Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Liputan Ragam

Running Date alias PacaRun, Tren FOMO Lari Bareng Pasangan yang “Lebih Meresahkan” ketimbang Joki Strava

Muchamad Aly Reza oleh Muchamad Aly Reza
11 Juli 2024
A A
Running date, tren jogging atau lari bareng pasangan yang lebih meresahkan ketimbang joki Strava MOJOK.CO

Ilustrasi - Running date, tren jogging atau lari bareng pasangan yang lebih meresahkan ketimbang joki Strava. (Ega Fansuri/Mojok.co)

Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

Selain joki Strava, running date belakangan juga menjadi tren di kalangan banyak orang. Tren tersebut di satu sisi ternyata membuat beberapa orang yang biasa jogging merasa agak resah dan risih.

***

Dalam seminggu pertama bulan Juli 2024, media sosial sempat gaduh dengan munculnya fenomena joki Strava. Yakni ketika ada orang rela membayar orang lain untuk lari alias jogging. Lalu hasil dari jogging yang terekam di Strava akan dikirm ke orang yang order untuk kemudian ia unggah di media sosial.

Fenomena tersebut sontak membuat banyak warganet tak habis pikir. Kok sebegitunya ada orang yang haus validasi. Rela bayar orang buat lari demi terlihat sporty. Fenomena joki Strava pun akhirnya jadi obrolan di meja-meja tongkrongan.

Melalui X, saya sempat mencoba menyisir, barangkali ada orang yang sedang buka jasa joki Strava. Lalu ketemu lah Ragas (27) yang ternyata berasal dari Surabaya.

Dalam cuitannya di X, Ragas memberikan semacam price list terkait joki Strava. Kolom komentarnya pun cukup ramai oleh orang-orang yang hendak order. Entah mereka bercanda atau benar-benar serius pengin joki.

“Duh, saya sebenarnya cuma bercandaan itu,” ujar Ragas saat kemudian saya hubungi, Selasa, (9/7/2024) lalu.

Ragas memang aktif jogging di beberapa area di Surabaya. Paling sering misalnya di Lapangan Thor. Tapi ia memang tidak sedang membuka jasa joki Strava. Cuitannya tersebut sebenarnya malah bernada sinis. Ia tak habis pikir, kalau mau terlihat sehat, ya olahraga lah, bukan malah pakai joki.

“Tapi ada yang nggak kalah ngeselin dari joki Strava, yaitu tren running date atau lari bareng ayang yang belakangan lagi marak,” sambung Ragas.

Kesel dengan orang yang FOMO Running date

Lari bareng pasangan alias running date sebenarnya hal yang biasa dan sudah ada sejak lama. Tapi belakangan, aktivitas tersebut seolah menjadi sebuah tren baru. Sehingga banyak orang yang tak mau ketinggalan. Ragas tak segan-segan menyebutnya orang-orang FOMO.

Menurut Ragas, lagi-lagi sebenarnya persoalan validasi. Orang yang punya pasangan tak mau ketinggalan running date karena ingin mendapat cap sebagai pasangan yang sehat dan sporty.

Di penghujung Juni 2024 lalu, saat Ragas jogging di beberapa titik di Surabaya, running date menjadi pemandangan yang berseliweran.

“Agak risih karena larinya nggak seberapa, tapi selebihnya cuma foto-foto selfie berdua. Akhirnya kan kelihatan FOMO banget,” gerutu Ragas.

Running date, tren jogging atau lari bareng pasangan yang lebih meresahkan ketimbang joki Strava MOJOK.CO
Ilustrasi lari bareng pasangan. (Miguel A. Amutio/Unsplash)

“Kalau yang anak-anak kuliahan mungkin cuma sebatas itu. Tapi ada juga bocil-bocil SMA yang ikut tren itu. Terus di jalan nggak sungkan alem-aleman (bermesraan). Itu kan jadi agak mengganggu ya,” sambung pemuda asli Surabaya tersebut.

Iklan

Tapi ya sudahlah. Bagi Ragas, masih syukur kalau ada pasangan yang mulai bergerak hidup sehat. Meskipun larinya cuma sedikit, tapi paling tidak sudah sempat berlari.

Running date itu tren positif

Pendapat yang berlainan diberikan oleh Zea (22), perempuan asal Bekasi, Jawa Barat, yang kebetulan memiliki banyak teman yang cukup gandrung dengan olahraga lari. Bahkan beberapa temannya di Bekasi dan Jakarta sampai ada yang membuat klub lari. Hanya saja Zea tak tergabung di dalamnya.

Zea mengaku kerap main-main di kawasan Stadion Utama Gelora Bung Karno (GBK). Di sana memang makin ramai orang jogging. Termasuk juga ramai pemandangan running date yang kalau pakai bahasa Zae disebut paca-run.

“Sepenglihat aku, mereka sering kali lari di GBK pas weekdays biasanya timing-nya itu after office hours. Kalau weekend, sering kalinya mereka ikut trek car free day,” jelas Zea saat saya hubungi, Rabu (10/7/2024) siang WIB.

Berbeda dari Ragas, Zea justru menyambut positif tren tersebut. Menurutnta, running date adalah ide yang cukup kreatif dan produktif. Jauh lebih baik pula ketimbang joki Strava yang bayar orang buat lari (enggan lari sendiri).

“Beberapa orang mungkin awalnya ikut karena FOMO. Tapi semakin ke sini aku lihatnya mostly dari mereka, khususnya yang aku lihat dari temen-temen aku, lama-lama jadi nyaman dan ngerasa kalau lari ini olahraga yang simple, seru, tapi tetep menyehatkan,” ungkap Zea.

“Selain termotivasi karena efek positif dari olahraga lari itu sendiri, jadi banyak juga yang termotivasi soalnya kapan lagi bisa produktif sama doi hehehe,” sambung perempuan periang tersebut.

Jangan buang sampah sembarangan

Bagi Zea, tren lari bareng pasangan itu tren positif dan tidak mengganggu. Kalau toh ada yang terganggu, paling ya jomblo-jomblo ngenes lah.

Oleh karena itu, Zea berharap pasangan yang running date tetap menjaga ketertiban agar tren tersebut tidak mendapat cap negatif. Satu yang Zea soroti adalah masalah buang sampah.

“Beberapa runners ada yang belum melek soal pentingnya kebersihan. Jadinya sering kali buang sampah secara ngasal di jalanan. Atau habis minum botolnya digeletakin gitu aja di trotoar,” kata Zea.

Nah, Zea berharap para pasangan yang sedang lari bareng tidak melakukan hal-hal tak terpuji semacam itu. Malah kalau bisa, para pasangan ini harus memberi contoh kepada para runners yang tidak tertib perihal buang sampah.

Dengan begitu, olahraga lari ini tidak hanya berakhir sebagai olaharga yang menyehatkan untuk diri sendiri, tapi juga menyehatkan lingkungan.

Penulis: Muchamad Aly Reza
Editor: Hammam Izzuddin

BACA JUGA: Driver Grab Menolong Saya dari Ancaman Terlunta-lunta di Semarang yang Kejam dan Berisi Banyak Aksi Licik ke Orang Lemah

Ikuti berita dan artikel Mojok lainnya di Google News.

Terakhir diperbarui pada 11 Juli 2024 oleh

Tags: joggingjogging bareng pasanganjoki stravalari bareng pasanganolahraga laripaca runpacarunrunning datestrava
Muchamad Aly Reza

Muchamad Aly Reza

Reporter Mojok.co

Artikel Terkait

Sudah Nggak Zaman Jualan Romantisasi Jogja Pake Kenangan dan Kenyamanan, Saatnya Jualan Jogja sebagai Kota yang Bisa Bikin Kamu Sehat dan Bugar
Pojokan

Sudah Nggak Zaman Jualan Romantisasi Jogja Pake Kenangan dan Kenyamanan, Saatnya Jualan Jogja sebagai Kota yang Bisa Bikin Kamu Sehat dan Bugar

26 Juni 2025
Menanti Anies Mengajak Ganjar Pranowo Olahraga Gulat MOJOK.CO
Esai

Menanti Anies Mengajak Ganjar Pranowo Olahraga Gulat

30 Mei 2023
Jogging Bersama Ganjar Memberi Banyak Manfaat, Masak Pak Anies Nggak Mau Ikut? MOJOK.CO
Esai

Jogging Bersama Ganjar Memberi Banyak Manfaat, Masak Pak Anies Nggak Mau Ikut?

26 Mei 2023
cara menurunkan berat badan MOJOK.CO
Penjaskes

Cara Menurunkan Berat Badan yang Sehat dan Dianjurkan Dokter

3 April 2019
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

musik rock, jogjarockarta.MOJOK.CO

JogjaROCKarta 2025: Merayakan Perpisahan dengan Kemegahan

5 Desember 2025
Gen Z fresh graduate lulusan UGM pilih bisnis jualan keris dan barang antik di Jogja MOJOK.CO

Gen Z Lulusan UGM Pilih Jualan Keris, Tepis Gengsi dari Kesan Kuno dan Kerja Kantoran karena Omzet Puluhan Juta

2 Desember 2025
Warung makan gratis buat Mahasiswa Asal Sumatra yang Kuliah di Jogja. MOJOK.CO

5 Warung Makan di Jogja yang Gratiskan Makanan untuk Mahasiswa Rantau Asal Sumatra Akibat Bencana

4 Desember 2025
Para penyandang disabilitas jebolan SLB punya kesempatan kerja setara sebagai karyawan Alfamart berkat Alfability Menyapa MOJOK.CO

Disabilitas Jebolan SLB Bisa Kerja Setara di Alfamart, Merasa Diterima dan Dihargai Potensinya

2 Desember 2025
pendidikan, lulusan sarjana nganggur, sulit kerja.MOJOK.CO

Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada

5 Desember 2025
8 tahun merantau di Jakarta akhirnya resign. MOJOK.CO

Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama

4 Desember 2025
Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.