Cerita orang yang mengalami tindihan ternyata unik-unik. Ada yang dibarengi mimpi bertemu sosok gaib sampai tertindih di tempat mistis. Namun, di balik itu, semua ada penjelasan ilmiahnya.
***
Rangga Aditia (27) sudah dua kali tindihan dalam sebulan terakhir. Biasanya ia mengalami fenomena tadi ketika tidur di jam-jam tidak bersahabat. Pada waktu-waktu setelah Ashar atau menjelang Maghrib. Orang tuanya sering mengingatkan bahwa jam-jam tersebut memang pantang untuk tidur. Dalam bahasa mereka: “ora ilok”.
Namun, bagaimana lagi, sebagai pekerja hotel yang sering kejatah shift malam, tidur di siang hari sudah jadi kemewahan. Kalau lagi libur, hibernasinya bisa makin panjang. Siang bangun buat cari makan, lanjut tidur lagi selepas jam tiga sore. Rutinitas ini sudah ia lakukan kurang lebih dua tahun ke belakang.
Kepada saya, Rangga bercerita kalau “kejadian mistis” yang ia sebut tindihan tadi baru saja dialami dua hari lalu, pada Sabtu (16/12/2023). Bahkan, sekitar dua minggu sebelumnya ia mengaku mengalami hal yang sama. Jam-jam kejadian pun juga serupa, yakni saat tidur selepas Ashar.
Rangga mengingat pada hari itu ia sedang libur. Dalam sebulan tersebut, ia kejatah shift malam dengan waktu kerja pukul 22.00 WIB sampai 06.00 WIB. Maka, ketika dapat jatah libur, kesempatan itu tidak ia sia-siakan. Seharian ia isi waktu untuk tidur, makan, dan tidur lagi.
“Karena udah biasa tidur pagi, pas dapat jatah libur pun tetap melek semalaman suntuk. Jam sembilan pagi baru bisa benar-benar merem,” kata dia, Senin (18/12/2023).
Siang harinya Rangga sempat bangun buat mengisi perut. Gara-gara cuaca yang memang sedang panas-panasnya, ia memutuskan mandi. Setelah mandi bukannya segar ia malah kembali mengantuk. Apalagi perutnya yang penuh bikin virus kantuk serasa menjangkiti seisi kamar kosnya.
“Lagi skrol-skrol TikTok malah ngantuk, ya tahu-tahu udah tewas [tertidur] aja sih,” kata Rangga.
Tindihan mimpi sosok hitam
Kepada saya, Rangga mengaku kalau dirinya bermimpi sedang ngobrol dengan seseorang yang ia kenal. Di tengah obrolan, terdengar suara lain yang juga tak asing di telinganya. Rupanya itu adalah suara tetangga kosnya. Dari sini kejadian aneh muncul.
“Awalnya ngira itu [suara tetangga kos] mimpi. Ternyata nyata. Pas mataku udah kebuka aku sadar kalau suara yang ku dengar tadi itu obrolan tetangga aku di luar,” Rangga berkisah.
Anehnya, ia hanya bisa mendengar suara itu. Jangankan bangun atau beranjak buat nimbrung obrolan, buat gerak saja badannya susah. Saraf-sarafnya seperti mati. Ia seperti orang lumpuh yang hanya bisa melihat tapi tak mampu bicara dan bergerak.
“Kalau ingat itu memang serem sih. Lumpuh aja itu badan,” ujarnya.
Kemudian dadanya juga mulai sesak. Ia juga mendadak kesulitan bernafas.
“Mulut kayak dibungkam, hidung kayak ditutup. Dada kayak ada yang duduki,” katanya lagi.
Saat itu, samar-samar ia melihat ada makhluk hitam tengah duduk di dadanya. Meski ini bukan pengalaman pertama, ia tetap saja takut. Bagaimana kalau dirinya mati gara-gara sesak hari itu juga, pikir dia.
Rangga sebisa mungkin hanya bisa berdoa dalam hati. Lambat laun makhluk tadi tak tampak lagi dan nafasnya berangsur lega. Saraf-sarafnya juga tidak kaku lagi. Mulai dari tangan, kaki, dan mulut akhirnya bisa digerakkan.
“Begitu langsung bisa bangun aku lari ke kamar mandi buat cuci muka.”
Kejadian di tempat angker
Fenomena yang menimpa Rangga juga pernah dialami Ahmad Arie (25). Bedanya, ia mengalami kejadian itu untuk pertama kalinya dan–sejauh ini–juga jadi yang terakhir.
Arie bercerita, fenomena yang banyak orang sebut sebagai tindihan itu ia alami saat sedang KKN di salah satu dusun di Kabupaten Gunungkidul. Konon, menurut cerita dari teman satu kelompok KKN-nya, rumah yang mereka tinggali memang terkenal angker.
Kendati demikian, Arie mengaku bahwa selama tinggal di sana, dirinya tak pernah sekalipun mengalami kejadian mistis seperti diganggu hantu.
“Satu-satunya kejadian tidak mengenakkan ya tindihan itu,” ujarnya, Selasa (19/12/2023).
Pada suatu malam saat tengah tidur, Arie mengaku bermimpi sedang mengetik di depan laptop. Tiba-tiba, badannya seperti dipeluk dari belakang. Pelukan itu makin kuat hingga dadanya sesak dan ia kesulitan bernafas. Tiba-tiba, ia merasa terbangun dari mimpinya tadi.
“Tapi pelukan tadi masih terasa,” kata Arie.
Arie terbangun dalam keadaan tubuh miring ke arah kiri. Matanya terbuka, tapi badannya tak bisa digerakkan. Ia mengaku tak bisa melihat makhluk apa yang memeluknya itu karena tubuhnya terasa lumpuh. Yang ia tahu, kala itu ia sangat ketakutan hingga menangis.
“Takut ada jumpscare kayak di film-film, sih. Aku kan enggak bisa apa-apa, cuma bisa lihat, takutnya tiba-tiba ada banyak setan yang nongol di depanku kan lumayan jumpscare,” kisah Arie.
Kelumpuhan itu berakhir saya adzan Subuh terdengar. Segeralah saat tubuhnya kembali bisa bergerak, ia langsung membalikkan badan sambil mengucap mengucap doa-doa.
“Nyatanya enggak ada apa-apa. Teman yang sekamar pun posisi tidurnya juga jauh.”
Tindihan itu masalah tidur yang umum, bukan mistis
Sebagai orang yang belum pernah mengalami tindihan, saya pun kepo buat mencari penjelasan ilmiahnya. Baik Rangga maupun Arie percaya kalau tindihan yang mereka alami disebabkan oleh hal-hal yang bersifat gaib, seperti setan. Namun, saya mencoba melihatnya dari sudut pandang lain.
Banyak literatur pun menyebut kalau tindihan ternyata tak cuma dialami oleh orang Indonesia saja. Di Vietnam dan Laos, tindihan mereka sebut sebagai “dab tsong”, sementara di Kamboja disebut “khmaoch sangkat”. Adapun orang-orang Barat pernah mendefinisikan tindihan sebagai Sudden Unexplained Nocturnal Death Syndrome (SUNDS).
Makhluk yang kadang suka “menindih” pun juga beragam, tergantung preferensi masing-masing orang. Ada yang berwujud hantu, binatang buas, bahkan dalam salah satu kasus di Amerika, seseorang pernah mengaku tindihan kucing.
Namun, apapun istilahnya, para dokter percaya bahwa tindihan merupakan gangguan tidur berupa kelumpuhan sementara yang mereka sebut sebagai sleep paralysis. Laman National Health Service (NHS) mendefinisikan sleep paralysis sebagai kelumpuhan tidur yang paling sering siapa saja. Ketika gangguan terjadi, biasanya penderita tidak mampu berbicara atau bergerak saat tidur. Umumnya ia berlangsung satu atau dua menit.
Merasa lumpuh saat tindihan itu malah baik
Kata NHS lagi, nih, tidur itu ada dua fase. Pertama fase NREM, di mana tubuh kita mulai rileks, detak jantung melambat, dan sel-sel tubuh bekerja memperbaiki organ tubuh. Kedua adalah fase REM atau fase lanjutan setelah NREM. Di fase ini, manusia memasuki fase mimpi.
Nah, menurut NHS, tindihan terjadi karena dua fase ini bertabrakan atau kita terbangun di salah satu fase. Ya bayangin aja, di saat semua saraf sedang istirahat, tiba-tiba mata terbangun. Jadi rasanya memang seperti lumpuh.
NHS menjelaskan ada banyak faktor yang menyebabkan sleep paralysis. Bisa jadi karena pola tidur yang tak teratur, seperti yang mungkin dialami Rangga; kelelahan, stres berlebih, hingga punya gangguan tidur seperti narkolepsi atau sleep apnea.
Satu lagi yang khas dari sleep paralysis atau tindihan ini bahwa ternyata kelumpuhan terjadi akibat fungsi tubuh kita bekerja dengan baik. Kok bisa?
Gampangnya, biar tubuh kita tidak gerak-gerak mengikuti isi mimpi, maka sistem di tubuh kita dibikin lumpuh. Alhasil, kita bakal setengah sadar dan setengah mimpi seperti melihat makhluk lain. Jadi, apakah kalian masih takut dengan tindihan?
Penulis: Ahmad Effendi
Editor: Hammam Izzuddin
BACA JUGA Warung Sate Kang Jilan, Kuliner Mewah Imogiri yang Dulunya Tak Semua Orang Bisa Membeli