Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Liputan Ragam

Awal Mula Ada Teh Manis di Jawa dan Indonesia

Agung Purwandono oleh Agung Purwandono
25 Desember 2023
A A
Awal Mula Ada Teh Manis di Jawa dan Indonesia MOJOK.CO

Ilustrasi Awal Mula Ada Teh Manis di Jawa dan Indonesia. (Ega Fansuri/Mojok.co)

Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

Tradisi minum teh manis di Indonesia awalnya tidak ada. Di kemudian hari, minum teh khususnya di Jawa punya filosofi tersendiri, wangi, panas, legi, dan kentel (wasgitel). Bagaimana kebiasaan minum teh masuk ke kehidupan sehari-hari masyarakat Indonesia?

Karakter minuman teh di Pulau Jawa, khususnya di Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta itu wasgitel ada juga yang menyebutnya nasgitel (panas, legi, dan kentel) atau panas, manis, dan kental. 

“Filosofinya yaitu sabar narimo. Artinya teh itu bisa dinikmati di segala suasana, cita rasa wangi, manis itu mengharmonikan jiwa dan raga kita. Menjadi seseorang yang patut bersyukur pada Gusti Allah,” kata Kustamiyati Bambang, peneliti dari Balai Penelitian Teh dan Kina di Bandung Selatan saat sesi Grand Master Tea Ceremony Performance di Momotaro Festival 2023 yang berlangsung di Pendopo Agung Royal Ambarrukmo (24/12/2023).

Saat itu, Kustamiyati menjawab salah seorang tamu undangan yang bertanya, jika tradisi minum teh di Jepang atau yang dikenal dengan istilah chado, memiliki makna filosofis, apakah upacara minum teh di Keraton Yogyakarta atau yang dikenal dengan nama patehan juga memiliki filosofis. 

Setiap daerah di Indonesia punya karakter minum teh sendiri-sendiri

Kustamiyati lantas bercerita jika teh yang tersebar di Jawa Tengah dan Yogyakarta merupakan kombinasi dari teh hijau dan melati atau jasmine tea, termasuk teh yang ada di Keraton Yogyakarta. Baik teh yang ada di Keraton Yogyakarta maupun masyarakat di kedua daerah memiliki cita rasa manis atau jadi teh manis karena penggunaan gula. 

“Setiap daerah di Indonesia itu punya karakter teh maupun cara minumnya masing  masing, karena sifatnya yang fleksibel,” kata Kustamiyati. 

Menurut Kustamiyati, awalnya Belanda mendatangkan biji teh dari Jepang. Namun, ternyata biji tersebut tidak tumbuh bisa tumbuh di Nusantara. Pemerintah kolonial Belanda kemudian mendatangkan biji atau bibit teh dari daerah India bagian utara yaitu berjenis Camellia varietas Assamica.

Ternyata varietas ini sangat cocok. Sejak itu, tanaman teh menjadi salah satu primadona ekspor pemerintah kolonial Belanda. “Produksi teh hitam itu kemudian hampir 100 persen di ekspor karena nilainya yang tinggi,” kata Kustamiyati.

Teh hitam adalah daun teh yang pengolahannya melewati proses oksidasi sehingga daun berwarna hitam. 

Menurut Kustamiyati, masyarakat biasa saat itu tidak bisa bebas menikmati teh. Kalaupun bisa itu hanya sisa-sisa pengolahan berupa batangnya saja, atau ada juga yang curi-curi daun teh untuk bisa menikmatinya. 

Teh rakyat ini menurut Kustamiyati punya cita rasa yang tidak enak. Lantas, orang-orang perantauan dari Tiongkok yang saat itu tinggal di pesisir, terutama daerah pantura mengolah teh ini menjadi nikmat setelah menambahkan bunga melati.

Bagaimana teh manis kemudian tercipta?

Saat itu teh yang masyarakat biasa nikmati juga bukan teh hitam tapi teh hijau. Hal ini karena proses pembuatan teh hijau tidak seribet pembuatan teh hitam. Teh hijau cara pembuatannya lebih sederhana, cukup dengan mengeringkan. 

Selain menggalakan perkebunan teh, pemerintah Hindia Belanda saat itu juga menggalakan perkebunan tebu. Lagi-lagi untuk keperluan ekspor. Wilayah Jawa Tengah, Jawa Timur, dan DIY sangat cocok untuk perkebunan tebu sekaligus pabriknya. 

Amsterdam 1914 menyatakan bahwa pada tahun tersebut ada 191 pabrik gula yang aktif berproduksi, sedangkan dari peta ‘Kaart der Suikerfabrieken, Spoor en Tramwegen van Java en Madoera, Bijgewerkt tot 1 Juni 1925 juga dari sumber Cartography. Inr. J.H. de Bussy, Amsterdam, menunjukkan di Jawa pada tahun 1925 ada sekitar 200 pabrik gula yang aktif berproduksi.

Iklan

Di Yogyakarta sendiri, untuk wilayah yang tidak begitu luas, ada sekitar 19 pabrik gula. Pabrik gula pertama di Yogyakarta berdiri tahun 1861.

Banyaknya pabrik gula ini mempengaruhi cita rasa kuliner di kawasan yang ada pabrik gula. Salah satunya adalah minumannya. Meski gula pasir yang berkualitas baik diekspor, masyarakat masih bisa mengakses gula dengan kualitas rendah. Sejak itu, masyarakat mulai terbiasa menikmati sajian teh manis sebagai minuman. 

Kebiasaan minum teh manis ini kemudian menyebar di Indonesia, meski masih ada masyarakat yang tidak terbiasa minum teh manis. Sebut saja di Jawa Barat yang masyarakatnya lebih terbiasa dengan teh tawar daripada teh manis.

Momotaro Festival 2023, mengenalkan budaya dan tradisi dari dari Jogja dan Jepang.
Ceremony pembukaan Momotaro Festival 2023 di Royal Ambarrukmo, Minggu (24/12/2023). (Agung P/Mojok.co)

Bagaimana teh masuk Keraton Yogyakarta?

Menurut Kustamiyati, tradisi minum teh di Keraton Yogyakarta awalnya dari warga di Kampung Patehan yang meramu dan menyeduh teh khas jawa. Melihat antusiasme masyarakat di kampung itu, Keraton Yogyakarta mengapresiasi dengan cara membuatkan dapur khusus yang saat ini dinamakan Gedhong Patehan.

Menurut Kustamiyati, tradisi patehan menunjukkan bagaimana proses dalam membuat teh itu dilakukan dengan hati dan nurani. Tata cara pengolahan dan penyajiannya adalah sebuah ilmu dan seni yang sarat makna. “Teh itu juga bermakna hening, tapi juga berbicara tentang semangat yang membara dan optimisme. Memelihara jiwa dan raga. Lebih dari itu mengonsumsi teh itu wujud syukur kepada Tuhan,” kata Kustamiyati.

Tradisi Patehan di Keraton Yogyakarta ini tersaji dalam Festival Momotaro 2023 yang berlangsung di Pendopo Agung Royal Ambarrukmo (24/12/2023). Kegitan ini diselenggarakan oleh Jaringan Masyarakat Budaya Nusantara (JMBN) berkolaborasi Culpedia Jepang sebagai perayaan 38 tahun persahabatan Yogyakarta Kyoto. Serta peringatan 65 tahun hubungan bilateral Indonesia Jepang dalam bentuk akulturasi budaya tradisional Jawa khususnya Yogyakarta dan Jepang. 

Beberapa acara yang berlangsung selain penyajian tradisi patehan di Yogyakarta dan chado dari Jepang yaitu wayang menggunakan bahasa jawa, namun membawakan kisah cerita dari Jepang berjudul Momotaro, dialog budaya, pertunjukan kesenian dan kuliner dari dua negara.

Penulis: Agung Purwandono
Editor: Hammam Izzuddin

BACA JUGA Kanal Van Der Wijck, Alasan Mengapa Masakan di Yogya Memiliki Rasa Manis

Cek berita dan artikel lainnya di Google News

Terakhir diperbarui pada 25 Desember 2023 oleh

Tags: Kulinermomotaru festivaltehteh manis
Agung Purwandono

Agung Purwandono

Jurnalis di Mojok.co, suka bercocok tanam.

Artikel Terkait

Gara-gara Kakek dari India, buka nasi biryani MOJOK.CO
Kuliner

Gara-gara Kakek dari India, Suami Istri Buka Rumah Makan Nasi Biryani di Jogja

9 September 2025
3 Dosa Penjual Gudeg yang Merusak Rasa dan Bikin Wisatawan Kapok Kulineran di Jogja Mojok.co
Pojokan

3 Dosa Penjual Gudeg yang Merusak Rasa dan Bikin Wisatawan Kapok Kulineran di Jogja

18 Agustus 2025
3 Dosa Pedagang Es Teh Jumbo Cuan, tapi Bahaya untuk Pembeli (Unsplash)
Pojokan

3 Dosa Pedagang Es Teh Jumbo yang Menguntungkan Mereka tetapi Sangat Merugikan Pembeli

4 Juli 2025
Tongseng enthog Pak Badi Kudus, kuliner enak dari Kudus.
Kuliner

Tongseng Enthog Pak Badi Kudus, Kuliner Warisan Bapak untuk Anak yang Suka Touring

13 Mei 2025
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Bakpia Mojok.co

Sentra Bakpia di Ngampilan Siap Jadi Malioboro Kedua

1 Desember 2025
banjir sumatra.mojok.co

Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?

4 Desember 2025
Macam-macam POV orang yang kehilangan botol minum (tumbler) kalcer berharga ratusan ribu MOJOK.CO

Macam-macam POV Orang saat Kehilangan Tumbler, Tak Gampang Menerima karena Kalcer Butuh Dana

28 November 2025
jogjarockarta.MOJOK.CO

Mataram Is Rock, Persaudaraan Jogja-Solo di Panggung Musik Keras

3 Desember 2025
Warung makan gratis buat Mahasiswa Asal Sumatra yang Kuliah di Jogja. MOJOK.CO

5 Warung Makan di Jogja yang Gratiskan Makanan untuk Mahasiswa Rantau Asal Sumatra Akibat Bencana

4 Desember 2025
waspada cuaca ekstrem cara menghadapi cuaca ekstrem bencana iklim indonesia banjir longsor BMKG mojok.co

Alam Rusak Ulah Pemerintah, Masyarakat yang Diberi Beban Melindunginya

1 Desember 2025
Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.