Layanan itu tentu saja berbeda dengan jasa ojek online lain yang selama ini saya pakai. Lewat aplikasi, saya bisa langsung menentukan titik lokasi. Saya jadi tahu, jarak driver terdekat dan berapa lama dia bisa menuju ke tempat saya. Saya juga bisa langsung memilih metode pembayarannya.
Akhirnya, daripada lama-lama memesan saya memutuskan menggunakan jasa ojek online lain berbasis aplikasi. Saya belum membatalkan pesanan di Zendo tadi, karena saya masih mau mencobanya saat pulang dari Nawang Jagad. Beruntung, saya tidak kena denda.
Sebab, berdasarkan pengalaman reporter Mojok lainnya, saya jadi tahu kalau ingin membatalkan pesanan kita harus membayar Rp5 ribu. Liputan ini bisa dibaca di Coba-coba Order Zendo (Ojol Muhammadiyah) di Jogja, Berujung Tak Tega sama Driver-nya.
Pilih pakai ojek oline via aplikasi
Tanpa pikir panjang, saya memesan ojek online lain berbasis aplikasi. Kurang dari 10 menit driver yang saya pesan tiba. Kami juga mengobrol di sepanjang perjalanan. Ia tanya alasan saya ke Nawang Jagad, siapa tahu di sana ramai sehingga dia bisa mangkal di sana dan mendapat penumpang lain.
Namun, saya pun tidak tahu kondisinya karena baru pertama kali ke sana. 30 menit kemudian, saya tiba di Nawang Jagad tapi kondisi sekitar masih sepi. Saya pikir, mungkin karena masih pagi jadi belum banyak pengunjung. Ojek online yang mengantar saya pun memilih pergi mencari lokasi lain yang lebih ramai.
Setelah meliput acara penanaman pohon, saya memutuskan mengetik sebentar, tak jauh dari lokasi, sampai saya sadar orang-orang sudah pergi. Rupanya, Nawang Jagad memang tutup di hari Senin mangkanya mereka langsung pulang.
Saat saya keluar melewati gerbang, saya merasa lega karena masih ada seorang penjual salak yang ringkes-ringkes barang dagangannya. Penjual salak itu menawari salaknya. Saya pun membelinya. Ia juga menemani saya mengobrol sembari menunggu saya memesan driver di Zendo.
Saat itu, admin Zendo juga memberikan pilihan driver. Saya memilih driver perempuan. Admin Zendo kemudian meminta saya untuk menunggu. Nanti jika pihaknya sudah mendapatkan driver, mereka akan menghubungi. Namun, setelah 10 menit menunggu, driver saya tak kunjung tiba.
“Halo, Kak sudah 10 menit kami menyiapkan driver. Namun, hingga saat ini belum ada respon positif Kak. Jika kami menambah waktu 10 menit kembali untuk menyiapkan driver-nya apakah berkenan Kak?” tanya admin Zendo.
Saya pun memutuskan untuk menunggu. Toh, masih ada ibu penjual salak yang menemani saya mengobrol. Dia juga sedang menunggu jemputan dari anaknya yang menggunakan sepeda motor.
Belum bisa menerima layanan yang lokasinya di luar jangkauan
10 menit kemudian, admin Zendo menge-chat saya kembali. Ia meminta maaf karena sudah 20 menit berlalu, belum ada driver yang bersedia menjemput saya. Admin tersebut beralasan bahwa estimasi lokasi saya terlalu.
“Kak, mohon maaf sekali Kak. Hingga saat ini belum ada driver yang bersedia, karena estimasinya jauh, serta ada yang sudah mengambil order-an,” tulis admin Zendo, mencantumkan emoticon sedih di ujung teksnya.
Saya pun tak membalasnya lagi. Saya sudah terlalu kecewa. Pikir saya, Zendo bisa membantu dengan layanannya yang aksesibel. Ia sendiri mengklaim telah hadir di 70 kabupaten dan kota dengan 700 ojek, 2 ribu mitra layanan, dan 20 ribu pelanggan aktif. Jadi saya pikir bisa memesan dari mana saja.
Saya yang gusar dan takut tidak bisa pulang, akhirnya tak jadi memesan Zendo dan memesan ojek online via aplikasi. Saya mau yang pasti-pasti. Toh, harganya pun sama saja. Rp38 ribu dari Nawang Jagad ke kantor Mojok. Namun, sebelum driver saya tiba, anak pedagang salak tadi sudah tiba duluan.
Perempuan yang berusia sekitar 20-an lebih itu bertanya, apakah saya sudah mendapat transportasi? Saya pun bilang belum, karena ternyata driver saya juga belum nyantol. Perempuan itu memberitahu kalau di Nawang Jagad memang susah cari ojek online.
“Di sini memang sulit Kak, mending saya antar sampai halte nanti kakak pesan dari sana,” ucapnya menawarkan bantuan.
Saya pun manut-manut saja, walaupun tak lama kemudian driver aplikasi yang sudah saya pesan tersedia. Namun, saya batalkan saat di perjalanan dan kembali memesannya di sekitar halte. Sepertinya, saya akan pesan lewat Zendo jika sedang tidak buru-buru.
Penulis: Aisyah Amira Wakang
Editor: Muchamad Aly Reza
BACA JUGA: Nggak Ngojol Nggak Makan: Kisah Kami yang Bergaji Pas-pasan dan Korban PHK Menyambung Hidup dengan Jadi Driver Ojol atau liputan Mojok lainnya di rubrik Liputan.