Masih ada sebagian kalangan orang dewasa di Indonesia yang tak punya rekening bank. Mojok bertemu dengan seorang pekerja di Jogja yang terhitung telat punya ATM. Dulu, rela ke Magelang setiap kehabisan uang.
Padahal, sebagian orang sudah familiar dengan layanan perbankan sejak masih duduk di sekolah menengah. Sudah dibuatkan rekening khusus untuk pelajar. Dan, di usia belia sudah belajar menarik atau menyetor uang ke ATM.
Jika menilik data Global Findex Database, masih ada sekitar 7% orang dewasa di Indonesia yang tidak memiliki rekening bank. Memilih bertransaksi tunai alih-alih memanfaatkan ATM maupun m-Banking.
Fansuri (33) adalah sosok yang dulu pernah telat memanfaatkan layanan perbankan. Lelaki asal Magelang ini memilih untuk agak lebih repot dengan tidak membuat ATM hingga awal masa kerjanya.
Dulu, ia berkuliah di ISI Jogja yang berjarak sekitar 90 menit dari rumahnya di Magelang. Meski tak terlalu jauh, baginya itu terhitung merantau lantaran ia tinggal di kos.
Tak punya rekening sampai kerja, pulang ke Magelang kalau duit habis
Meski begitu, Fansuri memilih untuk tidak punya ATM. Ia merasa saat itu belum terlalu butuh layanan perbankan. Keputusan itu memang membuatnya sedikit lebih repot jika kehabisan dana untuk bertahan di perantauan.
Lelaki ini bertahan hidup tanpa rekening sampai jelang lulus kuliah. Ia memang lulus agak lama, pada 2016 baru menyandang gelar sarjana.
“Jadi selama kuliah itu aku ya kalau uang habis pulang ke rumah. Hampir setiap akhir pekan sih ke Magelang,” kenangnya.
Baca halaman selanjutnya…
Kerja belum punya rekening, untung gajinya pakai amplop