Manajemen Matahari Department Store mengelak jika penutupan dan pembukaan gerai baru merupakan “tanda ke arah kegelapan”. Justru, langkah tersebut menjadi strategi bisnis jangka panjang untuk memberikan pengalaman ritel terbaik bagi pelanggan.
“Kami telah memperhatikan bahwa ada beberapa pihak yang mungkin menyampaikan informasi yang kurang tepat mengenai strategi optimalisasi gerai kami,” tulis Matahari Department Store dalam pernyataan resminya pada Selasa (2/7/2024).
Namun, penutupan gerai Matahari Store kembali terjadi di tahun 2025. Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo), Solihin mengatakan ada sekitar 8 gerai Matahari yang akan tutup permanen tahun ini.
Menurutnya, penutupan tersebut terjadi karena dampak dari daya beli masyarakat yang kian lesu, serta perekonomian Indonesia yang kurang baik. Bahkan banyak karyawan yang terkena pemutusan hubungan kerja (PHK). Oleh karena itu, banyak pula peritel fashion yang terpaksa menutup gerai mereka.
“Tutup gerai ini ya memang jalan terakhir, karena kondisinya tidak memungkinkan. Apalagi, tren beli baju baru sekarang juga turun drastis, ini amat merugikan peritel pakaian,” ujar Solihin dikutip dari CNBC Indonesia, Kamis (22/5/2025).
Menyayangkan senjakala Matahari Store di tengah marketplace
Perasaan waswas ketika membayangkan Matahari Store “terbenam”, tak hanya dirasakan Anas. Berdasarkan pantauan Mojok di salah satu postingan Instagram tentang “Matahari Tenggelam?”, beberapa komentar netizen juga menyayangkan kabar tersebut.
Beberapa dari mereka masih sepakat untuk belanja secara offline di gerai-gerai Matahari Store, dibandingkan belanja secara daring.
“Gue kalau beli celana nggak berani online, susah nyocokin ukuran, dan gue masih butuh store kayak Matahari Store,” ujar Fikri Awalil saat dikonfirmasi Mojok, Rabu (21/5/2025).
View this post on Instagram
“Belanja baju online ribet di ukuran, bahan kain juga kadang melenceng dari ekspektasi. Nggak bisa coba langsung, jadi harus nunggu dikirim dulu. Keunggulannya belanja online ya cuman satu, harga lebih murah. Sedangkan belanja baju ke toko langsung ribetnya di harga yang mahal, keunggulannya bisa langsung tahu bahan kainnya, simple bisa coba di tempat. Kalau nggak cocok ya tinggal bayar dan langsung pulang,” tutur @Wir******.
Anas sendiri berharap Matahari Store masih seterang dulu. Setidaknya bisa bertahan dari marketplace, sebab ia lebih suka belanja secara offline.
“Aku tetap lebih srek ngelihat barangnya secara langsung dan sepertinya keluarga juga kurang cocok dengan brand lain. Sekalian juga, kalau ke Matahari Store kami bisa jalan-jalan di mall,” kata Anas.
Penulis: Aisyah Amira Wakang
Editor: Muchamad Aly Reza
BACA JUGA: 3 Panduan Thrifting di Pasar Gembong Surabaya agar Nggak Kecewa Dapat “Harta Karun” dengan Kualitas Zonk atau liputan Mojok lainnya di rubrik Liputan












