Sering dibanding-bandingkan dengan adiknya yang bikin dia sakit hati
Gaji yang tak seberapa ini membuat Udin kudu pontang-panting di Jakarta. Bagaimana tidak, tiap harinya paling tidak dia harus menghabiskan Rp50 ribu lebih buat makan. Belum lagi uang bensin. Di awal bulan, Rp900 ribu juga kudu menyeberang ke rekening bapak kosnya.
“Pokoknya tiap akhir bulan gajiku itu enggak nyisa. Jangankan buat tabungan, kadang-kadang aja masih kurang kok,” ujarnya. Udin juga bercerita kalau tengah tahun nanti dia bersama beberapa temannya memutuskan buat resign dan mencari pekerjaan lain yang lebih manusiawi.
Upah kecil ini nyatanya tak cuma bikin hidupnya susah di Jakarta. Kedua orang tuanya pun kerap membandingkannya dengan sang adik, yang meskipun cuma lulusan SMA, penghasilannya malah lebih besar.
Sebagai informasi, per 2024 ini UMR Jogja berada di angka Rp2,4 juta. Sementara kata Udin, gaji adiknya yang bekerja sebagai staff kitchen di hotel adalah Rp2,7 juta per bulan.
“Itu pun dia enggak perlu mikir kos. Makan juga di rumah. Jadi memang gajinya bisa utuh,” katanya.
Akibat perbedaan penghasilan ini, orang tuanya pun sering meremehkan. Kata-kata seperti, “ngapain jauh-jauh ke Jakarta kalau gaji saja gede-an yang di Jogja” sampai, “mendingan pulang ketimbang hidup enggak jelas di perantauan” seakan sudah akrab di telinganya.
“Aku pikir ada benarnya juga, karena nyatanya dua tahun di Jakarta aku enggak jadi apa-apa,” ujarnya. “Tapi ya mau bagaimanapun manusiawi lah, dapat kata-kata enggak mengenakkan gitu pasti sakit hati.”
Penulis: Ahmad Effendi
Editor: Agung Purwandono
Ikuti berita dan artikel Mojok lainnya di Google News.