5 tahun tak pulang, sekalinya pulkam sudah tak punya rumah
Dua kali lebaran berikutnya, 2020 dan 2021, Jaya tak bisa pulang karena alasan yang juga umum dialami banyak orang: pandemi Covid-19. Namun, kepada saya, ia mengaku seandainya tak ada pandemi sekalipun, dia belum tentu bisa pulang karena belum sukses. “Lima tahun hidup di Jakarta hanya gitu-gitu aja.”
Untungnya, selama pandemi ia masih cukup terbantu karena beberapa proyek bangunan masih membutuhkan tenaganya sebagai kuli. Boleh dibilang, selama masa pandemi para kuli di Jakarta Timur yang rata-rata berasal dari Brebes dan Tegal menjadi keluarga keduanya di Jakarta. “Tanpa mereka mungkin aku nggak bisa hidup. Kita saling bahu membahu. Ada yang butuh uang kiriman ke rumah, kami patungan. Jadi kami masih saling memiliki di tengah kerasanya Jakarta.”
Pada lebaran 2022, Pemerintah Daerah Jawa Tengah menyediakan program mudik gratis buat para pekerja mereka di ibu kota. Jaya, dan teman-teman kulinya, jadi prioritas dari program ini. Akhirnya, kerinduannya akan rumah setelah lima tahun tak pulang akan segera terobati.
Jaya mengaku tak akan jujur soal pahitnya hidup sebagai perantau di Jakarta kepada orang tuanya. Saat itu, dia berpkiri hanya akan bilang kalau sudah kehilangan pekerjaan akibat pandemi. Pengakuan ini yang sampai sekarang dipercaya oleh orang tuanya.
Sayangnya, ketika sampai di rumah, lebaran yang harusnya jadi momen bahagia setelah lima tahun tak bertemu keluarga, hancur seketika. Orang tuanya ternyata selama ini juga tak jujur kalau rumah tempat ia pulang saat itu, bukan lagi punya mereka.
Sertifikat rumah raib karena kena tipu saudara
Orang tua Jaya cerita, pada awal akhir 2021 lalu, salah seorang saudaranya kena utang Rp50 jutaan karena menggelapkan duit kantor. Buat mengganti duitnya, saudaranya itu meminjam sertifikat rumah keluarganya buat digadai. Janjinya, sih, kurang dari setahun bakal dikembalikan.
Sayangnya, itu tak pernah terjadi. Saudaranya kabur entah kemana. Utangnya juga tak dilunasi. Alhasil, rumah itu, tanah dan bangunannya, tak lagi menjadi hak keluarganya. Jaya pun harus kehilangan rumah yang sudah puluhan tahun jadi tempat tinggalnya. Keluarganya kini tinggal bersama nenek dari sang Ibu, yang berbeda kecamatan dari tempat asalnya.
“Heran. Punya saudara kok brengsek semua. Enggak ada yang bener.”
Penulis: Ahmad Effendi
Editor: Agung Purwandono
Ikuti berita dan artikel Mojok lainnya di Google News.