Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Liputan Ragam

Nasib Sial Jadi Sopir Taksi di Jogja, Sering Kena Tipu Penumpang tapi Bertahan demi Biaya Sekolah Anak

Lina Sunarni oleh Lina Sunarni
18 September 2024
A A
Nasib Sial Jadi Sopir Taksi di Jogja, Sering Kena Tipu Penumpang tapi Bertahan demi Biaya Sekolah Anak MOJOK.CO

Nasib Sial Jadi Sopir Taksi di Jogja, Sering Kena Tipu Penumpang tapi Bertahan demi Biaya Sekolah Anak

Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

Menjadi sopir taksi di Jogja makin ke sini terasa sangat berat. Setidaknya begitulah pengakuan Martono (56) dan Eko (54) saat saya temui di tengah riuh jalanan, Jumat (13/9/2024) malam WIB.

Keduanya tengah duduk santai di sebuah angkringan di Jl. Moses Gatotkaca, Jogja. Karena tak kunjung beranjak–untuk antar penumpang–saya lantas mengajak keduanya berbincang.

Martono adalah sopir taksi konvensional, sedangkan Eko sopir taksi online. Meski berbeda sistem, kepada saya mereka membagikan keresahan yang sama: kesulitan mencari penumpang, sistem yang buruk, hingga pendapatan sebagai sopir taksi di Jogja yang tak mencukupi.

Persaingan cari penumpang

Martono sudah lima tahun lebih menjadi sopir taksi konvensional di Jogja. Ia sudah hafal betul seluk beluk jalanan Jogja, dari Malioboro yang ramai, hingga gang-gang kecil yang hanya cukup dilalui satu mobil.

Lima tahu berlalu dan kata Martono, makin ke sini kenyataan hidup makin berat saja. Taksi konvensional kesulitan mencari penumpang di tengah menjamurnya taksi dan transportasi online lain di jalanan Jogja.

“Dulu, narik penumpang gampang banget,” keluh Martono.

Sulitnya Nasib Sopir Taksi Konvensional dan Taksi Online di Jogja MOJOK.CO
Sulitnya nasib sopir taksi di Jogja. (Lina Sunarni/Mojok.co)

Sambil menyeruput teh hangat ia bercerita, sebelum taksi online semenjamur sekarang, penumpang begitu gampang ia temui di pinggir-pinggir jalan. Berbeda dengan saat ini. Muter-muter Jogja sampai bensin terkuras, dapat satu penumpang saja sudah untung.

“Tiap hari tuh (dulu) setoran gampang tercapai. Penumpang ramai, apalagi pas ada event atau musim liburan. Sekarang? Ya Allah, cari penumpang susahnya minta ampun. Kebanyakan orang sekarang lebih milih online,” tambahnya dengan nada getir.

Sopir taksi di Jogja sering kena tipu

Tidak hanya itu, Martono mengaku kerap kena tipu penumpang selama menjadi sopir taksi di Jogja.

Misalnya yang ia ceritakan, Martono pernah diminta mengantar wisatawan lokal untuk keliling Jogja. Harusnya dari upah mengantar itu, ia mendapatkan uang sebesar Rp1 juta.

“Eh, setelah sampai tujuan, orangnya kabur. Saya muter-muter dari pagi sampai sore, tapi nggak dibayar sepeser pun,” katanya dengan rauh wajah masih menyimpan kecewa.

Itu hanya satu dari sekian cerita kena tipu penumpang yang Martono alami.

Lantaran menjadi sopir taksi konvensional di Jogja makin berat, Martono mau tak mau harus mencari sumber pemasukan lain. Di samping jadi sopir taksi, ia sempat punya usaha lain, yakni membuat cincin akik.

Usahanya sebenarnya sempat terbilang lancar. Namun, Pandemi Covid-19 memukul usahanya hingga harus tutup. Kini, Martono fokus bekerja penuh sebagai sopir taksi konvensional di Jogja. Makin berat, tapi ia masih belum punya pilihan lain untuk menafkahi keluarganya.

Iklan

Sopir taksi online di Jogja sering nombok

Dalam bayangan Martono, menjadi sopir taksi online relatif lebih menguntungkan. Namun kenyataannya tidak demikian. Begitu yang Eko katakan.

Eko berasal dari Klaten, Jawa Tengah. Ia mulai bekerja sebagai sopir taksi online di Jogja sudah hampir enam tahun ini.

“Dulu, waktu pertama kali booming (taksi online), rasanya rezeki ngalir terus. Sekali narik bisa dapet Rp25 ribu untuk jarak dekat. Sekarang? Aduh, tarif promo terus,” keluhnya.

Bagi Eko, sistem promo yang diterapkan oleh aplikasi sering kali memberatkan para sopir taksi online.

”Misalnya ada promo hemat Rp8 ribu. Penumpang seneng, tapi kita? Jauh-jauh narik, cuma dibayar Rp8 ribu,” gerutu Eko.

“Bensinnya aja udah lebih dari itu. Kalau kayak gini terus, ya tombok,” imbuhnya sambil menggeleng-gelengkan kepala.

Meski kerap kali capek tak sebanding dengan hasil yang ia dapat, Eko masih akan bekerja menjadi sopir taksi online di Jogja. Ketimbang nganggur dan ada pemasukan sama sekali. Sebab, ia masih punya dua anak yang pendidikannya masih harus ia tanggung.

Anak Eko sebenarnya ada tiga. Anak pertama sudah bekerja, sementara anak kedua masih kuliah semester 5, sedangkan anak terakhir masih duduk di bangku SMP.

Eko memang lulusan salah satu kampus Jogja. Seorang sarjana. Namun, ijazah S1 nyatanya tidak serta merta menjadi jaminan untuk mudah mencari pekerjaan.

Nasib dan harapan

Atas kondisi yang serba sulit tersebut, Martono dan Eko sama-sama berharap ada perubahan kebijakan dari pemerintah yang bisa memberikan keadilan, baik untuk pengemudi taksi konvensional maupun taksi online di Jogja.

“Kita nggak bisa ngelawan teknologi. Tapi, kalau bisa, pemerintah mengatur regulasi yang lebih bijak. Biar pengemudi taksi online nggak terlalu dimonopoli sama aplikasi, dan pengemudi taksi konvensional kayak kita juga nggak kalah saing,” ujar Martono.

Sementara Eko berharap ada perbaikan dalam sistem tarif dan bonus bagi pengemudi taksi online.

“Harapannya, pemerintah atau aplikasi lebih memperhatikan nasib kita. Jangan cuma mikirin promo buat penumpang, tapi juga harus mikirin pengemudi. Kita yang kerja keras, tapi jangan sampai malah diperas,” timpal Eko.

Di tengah lalu lintas Jogja yang penuh sesak, kisah mereka hanyalah dua dari ribuan kisah pengemudi taksi lain di Jogja yang bernasib sama sulitnya.

Penulis: Lina Sunarni
Editor: Muchamad Aly Reza

Liputan ini diproduksi oleh mahasiswa Magang Jurnalistik Universitas Sanata Dharma Yogyakarta periode September 2024.

BACA JUGA: 4 Renungan jika Ingin Jadi Driver Ojol, Pekerjaan Sampingan yang Tak Semudah Bayangan

Ikuti artikel dan berita Mojok lainnya di Google News

Terakhir diperbarui pada 20 September 2024 oleh

Tags: gaji sopir taksiJogjapendapatan sopir taksi onlinetaksi jogjataksi onlinetaksi online jogja
Lina Sunarni

Lina Sunarni

Artikel Terkait

Kisah Kelam Pasar Beringharjo Jogja yang Tak Banyak Orang Tahu MOJOK.CO
Esai

Kisah Kelam Pasar Beringharjo Jogja di Masa Lalu yang Tak Banyak Orang Tahu

24 Desember 2025
Jogja Macet Dosa Pemerintah, tapi Mari Salahkan Wisatawan Saja MOJOK.CO
Esai

Jogja Mulai Macet, Mari Kita Mulai Menyalahkan 7 Juta Wisatawan yang Datang Berlibur padahal Dosa Ada di Tangan Pemerintah

23 Desember 2025
Pasar Kolaboraya tak sekadar kenduri sehari-dua hari. Tapi pandora, lentera, dan pesan krusial tanpa ndakik-ndakik MOJOK.CO
Liputan

Kolaboraya Bukan Sekadar Kenduri: Ia Pandora, Lentera, dan Pesan Krusial Warga Sipil Tanpa Ndakik-ndakik

23 Desember 2025
Benarkah Keturunan Keraton Jogja Sakti dan Bisa Terbang? MOJOK.CO
Esai

Benarkah Keturunan Keraton Jogja Sakti dan Bisa Terbang?

18 Desember 2025
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Praja bertanding panahan di Kudus. MOJOK.CO

Nyaris Menyerah karena Tremor dan Jantung Lemah, Temukan Semangat Hidup dan Jadi Inspirasi berkat Panahan

20 Desember 2025
elang jawa.MOJOK.CO

Upaya “Mengadopsi” Sarang-Sarang Sang Garuda di Hutan Pulau Jawa

22 Desember 2025
Hari ibu adalah perayaan untuk seluruh perempuan. MOJOK.CO

Ironi Perayaan Hari Ibu di Tengah Bencana Aceh dan Sumatra, Perempuan Makin Terabaikan dan Tak Berdaya

24 Desember 2025
Atlet pencak silat asal Kota Semarang, Tito Hendra Septa Kurnia Wijaya, raih medali emas di SEA Games 2025 Thailand MOJOK.CO

Menguatkan Pembinaan Pencak Silat di Semarang, Karena Olahraga Ini Bisa Harumkan Indonesia di Kancah Internasional

22 Desember 2025
Sarjana nganggur digosipin saudara. MOJOK.CO

Dianggap Aib Keluarga karena Jadi Sarjana Nganggur Selama 5 Tahun di Desa, padahal Sibuk Jadi Penulis

22 Desember 2025
Sepak Bola Putri SD Negeri 3 Imogiri dan Upaya Membangun Karakter Anak

Sepak Bola Putri SD Negeri 3 Imogiri dan Upaya Membangun Karakter Anak

20 Desember 2025

Video Terbaru

Petung Jawa dan Seni Berdamai dengan Hidup

Petung Jawa dan Seni Berdamai dengan Hidup

23 Desember 2025
Sepak Bola Putri SD Negeri 3 Imogiri dan Upaya Membangun Karakter Anak

Sepak Bola Putri SD Negeri 3 Imogiri dan Upaya Membangun Karakter Anak

20 Desember 2025
SD Negeri 3 Imogiri Bantul: Belajar Bergerak dan Bertumbuh lewat Sepak Bola Putri

SD Negeri 3 Imogiri Bantul: Belajar Bergerak dan Bertumbuh lewat Sepak Bola Putri

18 Desember 2025

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.