Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Liputan Seni

Kalatidha: “Syair Macapat” dalam Kemasan Musik Cadas, Album Baru sekaligus Penanda Perjalanan Spiritual Down For Life

Ahmad Effendi oleh Ahmad Effendi
11 Juni 2025
A A
down for life, kalatidha.MOJOK.CO

Kalatidha: “Syair Macapat” dalam Kemasan Musik Cadas, Album Baru sekaligus Penanda Perjalanan Spiritual Down For Life (dok. Down For Life)

Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

Kalatidha bukan sekadar album. Ia seperti kumpulan syair pujangga lama yang di dalamnya penuh pesan moral, sosial, dan politik. Bedanya, Kalatidha dibawakan dalam kemasan cadas oleh Down For Life.

***

Band death-metal asal Solo, Down for Life, merilis album baru berjudul Kalatidha (2025). Album yang diproduksi oleh label rekaman Blackandje Records ini merupakan album penuh pertama mereka sejak 12 tahun lalu.

Terakhir kali Down For Life merilis album penuh pada 2013 lalu, bertajuk Himne Perang Akhir Pekan, yang dirilis enam tahun setelah Simponi Kebisingan Babi Neraka (2007). Sementara pada 2017 lalu, mereka merilis mini album (EP) bertajuk Menantang Langit yang diproduksi demajors Records.

Kalatidha sendiri secara harafiah memiliki arti “zaman edan” atau “zaman kegilaan”. Kata ini pertama kali muncul dalam Serat Kalatidha, karya sastra pujangga lawas Ranggawarsita yang ditulis pada 1860. 

Oleh Ranggawarsita, Kalatidha berbentuk tembang macapat (lagu Jawa lawas). Berisi syair 12 bait yang seluruhnya ditulis dalam aksara Jawa.

Sementara oleh Down For Life, Kalatidha dibawakan secara cadas, sesuai karakter band ini, ke dalam 10 lagu. Antara lain “Buko Gunungan” (sebuah intro, oleh Ari Wvlv dan Gayam 16), “Kalatidha” (dibantu oleh Eko Warsito), “Mantra Bentala”, “Children of Eden, “Apokaliptika”, “The Betrayal” (dibantu oleh Bernice Nikki), “Prahara Jenggala”, “Sangkakala I”, “Sangkakala II”, dan “Sambernyawa” (dibantu oleh Ultras 1923).

Album yang sarat kritik sosial dan politik

Vokalis Down for Life, Stephanus Adjie, mengatakan album Kalatidha bagaikan perjalanan spiritual bagi mereka. Album ini, sekaligus menandai perjalanan bermusik mereka selama 25 tahun yang selalu konsisten membuat lagu-lagu penuh kritik sosial dan politik.

“Memaknai budaya dan spiritual Jawa tentang periode waktu kehidupan. Era di mana tatanan budi pekerti, etika, dan moral tidak lagi dianggap penting. Hal baik-buruk, benar-salah, semua  dikesampingkan atas dasar nafsu keserakahan dan kekuasaan duniawi,” kata Adjie, mendeskripsikan makna albumnya, dalam keterangan tertulis kepada Mojok, Minggu (8/6/2025).

 

View this post on Instagram

 

A post shared by Down For Life (@downforlifesolo)


Sebagaimana ciri khas lagu-lagu Down for Life sebelumnya, di album Kalatidha ini pula, mereka masih bercerita tentang masalah sosial, politik, lingkungan, bahkan menyinggung soal sepak bola. 

Misalnya, dalam lagu berjudul “Children of Eden”, Down For Life bercerita tentang anak-anak berkebutuhan khusus. Dalam beberapa kali konser, Adjie kerap menjelaskan bahwa lagu ini terinspirasi dari kisah orang terdekatnya.

Iklan

Tak cuma itu, Down For Life juga menyinggung kerusakan alam yang dilakukan korporasi atas nama keuntungan ekonomi semata. Protes dilantunkan para personel dalam rilisan lagu berjudul “Prahara Jenggala”.

Sebelumnya, secara khusus Mojok pernah menuliskan ulasan tentang lagu ini dalam artikel “Prahara Jenggala”: Ikhtiar Down For Life Suarakan Perjuangan Masyarakat Dayak Melawan Penghancuran Hutan”. Lagu ini secara gamblang menampilkan perlawanan masyarakat adat di Kalimantan akibat tersingkir oleh proyek strategis dan eksploitasi alam.

Sementara dalam track “Sambernyawa”, begundal Kota Bengawan ini mendedikasikannya untuk suporter Persis Solo. Kata Adjie, “Sambernyawa” menjadi anthem penyemangat bagi klub sepak bola kebanggaan kota asal mereka.

Down For Life.MOJOK.CO
Aksi panggung Down For Life saat membawakan lagu “Sambernyawa” di Rock In Solo 2024 (Mojok.co/Ahmad Effendi)

Proses panjang selama 6 tahun, melibatkan produser yang menggarap album Lamb of God

Nyatanya, membutuhkan proses yang amat panjang sebelum Kalatidha bisa dinikmati pecinta musik Tanah Air. Adjie bercerita, proses penggarapan album ini tidak mudah. Sebab, ia digarap di tengah jadwal manggung yang padat dan kesibukan masing-masing personel.

“Ditambah saat proses rekaman, juga terjadi pandemi di Indonesia,” kata Adjie.

Menurut Adjie, diperlukan waktu hingga enam tahun untuk akhirnya berhasil mengemas 10 komposisi musik yang keras, berat, dan gelap ke dalam satu album. 

down for life.MOJOK.CO
Dibutuhkan waktu 6 tahun untuk menemukan komposisi yang idela buat album Kalatidha. (dok. Down For Life)

Ia mengatakan, sebagian besar materi Kalatidha direkam di Studio Darktones, Jakarta Timur, di bawah arahan produser Adria Sarvianto, yang juga mengerjakan mixing di Studio Darling di Jakarta. Sementara sebagian lagi dikerjakan di Studio Kua Etnika Yogyakarta, Studio Krisna Siregar Music, dan Studio Nocturnal Blazze di Jakarta Selatan, dan Studio Winsome di Solo.

Adapun proses akhir atau mastering melibatkan produsen asal Amerika, Machine atau bernama asli Gene Freeman. Machine adalah produser yang juga menggarap album band metal/rock kenamaan dari Negeri Paman Sam seperti Lamb Of God, Clutch, hingga Suicide Silence. 

Kalatidha sudah bisa dinikmati sejak akhir Mei 2025

Down for Life saat ini beranggotakan delapan personel yaitu Stephanus Adjie (vokal), Rio Baskara (gitar), Isa Mahendrajati (gitar), Ahmad Ashar “Jojo” Hanafi (bass), Mattheus Aditirtono (bass), Muhammad Abdul Latief (drum), Adria Sarvianto (sequencer) dan Muhammad Firman “Bolie” Prasetyo (sequencer). 

Sedangkan di beberapa panggung sering juga dibantu drummer Alvin Eka Putra (Noxa, Bongabonga, Dead Pits) dan Rangga Yudhistira (Hands Upon Salvation). 

Album Kalatidha sudah bisa dinikmati pecinta musik Tanah Air  sejak Sabtu (31/5/2025) dalam bentuk CD dan vinyl.

Penulis: Ahmad Effendi

Editor: Muchamad Aly Reza

BACA JUGA: Pengalamanku Bertemu Jemaah Blekmetaliyah di Rock In Solo 2023 atau liputan Mojok lainnya di rubrik Liputan.

Terakhir diperbarui pada 11 Juni 2025 oleh

Tags: album down for lifeband solodown for lifekalatidhamusik soloranggawarsita
Ahmad Effendi

Ahmad Effendi

Reporter Mojok.co

Artikel Terkait

down for life, the betrayal.MOJOK.CO
Aktual

Down For Life Rilis Video Musik “The Betrayal” di Hari HAM Sedunia, Anthem bagi Mereka yang Dikhianati Negara

10 Desember 2025
down for life.MOJOK.CO
Panggung

“Wall of Love”, Merayakan Lebaran Metal dengan Berpelukan di Tengah Moshpit Down For Life

25 November 2025
Saya Percaya, Album “Kalatidha” Down for Life adalah Soundtrack Terbaik untuk Kehidupan yang Buruk.MOJOK.CO
Seni

Saya Percaya, Album “Kalatidha” Down for Life adalah Soundtrack Terbaik untuk Kehidupan yang Buruk

1 Juli 2025
Down For Life.MOJOK.CO
Ragam

“Prahara Jenggala”: Ikhtiar Down For Life Suarakan Perjuangan Masyarakat Dayak Melawan Penghancuran Hutan

24 Desember 2024
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Sirilus Siko (24). Jadi kurir JNE di Surabaya, dapat beasiswa kuliah kampus swasta, dan mengejar mimpi menjadi pemain sepak bola amputasi MOJOK.CO

Hanya Punya 1 Kaki, Jadi Kurir JNE untuk Hidup Mandiri hingga Bisa Kuliah dan Jadi Atlet Berprestasi

16 Desember 2025
borobudur.MOJOK.CO

Borobudur Moon Hadirkan Indonesia Keroncong Festival 2025, Rayakan Serenade Nusantara di Candi Borobudur

15 Desember 2025
Gedung Sarekat Islam, saksi sejarah dan merwah Semarang sebagai Kota Pergerakan MOJOK.CO

Upaya Merawat Gedung Sarekat Islam Semarang: Saksi Sejarah & Simbol Marwah yang bakal Jadi Ruang Publik

20 Desember 2025
Kuliah di universitas terbaik di Vietnam dan lulus sebagai sarjana cumlaude (IPK 4), tapi tetap susah kerja dan merasa jadi investasi gagal orang tua MOJOK.CO

Kuliah di Universitas Terbaik Vietnam: Biaya 1 Semester Setara Kerja 1 Tahun, Jadi Sarjana Susah Kerja dan Investasi Gagal Orang Tua

15 Desember 2025
UMP Jogja bikin miris, mending kerja di Jakarta. MOJOK.CO

Menyesal Kerja di Jogja dengan Gaji yang Nggak Sesuai UMP, Pilih ke Jakarta meski Kerjanya “Hectic”. Toh, Sama-sama Mahal

17 Desember 2025
Gagal dan tertipu kerja di Jakarta Barat, malah hidup bahagia saat pulang ke desa meski ijazah S1 tak laku dan uang tak seberapa MOJOK.CO

Dipecat hingga Tertipu Kerja di Jakarta Barat, Dicap Gagal saat Pulang ke Desa tapi Malah bikin Ortu Bahagia

19 Desember 2025

Video Terbaru

SD Negeri 3 Imogiri Bantul: Belajar Bergerak dan Bertumbuh lewat Sepak Bola Putri

SD Negeri 3 Imogiri Bantul: Belajar Bergerak dan Bertumbuh lewat Sepak Bola Putri

18 Desember 2025
Ketakutan pada Ular yang Lebih Dulu Hadir daripada Pengetahuan

Ketakutan pada Ular yang Lebih Dulu Hadir daripada Pengetahuan

17 Desember 2025
Undang-Undang Tanjung Tanah dan Jejak Keadilan di Sumatera Kuno pada Abad Peralihan

Undang-Undang Tanjung Tanah dan Jejak Keadilan di Sumatera Kuno pada Abad Peralihan

14 Desember 2025

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.