Mereka mengaku mengupayakan yang terbaik untuk anak perempuan yang hari itu UTBK di UGM. Dua kakaknya, dulu memang sempat kuliah, tapi tidak di kampus yang mereka impikan karena harus studi sambil bekerja.
Terbatasnya waktu saat kunjungan awal membuat mereka tak sempat mengeksplorasi banyak tempat di Jogja. “Kemarin baru sempat ke Malioboro. Katanya orang di sana yang bagus ya di Kaliurang. Ya tapi belum sempat juga karena waktunya mepet,” kata Indra saat itu.
Bagi mereka, Malioboro memang sekedar jalan biasa. Namun, karena seumur-umur baru pernah ke Jogja, rasa penasaran lama itu ingin mereka tebus.
Tekad bulat menuju jurusan yang diimpikan
Namun, di balik keinginan kembali ke Jogja, hal paling membahagiakan adalah ketika anak bisa masuk kuliah sesuai mimpinya. Wiwi berprinsip mendukung apa pun pilihan yang anaknya inginkan. Termasuk saat memilih jurusan kuliah. Meski, kedua orang tua ini mengakui awalnya ragu dengan jurusan pilihan anaknya.
“Dulu ya sempat tanya, apa sih nanti belajarnya kalau ambil Sastra Indonesia? Kan sudah bisa bahasa Indonesia,” kata Tiwi tertawa.
Namun, ia memang memperhatikan bahwa anaknya selama sekolah gemar dengan pelajaran bahasa Indonesia. Ia mengaku belum tahu bagaimana prospek kerja jurusan ini sehingga kami malah jadi berdiskusi tentang peluang kariernya selepas lulus.
Indra lantas menjelaskan bahwa anaknya benar-benar mantap mengambil jurusan itu. Saat UTBK, pilihan pertama di UGM dan kedua di UNS. Dua-duanya di Sastra Indonesia. Ketika ujian mandiri di UI dan UNY pun pilihannya tetap sama.
Penulis: Hammam Izzuddin
Editor: Agung Purwandono
Ikuti berita dan artikel Mojok lainnya di Google News.