Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Liputan

Rawa Kalibayem Bantul, Tempat Uji Coba Kapal Selam Pertama Indonesia yang Kini Jadi Idaman Pemancing

Hammam Izzuddin oleh Hammam Izzuddin
22 September 2023
A A
Rawa Kalibayem Bantul, Tempat Uji Coba Kapal Selam Pertama Indonesia yang Kini Jadi Idaman Pemancing MOJOK.CO

Ilustrasi Rawa Kalibayem Bantul, Tempat Uji Coba Kapal Selam Pertama Indonesia yang Kini Jadi Idaman Pemancing. (Ega Fansuri/Mojok.co)

Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

Dari situs bersejarah sampai jadi tempat latihan militer

Muji mengaku sempat mendengar sejarah soal Rawa Kalibayem yang menjadi tempat uji coba kapal selam pertama buatan Indonesia. Namun, jauh sebelum itu sebenarnya lokasi ini merupakan bagian dari kompleks bersejarah.

Rawa Kalibayem merupakan situs bersejarah yang konon sudah ada sejak era Sri Sultan HB I. Tak jauh dari lokasi ini terdapat Pesanggrahan Ambarbinangun yang dibangun pada era Sri Sultan HB VI. Pembangunan Pesanggrahan Ambarbinangun selesai pada 1855.

Air dari Rawa Kalibayem pernah digunakan untuk mengairi kolam di pesanggrahan tersebut. Sampai kemudian pada era Sri Sultan HB VII, Rawa Kalibayem tidak dijadikan sumber air kolam itu lagi.

Selanjutnya, pada era Sri Sultan HB IX kawasan sekitar Pesanggrahan Ambarbinangun sempat menjadi pusat latihan pasukan Kaibodan dan Seinedan. Sehingga aktivitas prajurit binaan Jepang itu tak jauh dari Rawa Kalibayem.

Barulah, pascakemerdekaan, Rawa Kalibayem jadi salah satu lokasi penting dalam sejarah militer Indonesia. Jika menilik kondisinya sekarang, mungkin terlihat mustahil sebuah kapal selam berbobot lima ton melakukan uji coba di sini.

“Tapi dulu ada yang cerita kalau dalamnya bisa sampai 20 meter,” kata Muji.

Kapal selam dari truk Fiat untuk mengatasi blokade laut Belanda

Kementerian Pertahanan di awal kemerdekaan ingin punya senjata khusus di lautan yang setidaknya bisa menghadang kapal laut Belanda. Maka, mereka memesan “senjata khusus” pada pabrik senjata yang ada di Yogyakarta.

Mereka memesan sebuah kapal selam mini yang setidaknya bisa untuk menampung satu orang awak sebagai pengendalinya. Lantas seseorang bernama Djodoe Ginagan kemudian menjadi sosok yang mendapat kepercayaan untuk membangun dan melakukan uji coba kapal selam mini pertama di Indonesia.

Djodoe Ginagan, sosok kelahiran Sibolga yang pernah mengenyam pendidikan teknik di Belanda adalah sosok yang menjadi aktor dari uji coba kapal selam pertama Indonesia di Rawa Kalibayem. Ginagan dibantu oleh seorang pegawai perencanaan kapal bernama M Susilo dalam merancang desain kapal tersebut.

Desain rampung pada 1947 dan proses pengerjaan berlangsung di sebuah pabrik besi bernama Watson di Yogyakarta. Modal untuk membuat kapal sela mini memakan biaya 5000 ORI.

Melansir Historia, kapal selam ini punya torpedo sepanjang lima meter. Torpedo warisan Jepang di lapangan Terbang Maguwo yang sebenarnya bukan untuk kapal. Mesinnya juga berasal dari truk mobil Fiat 5 PK.

Kapal selam mini pertama buatan Indonesia disita militer Belanda. Kapal ini terbuat dari mesin truk mobil Fiat MOJOK.CO
Kapal selam mini pertama buatan Indonesia disita militer Belanda. (Arsip Nasional Belanda/Historia)

Urgensi pembuatan kapal selam ini berangkat dari upaya mengatasi blokade laut Belanda yang mengganggu armada Angkatan Laut Republik Indonesia (ALRI). Mohammad Hatta yang pada 1948 menjabat Perdana Menteri mengirim  Surat keputusan Nomor A 527/1948 tanggal 23 Juni 1948 kepada Ginagan.

Intinya, perintah untuk segera mengirim kapal selama bermesin mobil Fiat itu kepada KSAL setelah selesai uji coba.

Kapal selam yang gagal berlayar di laut

Ginagan memimpin langsung proses uji coba di Rawa Kalibayem. Ia menjadi awak yang menyelam dengan kapal selam mini di keruhnya air rawa tersebut.

Iklan

Pada proses uji coba, kapal selam itu berhasil mengapung sekaligus menyelam. Namun, sempat ada insiden ketika torpedo diluncurkan. Torpedo itu justru menyeret kapalnya lantaran tidak bisa lepas dari pengikat.

Uji coba itu menunjukkan kapal selam dengan mesin dari mobil Fiat itu masih perlu penyempurnaan. Sayang, tak lama setelah itu Belanda berhasil menduduki Jogja. Kapal selam itu pun disita oleh serdadu militer Belanda sebelum akhirnya bisa menyelam di lautan dalam.

Pihak Belanda sampai terheran-heran setengah mengejek dengan proyek pembuatan kapal selam mini bermesin truk Fiat tersebut. Mereka menyebut, Indonesia tengah mencoba membuat kapal selam mini dari bahan drum bekas.

Kendati begitu, Rawa Kalibayem tetap tercatat sebagai lokasi bersejarah bagi perkembangan TNI AL. Perancangnya, Ginagan pun masih berdinas di ALRI sampai akhirnya pensiun pada 1961.

Kisah itu sudah terlampaui lebih dari setengah abad lalu. Kini, Rawa Kalibayem menjadi tempat para pemancing mencari kebahagiaan dari ikan-ikan yang hidup di dalamnya.

Penulis : Hammam Izzuddin
Editor  : Agung Purwandono

BACA JUGA Alun-alun Utara vs Alun-alun Selatan, Warga Jogja Ungkap Mana yang Lebih Berkesan Sebelum Perubahan Terjadi

Cek berita dan artikel lainnya di Google News

Halaman 2 dari 2
Prev12

Terakhir diperbarui pada 22 September 2023 oleh

Tags: Bantulkapal selamkapal selam indonesiamobil Fiatrawa kalibayem
Hammam Izzuddin

Hammam Izzuddin

Reporter Mojok.co.

Artikel Terkait

bantul, korupsi politik, budaya korupsi.MOJOK.CO
Aktual

Raibnya Miliaran Dana Kalurahan di Bantul, Ada Penyelewengan

16 Desember 2025
Anggota LKS SAPADIFA di Kapanewon Imogiri, Kabupaten Bantul, Jogja belajar menganyam bambu. MOJOK.CO
Liputan

Penyandang Disabilitas di Bantul Manfaatkan Pohon Bambu yang Melimpah di Desanya Jadi Produk Bernilai Jual Tinggi

31 Oktober 2025
5 Penanda Pempek Asli dan Palsu di Jogja Menurut Lidah Orang Palembang.MOJOK.CO
Kuliner

5 Penanda Pempek Asli dan Palsu di Jogja Menurut Lidah Orang Palembang

16 Oktober 2025
Kehidupan praktisi tarot (tarot reader) di Dusun Druwo, Bantul, Jogja MOJOK.CO
Sosok

Hidup Praktisi Tarot di Dusun “Sarang Genderuwo” Jogja

3 Oktober 2025
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

bapakmu kiper.MOJOK.CO

Fedi Nuril Jadi Mantan “Raja Tarkam” dan Tukang Judi Bola di Film Bapakmu Kiper

17 Desember 2025
Berantas topeng monyet. MOJOK.CO

Nasib Monyet Ekor Panjang yang Terancam Punah tapi Tak Ada Payung Hukum yang Melindunginya

15 Desember 2025
SD Negeri 3 Imogiri Bantul: Belajar Bergerak dan Bertumbuh lewat Sepak Bola Putri

SD Negeri 3 Imogiri Bantul: Belajar Bergerak dan Bertumbuh lewat Sepak Bola Putri

18 Desember 2025
Kegigihan bocah 11 tahun dalam kejuaraan panahan di Kudus MOJOK.CO

Kedewasaan Bocah 11 Tahun di Arena Panahan Kudus, Pelajaran di Balik Cedera dan Senar Busur Putus

16 Desember 2025
Safari Christmas Joy jadi program spesial Solo Safari di masa liburan Natal dan Tahun Baru (libur Nataru) MOJOK.CO

Liburan Nataru di Solo Safari: Ada “Safari Christmas Joy” yang Bakal Manjakan Pengunjung dengan Beragam Sensasi

20 Desember 2025
Kuliah di universitas terbaik di Vietnam dan lulus sebagai sarjana cumlaude (IPK 4), tapi tetap susah kerja dan merasa jadi investasi gagal orang tua MOJOK.CO

Kuliah di Universitas Terbaik Vietnam: Biaya 1 Semester Setara Kerja 1 Tahun, Jadi Sarjana Susah Kerja dan Investasi Gagal Orang Tua

15 Desember 2025

Video Terbaru

SD Negeri 3 Imogiri Bantul: Belajar Bergerak dan Bertumbuh lewat Sepak Bola Putri

SD Negeri 3 Imogiri Bantul: Belajar Bergerak dan Bertumbuh lewat Sepak Bola Putri

18 Desember 2025
Ketakutan pada Ular yang Lebih Dulu Hadir daripada Pengetahuan

Ketakutan pada Ular yang Lebih Dulu Hadir daripada Pengetahuan

17 Desember 2025
Undang-Undang Tanjung Tanah dan Jejak Keadilan di Sumatera Kuno pada Abad Peralihan

Undang-Undang Tanjung Tanah dan Jejak Keadilan di Sumatera Kuno pada Abad Peralihan

14 Desember 2025

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.