Buat bisnis paper bag di Jogja hingga buka lapangan pekerjaan
Beruntungnya, saat masih membuka Warmindo, Iksan ternyata juga nyambi menjadi reseller di sebuah tempat produksi paper bag di Jogja. Maka setelah Warmindo-nya tutup, ia pun lalu mencoba membuka tempat produksi paper bag sendiri.
“Omzet bulanan (bisnis paper bag) minimal Rp30 juta. Saya jualnya online. Tapi buat orang Jogja sendiri biasanya langsung ke sini (rumah kontrakannya di Wirobrajan, Jogja),” terang Iksan.
Saat masih menjadi reseller, Iksan memang sekaligus belajar bagaimana caranya membuat paper bag. Lalu ia buka sendiri dengan tawaran paper bag di tempatnya bisa custom sesuai permintaan pembeli. Berbeda dengan tempat produksi lain yang umumnya hanya menjual paper bag yang sudah jadi (siap pakai) saja.
Sejak 2022 itu, lambat laun tempat produksi paper bag Iksan pun makin ramai pembeli. Ia yang semula mengerjakannya sendiri kini pun mempekerjakan ibu-ibu rumah tangga tetangganya di Kulon Progo, Jogja.
“Jadi produksinya di Kulon Progo. Kalau di sini (Wirobrajan) semacam toko offline aja sih,” jelas Iksan.
“Total ada 30 ibu-ibu (yang kerja di produksi paper bag Iksan). Upahnya tergantung berapa banyak paper bag yang ibu-ibu lipat. Upahnya antara Rp30 ribu sampai Rp80 ribu sehari. Mereka sudah seneng karena ada pemasukan harian,” beber sarjana Manajemen STIE YKPN, Jogja, tersebut.
Selain itu, Iksan juga mengaku mempekerjakan seorang mahasiswa salah satu kampus Jogja yang memang berniat kuliah sambil kerja. Dengan kata lain, keputusannya melepas kerja kantoran di Jogja untuk bisnis paper bag ternyata justru menolong banyak orang.
Melihat bisnis paper bag Iksan yang makin lancar dan justru memberi lapangan pekerjaan bagi banyak orang, kata Iksan, orang tuanya pun ikut bangga. Tak lagi menyesalkan Iksan yang melepas kerja kantoran di Jogja sebelumnya.
Penulis: Muchamad Aly Reza
Editor: Ahmad Effendi
Ikuti berita dan artikel Mojok lainnya di Google News.