Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Liputan Ragam

Tertipu Tawaran Kerja di Jakarta, Gaji Pertama Dirapel 2 Bulan, Setelahnya Kerja Ekstra tapi Tak Digaji hingga 4 Tahun Kemudian

Muchamad Aly Reza oleh Muchamad Aly Reza
12 Maret 2025
A A
Tertipu kerja di startup Jakarta, gaji dirapel 2 bulan hingga tak dibayar 3 tahun kemudian MOJOK.CO

Ilustrasi - Tertipu kerja di startup Jakarta, gaji dirapel 2 bulan hingga tak dibayar 3 tahun kemudian. (Ega Fansuri/Mojok.co)

Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

Tidak ada kecurigaan saat seorang Chief Marketing Officer (CMO) sebuah startup di Jakarta memberi tawaran kerja. Sampai akhirnya, gaji tak kunjung turun hingga empat tahun kemudian.

***

Fanisa (bukan nama sebenarnya), semula adalah seorang freelancer desainer grafis. Singkat cerita, suatu kali di tahun 2021, dia “dipertemukan” dengan seorang CMO startup asal Jakarta.

CMO itu menawari Fanisa proyek freelance. Karena angkanya cocok untuk ukuran freelance, Fanisa ambil tanpa pikir panjang.

“Proyek pertama itu berjalan lancar, sistem kontrak dan gaji aman. Dia (si CMO) bikin aku percaya sama dia. Chemistry mulai kebangun di kerjaan,” ungkap perempuan asal Bandung tersebut, Jumat (7/2/2025) lalu.

Kerja ekstra di startup Jakarta,  tapi gaji nggak ada

Proyek pertama tersebut ternyata bukan dari startup milik CMO yang Fanisa maksud. Baru setelah proyek itu lancar, karena merasa cocok dengan kinerja Fanisa, CMO itu menawari Fanisa join kerja di startup Jakarta milik si CMO. Sebuah startup yang bergerak di bidang pengembangan diri/bootcamp.

“Sebulan aku jalanin, ternyata tekanannya cukup ekstra. Sering kali kerja di luar jam kerja. Meeting sampai jam 1 malam. Aku memutuskan untuk berhenti dan ternyata aku nggak digaji di bulan pertama,” ucap Fanisa.

Tak butuh waktu lama setelah Fanisa berhenti, CMO startup Jakarta itu kembali “mendatangi” Fanisa. Kembali menawarinya proyek freelance dengan posisi sebagai desainer grafis.

Menimbang pengalaman buruk sebelumnya, Fanisa tentu saja tak langsung mengiyakan. Akan tetapi, karena kali itu negosiasi salary-nya jelas, Fanisa menerima tawaran si CMO lagi.

Gaji dirapel 2 bulan

Proses negosiasi salary itu memang berlangsung meyakinkan. Membuat Fanisa agak terperdaya, sehingga terlanjur menaruh percaya pada CMO startup Jakarta tersebut.

“Sistem payment-nya dua bulan sekali, kliennya product nugget. Kontraknya empat bulan,” terang Fanisa.

Rinciannya, salary per satu bulan yang Fanisa terima adalah Rp1,5 juta. Karena cair dua bulan sekali, maka per dua bulan dia menerima Rp3 juta.

Sialnya, dan ini yang menjadi pelajaran bagi Fanisa, saat proses negosiasi sebelumnya Fanisa luput meminta surat kontrak. Alhasil, Fanisa menjadi korban tidak bertanggungjawabnya startup tersebut terhadap pekerja.

“Dua bulan pertama, aku dibayar penuh. Dua bulan berikutnya, pembayaranku di-hold sama si CMO startup Jakarta ini, dengan alasan katanya si klien belum payment dan dia lagi push klien buat bayar,” jelas Fanisa.

Iklan

“Lalu aku sampaikan itu sama temenku yang satu proyek. Ternyata mereka tetap dapat salary. Aku tanya timku yang lain, ternyata sama, mereka semua dibayar. Cuma aku yang nggak,” sambungnya.

CMO startup Jakarta tak kasih gaji hingga 3 tahun kemudian

Si CMO sebenarnya menjanjikan akan membayar Fanisa di bulan depan. Setelah ditunggu, nyatanya tak kunjung dibayar juga.

“Aku terus follow-up dia. Awal-awal dia bales minta maaf dengan alasan berbeda-beda. Dia bilang klien belum bayar lah, uang lagi diputer dulu ke proyek lain lah,” gerutu Fanisa.

“Sampai akhirnya dia sama sekali nggak bales chat aku hingga hari ini,” imbuhnya. “Padahal aku cuma mau hak atas kerjaku dibayar.”

Karena tak kunjung ada kejelasan, Fanisa memutuskan berhenti berhubungan dengan startup Jakarta itu. Toh syukurnya, pada 2022 dia mendapat kerjaan fulltime yang lebih baik. Pekerjaan yang dia jalani hingga sekarang.

Empat tahun berlalu begitu saja. Dan si CMO sama sekali tidak menunjukkan iktikad bakal membayar hak atas apa yang telah Fanisa kerjakan. Alhasil, pada 2024 lalu, Fanisa sempat iseng menghubungi istri si CMO.

Tentu sayang juga jika mengikhlaskan uang hasil kerja keras tidak dibayarkan dengan semestinya. Maka, Fanisa meminta si istri CMO agar suaminya itu bertanggungjawab: menuntaskan pembayaran salary Fanisa.

“Istrinya cuma satu kali balas, minta maaf, dan bilang sudah follow up ke suaminya,” kata Fanisa. Tapi ya tidak ada yang berubah. Gaji Fanisa tetap tak dibayarkan.

Sebuah plot twist

“Ada plot twist-nya, sih. Setelah proyek yang melibatkan aku, ternyata temanku diajak lagi si CMO di proyek lain. Kalau sebelumnya temenku ini dibayar, di proyek setelahnya nggak dibayar,” beber Fanisa.

Pola proyek yang startup Jakarta itu lakukan sama: setiap ada proyek, minta karyawan freelance ngajak teman sekalian. Setelah proyek kelar, si karyawan freelance tidak dibayar. Yang dibayar adalah teman yang diajak. Begitu seterusnya.

Fanisa adalah teman dari Diana yang sebelumnya juga berbagi cerita serupa kepada Mojok. Keduanya sama-sama asal Bandung, sama-sama korban ketidakjelasan sistem penggajian di dua startup berbeda.

Sama motifnya dengan Diana, Fanisa membagikan ceritanya kepada Mojok dengan harapan: para calon pekerja—yang membaca laporan ini—tetap teliti dalam menerima setiap tawaran pekerjaan. Terutama bagi perempuan. Kepolosan perempuan biasanya jadi sasaran empuk startup-startup tidak bertanggungjawab.

Penulis: Muchamad Aly Reza
Editor: Ahmad Effendi

BACA JUGA: Keluh Kesah Pekerja di Bandung Punya Bos Banyak Drama, Dipecat H-2 Gajian Gara-gara Abaikan WA Bos yang Tak Masuk Akal atau liputan Mojok lainnya di rubrik Liputan

 

 

 

 

 

 

 

Terakhir diperbarui pada 12 Maret 2025 oleh

Tags: jakartaloker jakartaloker palsupenipuan loker
Muchamad Aly Reza

Muchamad Aly Reza

Reporter Mojok.co

Artikel Terkait

Pasar Petamburan di Jakarta Barat jadi siksu perjuangan gen Z lulusan SMA. MOJOK.CO
Ragam

Pasar Petamburan Jadi Saksi Bisu Perjuangan Saya Jualan Sejak Usia 8 Tahun demi Bertahan Hidup di Jakarta usai Orang Tua Berpisah

19 Desember 2025
Gagal dan tertipu kerja di Jakarta Barat, malah hidup bahagia saat pulang ke desa meski ijazah S1 tak laku dan uang tak seberapa MOJOK.CO
Ragam

Dipecat hingga Tertipu Kerja di Jakarta Barat, Dicap Gagal saat Pulang ke Desa tapi Malah bikin Ortu Bahagia

19 Desember 2025
UMP Jogja bikin miris, mending kerja di Jakarta. MOJOK.CO
Ragam

Menyesal Kerja di Jogja dengan Gaji yang Nggak Sesuai UMP, Pilih ke Jakarta meski Kerjanya “Hectic”. Toh, Sama-sama Mahal

17 Desember 2025
Alumnus ITB resign kerja di Jakarta dan buka usaha sendiri di Bandung. MOJOK.CO
Sosok

Alumnus ITB Rela Tinggalkan Gaji Puluhan Juta di Jakarta demi Buka Lapangan Kerja dan Gaungkan Isu Lingkungan

12 Desember 2025
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

borobudur.MOJOK.CO

Borobudur Moon Hadirkan Indonesia Keroncong Festival 2025, Rayakan Serenade Nusantara di Candi Borobudur

15 Desember 2025
SD Negeri 3 Imogiri Bantul: Belajar Bergerak dan Bertumbuh lewat Sepak Bola Putri

SD Negeri 3 Imogiri Bantul: Belajar Bergerak dan Bertumbuh lewat Sepak Bola Putri

18 Desember 2025
Ketakutan pada Ular yang Lebih Dulu Hadir daripada Pengetahuan

Ketakutan pada Ular yang Lebih Dulu Hadir daripada Pengetahuan

17 Desember 2025
Riset dan pengabdian masyarakat perguruan tinggi/universitas di Indonesia masih belum optimal MOJOK.CO

Universitas di Indonesia Ada 4.000 Lebih tapi Cuma 5% Berorientasi Riset, Pengabdian Masyarakat Mandek di Laporan

18 Desember 2025
Menteri Kebudayaan Fadli Zon dan Wali Kota Agustina Wilujeng ajak anak muda mengenal sejarah Kota Semarang lewat kartu pos MOJOK.CO

Kartu Pos Sejak 1890-an Jadi Saksi Sejarah Perjalanan Kota Semarang

20 Desember 2025
Pamong cerita di Borobudur ikuti pelatihan hospitality. MOJOK.CO

Kemampuan Wajib yang Dimiliki Pamong Cerita agar Pengalaman Wisatawan Jadi Bermakna

16 Desember 2025

Video Terbaru

SD Negeri 3 Imogiri Bantul: Belajar Bergerak dan Bertumbuh lewat Sepak Bola Putri

SD Negeri 3 Imogiri Bantul: Belajar Bergerak dan Bertumbuh lewat Sepak Bola Putri

18 Desember 2025
Ketakutan pada Ular yang Lebih Dulu Hadir daripada Pengetahuan

Ketakutan pada Ular yang Lebih Dulu Hadir daripada Pengetahuan

17 Desember 2025
Undang-Undang Tanjung Tanah dan Jejak Keadilan di Sumatera Kuno pada Abad Peralihan

Undang-Undang Tanjung Tanah dan Jejak Keadilan di Sumatera Kuno pada Abad Peralihan

14 Desember 2025

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.