Bekerja keraslah sampai kamu dikira punya pesugihan. Kalimat tersebut mengena sekali dengan cerita dari Deva, perempuan kelahiran Wedi, Klaten. Gara-gara kaya mendadak dan sering renovasi rumah, tetangga malah mengira orang tuanya punya tuyul.
***
Deva, perempuan 32 tahun ini empat tahun yang lalu mengadu nasib ke Amerika Serikat. Tujuannya cuma satu. Ingin mengangkat derajat keluarganya yang tinggal di sebuah dusun di Kecamatan Wedi, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah.
“Awalnya mau cari beasiswa, tapi kok nggak dapat-dapat, terus cari pekerjaan di sana,” katanya.
Sebagai bentuk janjinya untuk mengangkat derajat keluarga, Deva rutin menyisihkan sebagian gajinya sebagai pegawai negeri di negara bagian Texas. Semua baik-baik saja, sampai kemudian ibunya mengirim pesan, menceritakan peristiwa yang ia alami di kampung kelahiran Deva di Wedi, Klaten.
“Ibuku cerita, ia beli sayur ke Budhe tukang sayur keliling yang pakai sepeda. Nah, pas penjual itu nerima duit dari ibuku, uang itu dipisah dari uang-uang pembeli lainnya,” cerita Deva pada Mojok, Selasa (12/2/2024).
Awalnya ibu Deva masih belum merasa ada yang aneh. Namun, penjual sayur itu ternyata bukan hanya memisahkan uang yang ia terima, tapi juga membentuk uang dari ibu Deva menjadi semacam contong.
Tentu saja, ibunya Deva kaget. “Lhoh budhe kok ngoten to. Kok duitku diconthong ki karepe jenengan pripun, (Loh Budhe, kok seperti itu, uangku kenapa dibuat contong, maunya kamu apa?” kata Deva menirukan omongan ibunya pada penjual sayur.
Penjual sayur mengira pembelinya pelihara tuyul
Jawaban dari budhe penjual sayur membuat kaget ibu Deva. Tanpa basa-basi, penjual sayur tersebut mengatakan jika ibu Deva memelihara tuyul sebagai pesugihan.
“Alasannya ibuku kaya mendadak. Nggak ngerti po yo, anaknya itu kerja di Amerika,” kata Deva dengan emot tertawa.
Deva bercerita, ibunya hampir ribut mendengar omongan langsung dari ibu penjual sayur. “Eallah budhe kulo seprono seprene tumbas nggene jenengan. Kok yo jenengan ngarani kulo ngingu tuyul,” kata Deva menirukan omongan ibunya.
Rupanya, ibu penjual sayur tersebut mendengar desas-desus tersebut juga dari tetangganya yang lain. Deva sebenarnya tidak heran kalau tetangga-tetangganya maupun tukang sayur di Wedi, Klaten ngrasani keluarganya punya pesugihan tuyul.
Ini karena Kabupaten Klaten itu memang terkenal dengan cerita soal pesugihannya. Misalnya saja, Sendang Kucur di Kecamatan Bayat yang nggak jauh dari rumahnya dikenal sebagai tempat mencari tuyul.
Bahkan di Kecamatan Trucuk, juga ada pohon yang masyarakat menganggapnya sebagai kerajaan tuyul sehingga jadi jujugan orang-orang yang mencari pesugihan. Rumahnya juga nggak terlalu jauh dengan sedang yang terkenal dengan bulusnya yang juga lekat dengan mitos mencari pesugihan.
Ia kemudian berpesan ke ibunya untuk jangan pamer. Karena bisa berakit orang-orang pada iri. “Ibu juga senangnya suudzon, kalau ada tetangga kaya mendadak itu karena pesugihan. Sekarang kena karma karena tetangga mengira pelihara tuyul,” kata Deva tertawa.
Deva bercerita, mungkin bude penjual sayur itu semakin yakin ibunya pelihara tuyul setelah ada mobil baru di rumah. Deva memang mengaku membelikan mobil untuk keluarganya di Wedi, Klaten. Tujuannya karena kedua orang tuanya sudah sepuh, harapannya bisa mempermudah kalau mau bepergian.
“Tapi yo mosok, punya tuyul beli mobil. Kalau sampai punya mobil, minimal (pesugihan) buto ijo lah,” kata Deva tertawa. Karena setahunya, orang-orang yang memelihara tuyul itu nggak kaya-kaya banget.
“Tuyul kan tidak bisa menghasilkan uang banyak,” lanjut Deva tertawa.
Di Wedi Klaten, sering renovasi rumah tetangga mengira punya pesugihan kandang bubrah
Bukan hanya mengira memelihara tuyul, beberapa oknum tetangganya juga mengira keluarga Deva punya pesugihan kandang bubrah.
Tidak seperti pesugihan lain yang pesugihan ini konon tidak mensyaratkan pelakunya untuk memberikan tumbal. Pesugihan kandang bubrah mensyaratkan pelaku pesugihan harus terus merenovasi, membangun, atau menambah bagian rumah miliknya setiap waktu tertentu. Jika keluarga tersebut tidak melakukannya, maka pelaku atau anggota keluarga pelaku akan mengalami celaka.
“Nah, keluargaku itu sering renovasi rumah. Padahal aku kalau kirim uang ke bapak nggak banyak-banyak. Misalnya, 10 juta gitu loh, sama bapakku kemudian untuk renovasi kecil-kecilan,” kata Deva.
Karena uangnya tidak cukup untuk melakukan renovasi langsung, maka baru ketika ia kembali mengirim uang, renovasi kembali jalan. Sehingga orang melihat jika rumahnya terus menerus melakukan renovasi sehingga ada oknum warga yang menilai keluarganya di Wedi Klaten punya pesugihan kandang bubrah.
“Sudah sering bapakku sama orang dibilangin, ‘njenengan kok dandan-dandan rumah nggak selesai-selesai. Setahun dandan-dandan omah terus’,” kata Deva.
Penulis: Agung Purwandono
Editor: Hammam Izzuddin
BACA JUGA Dokter yang Indigo: Diganggu Hantu Usil hingga Melihat yang Mati karena Pesugihan
Cek berita dan artikel Mojok lainnya di Google News