Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Liputan Ragam

Perantau Madura dalam Catatan Orang Surabaya: Tangguh, Tapi Ada Satu Hal yang Perlu Diperhatikan Jika Merantau ke Daerah Orang

Muchamad Aly Reza oleh Muchamad Aly Reza
26 Maret 2024
A A
Perantau Madura dalam Catatan Orang Surabaya MOJOK.CO

Ilustrasi perantau Madura. (Ega Fansuri/Mojok.co)

Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

“Pergilan ke belahan dunia manapun, di sana pasti ada orang Madura”. Kira-kira begitulah anekdot di kalangan orang Surabaya untuk merespon fenomena perantau Madura yang tersebar di berbagai daerah, dari pulau Jawa, Papua, Kalimantan, bahkan di Arab Saudi pun ada loh perantau Madura.

Surabaya sendiri menjadi salah satu daerah dengan jumlah perantau Madura yang cukup besar. Tentu tak heran. Mengingat, Surabaya adalah kota besar yang bersebarangan persis dengan pulau berjuluk Pulau Garam tersebut.

Lebih-lebih sejak 2009 Surabaya dan Madura bisa terhubung secara langsung dengan Jembatan Suramadu, yang memudahkan akses mobilitas dari Madura ke Surabaya dan juga sebaliknya.

Di Surabaya, hampir setiap daerah pasti dihuni oleh perantau Madura. Terutama yang paling banyak yakni di daerah-daerah di Surabaya Utara. Di Surabaya sendiri, perantau Madura umumnya bekerja sebagai pedagang (membuka warung dan toko kelontong), tukang pangkas rambut, hingga sektor parkir pun mereka kuasai.

Atas fenomena tersebarnya perantau Madura di berbagai daerah tersebut, serta bagaimana mereka menyasar sektor-sektor yang saya sebut di atas sebagai upaya bertahan hidup, Antropolog UNAIR Surabaya, Dr. Mohammad Adib memberi komentarnya seperti yang Mojok kutip dari website resmi UNAIR Surabaya.

Perantau Madura vs perantau Minang

Menurut Adib, orang Madura adalah salah satu suku di Indonesia yang memang terkenal dengan budaya merantaunya. Tak kalah dari Minang yang juga terkenal sebagai suku perantau.

Hanya saja, Adib menyebut ada perbedaan yang cukup mencolok antara perantau Madura dengan perantau Minang.

Bagi orang Minang, laki-laki rasanya kurang paripurna jika belum merantau ke luar daerah. Hal tersebut lantaran orang Minang menganut sistem matrilineal. Yakni adat yang mengatur alur keturunan berasal dari pihak ibu (tidak punya hak warisan). Jadi orientsi utamanya lebih ke persoalan jati diri.

Sedangkan perantau Madura melanglang buana ke berbagai daerah tidak lain adalah dengan orientasi ekonomi.

“Mereka (perantau Madura) merantau karena mencari jalan hidup yang lebih sejahtera,” ungkap Antrolog UNAIR Surabaya tersebut.

Tanah Madura tak bisa diandalkan

Kata Adib, ada alasan kenapa orang Madura lebih memilih memburu kesejahteraan di daerah lain. Persoalan pertama, tanah di Madura tidak bisa jadi harapan untuk sektor pertanian karena sangat sulit ditanami.

Menyadari pertanian tak akan mampu menghidupi mereka, maka para perantau Madura itu pun kemudian berburu rezeki di daerah-daerah lain.

“Faktor ekologi seperti tanah yang tidak subur itulah yang memaksa mereka untuk merantau mencari mata pencaharian di daerah lain,” beber Adib.

Persoalan kedua, kuantitas atau jumlah orang Madura tidak berimbang dengan luas Pulau Madura itu sendiri. Populasi yang besar membuat Madura terasa sesak. Sehingga, terang Adib, sebagian besar orang Madura memilih keluar: merantau.

Iklan

“Tapi tak serta-merta Suku Madura saja yang merantau karena wilayah tak mencukupi. Ini juga berlaku bagi semua suku yang kuantitasnya banyak,” tutur dosen Etnografi Madura UNAIR Surabaya tersebut.

Baca halaman selanjutnya…

Perantau Madura harus tingkatkan skill

Halaman 1 dari 2
12Next

Terakhir diperbarui pada 27 Maret 2024 oleh

Tags: Maduraorang maduraperantau madurapilihan redaksiSurabayatoko maduraUNAIR Surabayawarung madura
Muchamad Aly Reza

Muchamad Aly Reza

Reporter Mojok.co

Artikel Terkait

Anugerah Wanita Puspakarya 2025, penghargaan untuk perempuan hebat dan inspiratif Kota Semarang MOJOK.CO
Kilas

10 Perempuan Inspiratif Semarang yang Beri Kontribusi dan Dampak Nyata, Generasi ke-4 Sido Muncul hingga Penari Tradisional Tertua

23 Desember 2025
elang jawa.MOJOK.CO
Ragam

Upaya “Mengadopsi” Sarang-Sarang Sang Garuda di Hutan Pulau Jawa

22 Desember 2025
Terpaksa jadi maling, buronan polisi, hingga masuk penjara karena lelah punya orang tua miskin MOJOK.CO
Ragam

Terpaksa Jadi Maling-Mendekam di Penjara karena Lelah Punya Orang Tua Miskin, Sejak Kecil Hanya Bisa Ngiler ke Hidup Enak Teman Sebaya

22 Desember 2025
UGM.MOJOK.CO
Ragam

Ketika Rumah Tak Lagi Ramah dan Orang Tua Hilang “Ditelan Layar HP”, Lahir Generasi Cemas

20 Desember 2025
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Gagal dan tertipu kerja di Jakarta Barat, malah hidup bahagia saat pulang ke desa meski ijazah S1 tak laku dan uang tak seberapa MOJOK.CO

Dipecat hingga Tertipu Kerja di Jakarta Barat, Dicap Gagal saat Pulang ke Desa tapi Malah bikin Ortu Bahagia

19 Desember 2025
Jogja Macet Dosa Pemerintah, tapi Mari Salahkan Wisatawan Saja MOJOK.CO

Jogja Mulai Macet, Mari Kita Mulai Menyalahkan 7 Juta Wisatawan yang Datang Berlibur padahal Dosa Ada di Tangan Pemerintah

23 Desember 2025
Drama sepasang pekerja kabupaten (menikah sesama karyawan Indomaret): jarang ketemu karena beda shift, tak sempat bikin momongan MOJOK.CO

Menikah dengan Sesama Karyawan Indomaret: Tak Seperti Berumah Tangga Gara-gara Beda Shift Kerja, Ketemunya di Jalan Bukan di Ranjang

17 Desember 2025
Sarjana nganggur digosipin saudara. MOJOK.CO

Dianggap Aib Keluarga karena Jadi Sarjana Nganggur Selama 5 Tahun di Desa, padahal Sibuk Jadi Penulis

22 Desember 2025
bapakmu kiper.MOJOK.CO

Fedi Nuril Jadi Mantan “Raja Tarkam” dan Tukang Judi Bola di Film Bapakmu Kiper

17 Desember 2025
Anugerah Wanita Puspakarya 2025, penghargaan untuk perempuan hebat dan inspiratif Kota Semarang MOJOK.CO

10 Perempuan Inspiratif Semarang yang Beri Kontribusi dan Dampak Nyata, Generasi ke-4 Sido Muncul hingga Penari Tradisional Tertua

23 Desember 2025

Video Terbaru

Sepak Bola Putri SD Negeri 3 Imogiri dan Upaya Membangun Karakter Anak

Sepak Bola Putri SD Negeri 3 Imogiri dan Upaya Membangun Karakter Anak

20 Desember 2025
SD Negeri 3 Imogiri Bantul: Belajar Bergerak dan Bertumbuh lewat Sepak Bola Putri

SD Negeri 3 Imogiri Bantul: Belajar Bergerak dan Bertumbuh lewat Sepak Bola Putri

18 Desember 2025
Ketakutan pada Ular yang Lebih Dulu Hadir daripada Pengetahuan

Ketakutan pada Ular yang Lebih Dulu Hadir daripada Pengetahuan

17 Desember 2025

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.