menghilangkan rasa kesalnya pada sang mantan.
Bagaimana tidak. Elvara diputus tak lama setelah sang mantan menyelesaikan sidang skripsi. Ia tak habis pikir, bisa-bisanya mantan malah merayakan wisuda dengan pacar baru.
Padahal, seturut pengakuannya, selama proses skripsian yang memakan waktu hingga tiga semester itu, Elvara selalu membantu apapun yang sang mantan butuhkan agar skripsinya bisa kelar.
“Aku nggak cuma jadi tim hore thok, loh, enak aja! Nggak cuma nyemangatin thok. Dia butuh laptop? Aku pinjemin, walaupun aku sebenarnya ada tugas. Dia butuh diketikin, aku ketikin, sebanyak apapun. Butuh apa lagi? Pokoknya apapun aku bantu. Namanya juga sayang. Eh, goblok aja, ding,” ujar Elvara emosional.
Membantu skripsian agar hubungan kembali dekat
Sebenarnya, Elvara sudah merasakan gelagat yang berbeda dari sang mantan saat memasuki semester kedua penggarapan skripsinya.
Elvara sudah mulai tak merasakan lagi perhatian-perhatian kecil dari sang pacar sebagaimana sebelum-sebelumnya. Sang pacar waktu itu sudah jarang video call, nge-chat, apalagi inisiatif mengajaknya keluar. Membalas chat dari Elvara pun slow respon banget.
“Kerasa banget menjauhnya. Katanya mau fokus skripsi. Makanya aku bilang ke dia, butuh bantuan apapun, aku bantu. Dengan begitu ya biar dia tersentuh, terus (kami) nggak renggang lagi. Balik seperti dulu-dulu lagi,” ungkap mahasiswi Ilmu Hukum tersebut.
Perjuangan Elvara sebenarnya tak terlalu sia-sia. Sebab, selama sisa masa skripsian itu, sang pacar memang mulai mencair, tak cuek dan dingin lagi.
Pacarnya waktu itu, mulai sering mengajak keluar lagi; makan, ngopi sambil skripsian. Sebagai penutup, sang pacar kan mengajaknya muter-muter Surabaya sebagai bonusnya. Namun, romansa itu ternyata tak bertahan lama.
Tak ada ucapan terima kasih, merasa tak dihargai
“Aku nggak hadir pas dia sidang. Karena aku sendiri ada PPL. Dia ngabarin sih pas sidang. Tapi kayak, ya cuma ngabarin aja,” ungkap Elvara.
Seharian setelah sang mantan sidang, Elvara terus memantau akun media sosial, mulai dari WhatsApp, Twitter, dan Instagram. Ia berharap sang mantan menyebut namanya serta ucapan terima kasih karena sudah menemani bahkan membantu rampungnya proses skripsiannya tersebut.
“Baru ngucapin pas aku protes, kok nggak ada ucapan terima kasih ke aku? Soalnya yang ia sebut malah nama-nama temen tongkrongannya,” gerutu Elvara.
Bukan maksud hitung-hitungan jasa. Namun, sebagai pacar, Elvara hanya ingin mendapat pengakuan verbal bahwa ia juga menjadi bagian penting dari rampungnya skripsi sang mantan.
Tak masalah tak disebut di media sosial. Tapi minimal ada semacam pesan romantis lewat WhatsApp, karena Elvara menyukai servis-servis semacam itu. Words of affirmation lah.
Harusnya aku yang di sana dampingi kamu, bukan pacar baru
Akan tetapi, alih-alih mendapat words of affirmation, satu bulan menuju wisuda sang pacar, Elvara malah mendapat ucapan yang membuatnya marah, sedih, gemas, kesal, campur aduk. Sang pacar mengakhiri hubungan mereka, dengan alasan yang, menurut Elvara, tak jelas sama sekali.
“Yang bikin kesel bener-bener kesel, rasanya pengin aku hiiiihhh si manusia satu itu, sebenarnya bukan pas waktu dia memutuskan aku. Tapi pas momen wisudanya. Bisa-bisanya dia sudah dapat gandengan baru. Langsung akrab banget lagi sama ibunya. Foto bareng segala. Itu keselku sudah di puncak,” ungkapnya.
Sejak sang pacar memutusnya, Elvara memang masih stalking akun medsos si mantan. Khususnya untuk memantau kapan waktu si mantan wisuda.
Awalnya, Elvara masih belum bisa move on, sehingga ia tetap ingin menyaksikan si mantan mengenakan toga.
Ia ingin ikut merasa senang karena si mantan akhirnya lulus sebagai sarjana. Karena bagaimanapun, ia merasa telah berhasil menemani si mantan menyelesaikan kuliahnya, meski agak molor.
Namun, bencinya langsung di ubun-ubun saat melihat si mantan mengunggah foto bersama ibu dan pacar baru. Apalagi dengan caption, “Terima kasih dua wanita hebatku”.
“Jancok! Aku yang nemenin, bantuin, yang dapat terima kasih malah cewek lain. Harusnya aku yang di sana, bukan cewek itu. Sudah kayak lagunya Armada”. Kali ini aku tidak bisa menahan tawa dengan cerita Elvara.
Elvara akhirnya tahu, kalau tak lama setelah putus dengannya, si mantan sudah mendapatkan kekasih baru. Momen wisuda itu menjadi momen mereka pertama kali go public.
Baca halaman selanjutnya…
Mantan punya pacar baru, tuntut ‘ganti rugi’ selama bantu skripsi