Kredit motor kerap kali jadi satu hal yang diperdebatkan. Beberapa bilang, kredit adalah penyumbang kemacetan terbesar. Di sisi lain, kredit motor dianggap mampu mengatasi masalah mobilitas di daerah yang belum terjamah transportasi umum. Selain dua hal tersebut, ada satu lagi hal yang kerap jadi topik perdebatan: apakah kredit motor itu worth it? Mari kita lihat simulasi kredit sederhana berikut.
***
Tahun lalu, motor Honda PCX saya lunas kreditnya. Alhamdulillah. Tap satu kredit lunas, (potensi) kredit lain muncul. Istri saya butuh motor, sedangkan motor yang ada, sebenarnya bukan punya istri. Orang tua saya membelikan motor bekas, tapi entah kenapa, muncul keinginan untuk punya motor baru sendiri dan dibayar dengan uang sendiri. Oleh karena finansial kami jelas belum cukup untuk beli cash, jadi kami berdua sepakat untuk liat-liat dulu kreditnya berapa.
Saya dan istri sepakat untuk kredit motor Yamaha. Meski kami berdua adalah pengguna Honda (saya PCX, istri dulunya Vario), tapi eSAF jadi pertimbangan utama untuk menolak Honda. Yamaha, akhirnya jadi tujuan.
Kebetulan, saya punya kawan yang bekerja di Bank Mandiri dan bikin story berisi gambar brosur kredit motor, saya iseng minta gambarnya. Kebetulan, saya juga KPR di Bank Mandiri, jadi harusnya tak susah lah untuk mengajukan kredit lagi.
Dikirimlah foto brosur tersebut. ada informasi berisi DP, cicilan per 11, 17, 23, 29, 35 bulan. Standar brosur cicilan yang kalian temui di dealer-dealer motor. Simulasi kredit motor Yamaha yang sebenarnya biasa saja. Tapi saya cek lagi di page situs Mandiri yang berisi informasi kredit kendaraan bermotor, syaratnya lumayan panjang. Oke, saya cukup tahu.
Kredit motor Yamaha: simulasi dan cicilan
Tak puas, saya cek ke salah satu dealer di daerah saya, Wonogiri. Sebenarnya saya merasa awkward. Datang ke dealer Yamaha, pakai Honda PCX, dan parkir di sebelah NMAX. Tapi yo ben, korea og.
Segera saya menuju meja resepsionis sembari meminta izin bisakah saya tanya-tanya terkait simulasi kredit. Mas-mas di sana bilang bisa, dan segera memanggil kawannya.
Pekerja marketing di sana lalu menyambut saya dan menjawab beberapa pertanyaan saya. Saya awalnya tanya, kalau saya mau ambil Fazzio, dengan DP terendah di situ, dan tenor 35 bulan, berapa yang harus saya bayar. Sembari masnya menghitung, saya mengambil brosur yang tersedia di meja tersebut. saya melihat Fazzio Hybrid. Kalau saya ambil DP 3.6 juta (terendah), cicilan saya per bulan jadi 1 juta. Gila.
Segini mahalkah kredit motor Yamaha?
Saya langsung bertanya ke pekerja marketingnya. Mas Wahyu (bukan nama sebenarnya), bilang kalau itu pricelist lama. Harganya masih bisa dipotong diskon. Nah, saya langsung bertanya, diskonnya berapa? Beliau langsung meminta izin sebentar untuk menghitung dan tanya-tanya. Tak mau gabut, saya berkeliling dan mata saya tertuju ke Aerox.
Aduh, motor bisa seindah ini itu gimana ceritanya ya. Honda, halo, kapan mau menyaingi Aerox?
Mas Wahyu lalu bilang kalau saya bisa dapat diskon DP 1.3 juta, cicilan turun 100 ribu, tapi beda leasing. Yang saya pegang itu brosur leasing XXX, sedangkan yang nanti beliau pake adalah XXX Finance.
“BCA Finance potongannya lumayan, Mas. Lebih murah, kalau itu (brosur yang saya pegang) harga lama.”
Bisa bayar cash
Setelah dihitung-hitung, saya dapat diskon yang lumayan. Tapi tak berarti jadi jauh lebih murah. Kredit motor Yamaha tetap saja mahal. Misalnya saja cicilan di angka 900 ribu, total cicilan selama 35 bulan adalah 31.5 juta. Ditambah dengan DP, jadi hampir 34 juta. Padahal harga Fazzio Hybrid itu cuma 23 jutaan. Bisa hampir 50 persen. Tapi, harus dipahami juga, itu DP terendah. Makin tinggi DP-nya ya, ruginya makin kecil.
Lalu saya bertanya, bisakah saya bayar cash, masnya menjawab, bisa. Wait, what?
Kalian pasti seumur hidup sekali, pernah dengar cerita orang-orang yang mau beli motor cash, tapi ditolak oleh dealer. Saya pun pernah mengalami begitu. Bukan penolakan, tapi barangnya nggak ada yang buat cash. Oke, saya tak tahu maksudnya apa, saya tetap beli. Semua motor kena, tak hanya ketika kalian beli Yamaha saja.
Masalahnya adalah, ternyata hal tersebut terjadi di mana saja. makanya saya kaget betul ketika ada dealer yang menerima pembelian cash, tak hanya kredit saja. Saya pun memastikan lagi hal tersebut, dan Mas Wahyu pun mengiyakan.
Kata Mas Wahyu, dealer yang tidak mau menerima pembelian cash itu sebenarnya perkara manajemen saja. Justru jika ada dealer yang hanya menerima pembelian kredit, artinya menyalahi aturan atau imbauan dari Yamaha pusat sana. Kata Mas Wahyu, pembelian motor baik kredit atau cash harus diberi porsi yang sama.
Jadi jika kalian menganggap hanya bisa beli motor Yamaha secara kredit, itu sebenarnya kurang tepat. Karena nyatanya, pusat pun tidak menganjurkan satu metode pembelian saja.
“Justru kalau beli cash itu lebih enak, Mas. Nggak perlu urusan leasing segala, kami jadi lebih enak. Mas cukup kirim KTP dan share loc, barang saya anter, barang bayar di tempat. Kelar.”
Kepincut Aerox
Mas Wahyu menyarankan, kalau bisa beli cash saja kalau punya uangnya. Yamaha nanti ngasih cash back, dan tiap unit di dealer motor yang saya datangi katanya ada cash backnya. Mas Wahyu bilang kalau lewat dia, cash back dia kasih penuh. Sebab, katanya, beberapa sales memotong cash backnya demi keuntungan pribadi.
Saya lalu bertanya, kalau mau ambil Aerox, kira-kira cicilannya berapa. Mas Wahyu memberi gambaran kira-kira 1 jutaan per bulan dengan DP 9 juta. Tapi lagi-lagi, nggak perlu kredit motor Yamaha Aerox, kalau punya cash, langsung bayar saja.
Misalkan mau kredit, dimaksimalkan saja DP-nya. Mas Wahyu bilang, DP maksimal Aerox itu sekitar 19 juta. Nanti kreditnya bisa ditekan jadi amat murah dan bunganya nggak kelewat besar. Cash back tetap ada, dan ambilnya lewat XXX Finance.
“Tapi ya kalau bisa sih, cash juga gapapa, Mas. Lebih cepat kelarnya malah.”
Reporter: Rizky Prasetya
Editor: Hammam Izzudin
BACA JUGA Yamaha Fazzio Cuma Sebatas Skutik Spek Orang Manja
Ikuti berita dan artikel Mojok lainnya di Google News.