Keriuhan yang tak bisa dinikmati
Seperti saya tulis di liputan sebelumnya, di Pantai Parangkusumo saya bertemu dengan Ulfatun (36), wisatawan asal Salatiga, Jawa Tengah. Dia datang bersama suami dan dua orang anaknya.
“Awalnya tadi mau ke Parangtritis saja. Cuma kok ramai banget. Jadi ke sini. Ke pantai kalau seramai itu kurang bisa dinikmati,” ungkap Ulfatun.
Ulfatun tak bisa menikmati suasana riuh di Pantai Parangtritis, Jogja. Itu lah kenapa dia memilih membelokkan tujuan ke Parangkusumo.
Hanya saja, Pantai Parangkusumo memang jauh dari hiruk-pikuk suara manusia, namun, deru Jeep tetap harus Ulfatun hadapi, berlalu-lalang tanpa henti.
Katanya steril?
Isu sampah wisatawan di Pantai Parangkusumo-Pantai Parangtritis, Jogja, sebenarnya sudah cukup lama disoroti oleh aktivis lingkungan setempat, Kesuma (33). Namun, hingga saat ini seolah masih belum mendapat perhatian serius dari para pemangku kebijakan.
Sementara persoalan lalu-lalang mobil Jeep, Kesuma menyebut, dulu sempat ada diskusi, agar jalurnya jelas: mana jalur dan batas operasi mobil Jeep, agar tidak membahayakan pejalan kaki.
“Tapi diskusi itu berlalu begitu saja. Sekarang nggak ada perubahan,” ujarnya saat saya temui selepas saya menyisir Pantai Parangtritis-Pantai Parangkusumo, Jogja.

Kesuma juga bertanya-tanya perihal sterilisasi zona inti Gumuk Pasir dari aktivitas manusia—termasuk Jeep. Mau diberlakukan mulai kapan?
Restorasi Gumuk Pasir memang sudah lama diwacanakan oleh Pemkab Bantul. Sebab, gumuk pasir di Bantul tersebut disebut terancam punah.
Pemkab Bantul pun sudah memasang batas-batas zona inti untuk restorasi tersebut: yakni zona yang bakal streil dari aktivitas manusia.
Hingga akhir Desember 2024 lalu, nyatanya Gumuk Pasir masih hanya sebatas dipatok zona intinya. Tapi aktivitas mobil Jeep masih terus terlihat.
Setelah ini, ke mana mobil-mobil Jeep itu?
Pun jika kelak Gumuk Pasir akan steril dari aktivitas manusia, ke mana mobil-mobil Jeep itu? Itu juga yang jadi pertanyaan Kesuma.
Pada Juli 2024 lalu, Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Bantul, Agus Budi Raharja, menyebut bahwa restorasi Gumuk Pasir tidak akan mematikan ekonomi para pelaku wisata di sana.
“Saat restorasi Gumuk Pasir Parangtritis selesai, mereka akan diikutkan agar perekonomiannya terdampak,” ujar Agus seperti mengutip Detik Jogja.
Road map memang sudah disusun. Namun, apakah bisa menjawab kebutuhan atau justru bakal membuat kawasan pantai semakin riuh karena tumpahan Jeep-Jeep dari Gumuk Pasir?
Hasilnya masih ditunggu. Sebab, Agus menyebut, proses restorasi Gumuk Pasir tersebut butuh waktu selama lima tahun.
Penulis: Muchamad Aly Reza
Editor: Ahmad Effendi
BACA JUGA: Banyunibo Bantul: Curug di Tengah Belantara yang Sajikan Sisi Tenang Jogja, Gemericik Air Tanpa Bising Manusia atau liputan Mojok lainnya di rubrik Liputan












