Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Liputan Ragam

Perjuangan Perempuan di Pasar Giwangan Jogja, Tak Pulang Berhari-hari hingga Cedera Demi Keluarga

Hammam Izzuddin oleh Hammam Izzuddin
12 Januari 2024
A A
buruh gendong pasar giwangan jogja. MOJOK.CO

Ilustrasi buruh gendong yang kuat meski memikul beban berat (Ega Fansuri/Mojok.co)

Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

Giwangan merupakan titik yang tak pernah istirahat di selatan Jogja. Di antara pasar dan terminal yang berhadap-hadapan, saya mendengar tangis perempuan buruh gendong yang menjalani beratnya kehidupan.

Bus-bus lalu lalang keluar dan masuk Terminal Giwangan, Jogja. Namun, pagi itu, saya memilih untuk pergi ke seberangnya, ke dalam Pasar Buah Giwangan. Sekadar untuk mencari sarapan dan melihat hiruk pikuk manusia di dalam.

Motor saya parkirkan dan saya melangkah ke sebuah angkringan milik ibu-ibu yang dari tadi tampak cerewet melayani pelanggan. Segelas teh hangat saya pesan sambil mencicipi gorengan hangat di sana.

Angkringan adalah titik yang tepat untuk diam sambil mendengar denyut nadi kehidupan. Di sekitar Pasar Buah Giwangan, perempuan memang tampak lebih dominan jumlahnya ketimbang laki-laki. Mereka hidup dari berdagang dan menjadi buruh bagi para majikan.

Sambil menyesap rokok, saya memperhatikan para buruh gendong yang daritadi tak pernah berhenti hilir mudik memanggul keranjang. Ada yang memanggul keranjang dengan muatan buah semangka dengan ukuran cukup besar. Ia melangkah pelan dari dalam bangunan pasar menuju sebuah mobil bak terbuka di parkiran.

Usai meletakkan keranjang berisi semangka tersebut. Perempuan buruh gendong segera kembali ke dalam. Lalu dalam sekejap sudah kembali mengangkat kardus berisi mangga menuju mobil yang sama.

Selepas itu, seorang lelaki menyerahkan beberapa lembar uang. Buruh gendong itu lalu sedikit mengangguk, mulutnya tampak mengucap terima kasih lalu kembali melenggang ke dalam los pasar.

Tangis perempuan di peti buah

Teh masih setengah gelas, namun saya semakin penasaran untuk masuk ke dalam area penjual buah. Mencoba berinteraksi dengan beberapa buruh gendong ada di setiap sudut pasar.

buruh gendong di pasar giwangan jogja.MOJOK.CO
Sosok Ruminem, buruh gendong di Pasar Giwangan (Hammam Izzuddin/Mojok.co)

Beruntung, ada dua orang yang berkenan berbagi cerita, namanya Ruminem (55) dan Ngatini (50). Keduanya, berasal dari Lendah, Kulon Progo.

Ruminem sudah bekerja di Pasar Giwangan, Jogja sejak 2005. Pergi jauh dari keluarganya dengan hanya pulang tiga hari sampai seminggu sekali. Menaiki Bus Mulyo Jurusan Jogja – Purworejo yang melewati daerahnya. Saat tidak pulang ia tidur di sekitar pasar.

“Di sana alasnya pakai peti buah ini dijejer seperti dipan,” ujarnya seraya menunjuk sudut los pasar.

Ibu lima anak ini harus bekerja karena suaminya tidak mampu memberikan nafkah yang layak. Bahkan, ia bercerita kalau sering mendapat perkataan dan perlakuan kasar.

Nada suara Ruminem jadi berat saat menceritakan penggalan kisah hidupnya itu. Matanya memerah menyiratkan berat kenangan yang sudah terlewati lebih dari dua dekade silam.

“Saat itu saya nggak kuat dengan bentakan dan omongan kasar suami. Saya ingin buktikan bisa cari uang sendiri,” ujarnya bergetar. Air menetes dari pelupuk matanya. Ia menunduk, mengusap wajah, tak ingin terlihat lemah.

Iklan

Berat hidup di pasar ia jalani demi menghidup anak. Setiap hari, sejak subuh hingga jelang sore hari Ruminem bersama para buruh gendong lain siap sedia di sekitar los-los buah Pasar Giwangan. Menanti panggilan untuk membantu memikul belanjaan dari para pembeli.

Saat ini, sekali membantu menggendong belanjaan ia mendapat upah Rp5 ribu. Terkadang, ada yang memberi upah di bawah itu, tapi para buruh tetap mencoba bernegosiasi.

Bertahan di kerasnya kehidupan Pasar Giwangan

Menjadi buruh gendong di Pasar Giwangan tidaklah mudah. Terkadang mereka mengalami cedera. Ngatini misalnya, kakinya sring sulit menekuk karena beban berat yang harus ia pikul.

“Kakinya yang sakit tapi rasanya badan jadi nggak enak semua kalau lagi seperti itu,” keluhnya.

Ngatini juga pernah keseleo karena saat memikul peti berisi jambu. “Dulu mikul jambu, saat mau menaikkan ke atas mobil saya malah menggelimpang. Boyoke ora kuat,” ujarnya.

Punggungnya seperti terkilir. Namun, Ngatini memutuskan tetap bekerja keesokan harinya. Alhasil kondisinya semakin parah dan ia memutuskan pulang. Saat pulang ke rumah ia baru memijatkan punggungnya ke tukang urut.

Ngatinem dan Rumini adalah potret para buruh di Pasar Giwangan. Setidaknya, menurut catatan Dinas Perdagangan DIY menyebut jumlah buruh gendong di Pasar Giwangan mencapai 134 orang.

Penulis: Hammam Izzuddin

Editor: Agung Purwandono

BACA JUGA Cerita Sedih dari Orang-orang di Terminal Bungurasih, Gerbang Utamanya Surabaya

Cek berita dan artikel Mojok lainnya di Google News

Terakhir diperbarui pada 12 Januari 2024 oleh

Tags: buruh gendonggiwanganJogjapasar giwangan
Hammam Izzuddin

Hammam Izzuddin

Reporter Mojok.co.

Artikel Terkait

Kisah Kelam Pasar Beringharjo Jogja yang Tak Banyak Orang Tahu MOJOK.CO
Esai

Kisah Kelam Pasar Beringharjo Jogja di Masa Lalu yang Tak Banyak Orang Tahu

24 Desember 2025
Jogja Macet Dosa Pemerintah, tapi Mari Salahkan Wisatawan Saja MOJOK.CO
Esai

Jogja Mulai Macet, Mari Kita Mulai Menyalahkan 7 Juta Wisatawan yang Datang Berlibur padahal Dosa Ada di Tangan Pemerintah

23 Desember 2025
Pasar Kolaboraya tak sekadar kenduri sehari-dua hari. Tapi pandora, lentera, dan pesan krusial tanpa ndakik-ndakik MOJOK.CO
Liputan

Kolaboraya Bukan Sekadar Kenduri: Ia Pandora, Lentera, dan Pesan Krusial Warga Sipil Tanpa Ndakik-ndakik

23 Desember 2025
Benarkah Keturunan Keraton Jogja Sakti dan Bisa Terbang? MOJOK.CO
Esai

Benarkah Keturunan Keraton Jogja Sakti dan Bisa Terbang?

18 Desember 2025
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Era transaksi non-tunai/pembayaran digital seperti QRIS: uang tunai ditolak, bisa ciptakan kesenjangan sosial, hingga sanksi pidana ke pelaku usaha MOJOK.CO

Drama QRIS: Bayar Uang Tunai Masih Sah tapi Ditolak, Bisa bikin Kesenjangan Sosial hingga Sanksi Pidana ke Pelaku Usaha

26 Desember 2025
Praja bertanding panahan di Kudus. MOJOK.CO

Nyaris Menyerah karena Tremor dan Jantung Lemah, Temukan Semangat Hidup dan Jadi Inspirasi berkat Panahan

20 Desember 2025
Kisah Kelam Pasar Beringharjo Jogja yang Tak Banyak Orang Tahu MOJOK.CO

Kisah Kelam Pasar Beringharjo Jogja di Masa Lalu yang Tak Banyak Orang Tahu

24 Desember 2025
UGM.MOJOK.CO

Rp9,9 Triliun “Dana Kreatif” UGM: Antara Ambisi Korporasi dan Jaring Pengaman Mahasiswa

25 Desember 2025
Olahraga panahan di MLARC Kudus. MOJOK.CO

Regenerasi Atlet Panahan Terancam Mandek di Ajang Internasional, Legenda “3 Srikandi” Yakin Masih Ada Harapan

23 Desember 2025
Safari Christmas Joy jadi program spesial Solo Safari di masa liburan Natal dan Tahun Baru (libur Nataru) MOJOK.CO

Liburan Nataru di Solo Safari: Ada “Safari Christmas Joy” yang Bakal Manjakan Pengunjung dengan Beragam Sensasi

20 Desember 2025

Video Terbaru

Petung Jawa dan Seni Berdamai dengan Hidup

Petung Jawa dan Seni Berdamai dengan Hidup

23 Desember 2025
Sepak Bola Putri SD Negeri 3 Imogiri dan Upaya Membangun Karakter Anak

Sepak Bola Putri SD Negeri 3 Imogiri dan Upaya Membangun Karakter Anak

20 Desember 2025
SD Negeri 3 Imogiri Bantul: Belajar Bergerak dan Bertumbuh lewat Sepak Bola Putri

SD Negeri 3 Imogiri Bantul: Belajar Bergerak dan Bertumbuh lewat Sepak Bola Putri

18 Desember 2025

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.