Bahkan, di sisi utara pantai, tepat di sebelah jalan masuk terdapat area hutan cemara yang bisa digunakan untuk berkemah. Hal ini bisa jadi alternatif menarik bagi mereka yang ingin suasana baru.
Saya memilih berkunjung ke sana saat ingin suasana tenang untuk menikmati deburan ombak. Meski area tepi pantai tidak selapang Parangtritis namun pemandangannya tak kalah menarik. Banyak tempat berteduh di bawah deretan pohon cemara yang jadi pembatas area pasir pantai dengan jalan raya.
Kisah mercusuar tertua Jogja di Pantai Pandansari
Hal menarik lain di Pantai Pandansari adalah keberadaan mercusuar 50 meter di utara bibir pantai. Mercusuar Pantai Pandansari atau Menara Suar Samas yang memiliki tinggi 40 meter ini didirikan tahun 1997 dan jadi menara suar tertua di pesisir selatan Yogyakarta.
Salah satu penjaga Mercusuar Pantai Pandansari, Waluyo Sejati, mengungkapkan bahwa Menara ini bahkan jadi yang pertama kali didirikan pemerintah di pesisir selatan Jawa. Khususnya di area Kantor Distrik Navigasi Cilacap.
Jika dihitung yang pertama berdiri di selatan Jawa, maka Menara Suar Cimiring di Pulau Nusakambangan jadi yang paling tua. Menara itu didirikan oleh pemerintah kolonial pada tahun 1850-an. Namun jika yang paling pertama dibangun oleh pemerintah melalui Kementerian Perhubungan, Mercusuar Pantai Pandansari jadi yang pertama.
Pesisir selatan Jogja, meski tak punya pelabuhan besar, tetap punya posisi strategis yang membuat keberadaan Sarana Bantu Navigasi Pelayaran (SBNP) seperti menara suar dibutuhkan. Menara ini berfungsi untuk membantu menunjukkan para navigator dalam menentukan arah haluan kapal dan menunjukkan arah daratan.
“Meski teknologi kapal sudah semakin canggih, ada GPS dan dukungan Vessel Traffic Service (VTS), selalu ada kondisi-kondisi darurat tertentu yang membuat lampu sorot penanda dari menara suar keberadaannya vital,” jelas Waluyo saat saya temui.
Keberadaan mercusuar menjadi daya tarik tambahan di Pantai Pandansari. Ketika hari mulai gelap, sorot lampu menara akan mengitari perairan di sekitarnya. Dari kejauhan memang kerap tampak ada beberapa kapal besar yang melintas.
Penulis: Hammam Izzuddin
Editor: Agung Purwandono
Ikuti berita dan artikel Mojok lainnya di Google News