Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Liputan Ragam

Penjual Minyak Wangi Pertama di Malioboro Jual Kerak Telor Pakai Resep Khas Padang: Belum Pernah Mencicipi Racikannya Sendiri, Tapi Cocok di Lidah Pembeli

Ahmad Effendi oleh Ahmad Effendi
20 Mei 2024
A A
Penjual Minyak Wangi Pertama di Malioboro Jual Kerak Telor Pakai Resep Khas Padang: Belum Pernah Mencicipi Racikannya Sendiri, Tapi Cocok di Lidah Pembeli.MOJOK.CO

Ilustrasi Penjual Minyak Wangi Pertama di Malioboro Jual Kerak Telor Pakai Resep Khas Padang: Belum Pernah Mencicipi Racikannya Sendiri, Tapi Cocok di Lidah Pembeli (Mojok.co/Ega Fansuri)

Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

Pak Mul (48) sebenarnya adalah pemain anyar dalam bisnis kerak telor. Ia baru memulai jualan jajanan khas Betawi ini 10 tahun ke belakang. Itu pun awalnya belum berjualan sendiri, masih ikut orang lain. Namun, lelaki asal Padang, Sumatra Barat ini malah berhasil bikin resep rahasia, yakni  menyilangkan makanan khas Jakarta itu dengan citarasa Minang.

Kerak telor sendiri merupakan jajanan khas yang terbuat dari beras ketan dan telur,  kemudian disajikan bersama serundeng, bawang goreng, ataupun toping lainnya. Makanan ini biasanya dimasak menggunakan wajan, umumnya masih pakai tungku arang, serta dipanggang sampai kering dan berkerak.

Jajanan ini sebenarnya cukup langka karena biasanya dijual saat momen-momen tertentu saja. Di Jogja sendiri, Pak Mul menjadi satu dari sedikit orang yang masih menjual kerak telor.

Bersama istrinya, selama 10 tahun ia menjajakan dagangannya itu di dekat Masjid Agung Kotagede. Namun, yang membedakan kerak telor buatan Pak Mul dengan yang lain, ia menambahkan “sentuhan” khas Minang pada racikannya.

Penjual Minyak Wangi Pertama di Malioboro Jual Kerak Telor Pakai Resep Khas Padang: Belum Pernah Mencicipi Racikannya Sendiri, Tapi Cocok di Lidah Pembeli.MOJOK.CO
Pak Mul, penjual kerak telor di Kotagede. Sudah 10 tahun berjualan. (Mojok.co/Ahmad Effendi)

Pak Mul memang merupakan perantau asal Padang, Sumatera Barat. Sudah sejak 1980-an ia meninggalkan tempat kelahirannya itu buat mencari peruntungan di Jogja. Makanya, saat memutuskan berjualan kerak telor, ia menambahkan citarasa rendang dalam makanan bikinannya.

“Ini mungkin cuma bisa ditemuin di kerak telor bikinan saya, Mas,” ujar Pak Mul, saat Mojok menemuinya saat sedang berdagang di Pasar Kangen, Minggu (19/5/2024). 

“Kerak telor kan biasanya gurih, asin. Tapi kalau di tempat saya ditambahin bumbu rahasia buatan sendiri, ada pedasnya, ada rasa-rasa rendangnya,” sambungnya, sambil menunjukkan bumbu rahasia yang ia maksud.

Penjual minyak wangi pertama di Malioboro, banting stir jualan kerak telor

Sebelum menjadi penjual kerak telor, banyak pekerjaan Pak Mul geluti. Lelaki dua anak ini mengaku, saat tiba di Jogja pada awal 1990-an, ia langsung ditawari kerja sebagai pedagang di Malioboro.

“Kebetulan beberapa saudara udah ada yang berdagang di Malioboro. Jadi istilahnya saya bantu-bantu mereka jualan di sana. Jualan mainan, baju, semua pernah dijual,” kenangnya.

Baru setahun bantu-bantu berdagang, Pak Mul diminta “hidup mandiri”. Ia dituntut buat bisa berdagang sendiri, alias bukan jadi karyawan orang lain lagi.

Kala itu, ia coba melihat peluang. Pak Mul tak mau menjual barang yang sudah banyak ditemui di Malioboro.

“Saat itu saya melihat, lho ternyata belum ada yang jualan minyak wangi. Kalau di Padang, tiap pinggir jalan ada yang jual. Makanya saya coba deh jualan minyak wangi oles itu, Mas,” kata lelaki yang sekarang menjual kerak telor ini.

“Jadi boleh dibilang saya ini penjual minyak wangi pertama di Malioboro. Sebelum banyak yang jual, saya yang paling duluan,” klaimnya.

Kata dia, bisnis minyak wangi kala itu sangat laku keras. Sehingga, akhirnya para penjual mulai menjamur. Persaingan pun makin ketat dan bikin omzet Pak Mul tak sebesar saat awal jualan.

Iklan

“Ya akhirnya jualan apa saja yang lagi laku di pasaran. Pas ketemu istri saya, kebetulan dia orang Dieng, jadi mulai menekuni usaha jual beli sayur-sayuran sama kebutuhan pokok kayak telur gitu, Mas.”

Tak pernah mencicipi racikannya karena tak suka aroma telur

Sejak menikah, Pak Mul tak lagi fokus jualan di Malioboro. Usahanya itu dilanjutkan sang sepupu yang sampai sekarang masih aktif berjualan sandal dan pernak-pernik di Teras Malioboro.

Sementara pertemuannya dengan kerak telor sendiri terjadi sekitar 2014 lalu. Di tengah kesibukannya berdagang, sang istri mencari peruntungan lain dengan buka usaha berjualan kerak telor karena penjualnya saat itu masih jarang.

Karena cukup digemari pembeli, mau tak mau Pak Mul kudu membantu istrinya.

“Padahal, Mas, saya aslinya nggak kuat sama aroma telor yang dimasak gitu. Jadi waktu awal-awal nemenin bikin ya pusing saja bawaannya, setiap hari mencium aroma telor,” kata Pak Mul.

Penjual Minyak Wangi Pertama di Malioboro Jual Kerak Telor Pakai Resep Khas Padang: Belum Pernah Mencicipi Racikannya Sendiri, Tapi Cocok di Lidah Pembeli.MOJOK.CO
Pak Mul yang mengaku tak tahan aroma telur sedang membuatkan kerak telor bagi pembeli. (Mojok.co/Ahmad Effendi)

Lama kelamaan Pak Mul mulai terbiasa. Malahan, ia membuat ide menambahkan resep ala Padang di kerak telornya. Ia menambahkan racikan bumbu rendang saat memasak kerak telor.

Ternyata, itu memang ide yang bagus. Beberapa pembeli yang datang mengaku cocok dengan racikan kerak telor rasa rendang bikinan Pak Mul.

“Kalau boleh jujur nih, Mas, saya sendiri aja nggak tahu rasanya kerak telor karena nggak doyan telor. Apalagi yang rasa rendang ini. Tapi karena cocok di lidah pembeli, ya alhamdulillah berarti racikan tangan saya memang ampuh,” pungkasnya.

Saya sendiri pada akhirnya memesan satu porsi kerak telor seharga Rp20 ribu untuk mencicipi “citarasa Padang” yang Pak Mul maksud. Ternyata benar, di setiap gigitan ketan dan telur bebek yang renyah, ada rasa rendang yang amat kuat di dalamnya. Ini menjadi sesuatu yang unik, karena Pak Mul bisa mengemas makanan khas Betawi tapi dengan citarasa Minang.

Penulis: Ahmad Effendi

Editor: Muchamad Aly Reza

BACA JUGA Penjual Gulali Alkid Jogja Tetap Bertahan Meski Jajanan Tradisional Mulai Dilupakan, Kalau Berhenti Anak-Cucu Tak Akan Mengenal Lagi Makanan Ini

Ikuti artikel dan berita Mojok lainnya di Google News

Terakhir diperbarui pada 21 Mei 2024 oleh

Tags: jajanan khasjakartaJogjakerak telorkerak telor di jogjakerak telor jakartakerak telor khas jakartamakanan khas
Ahmad Effendi

Ahmad Effendi

Reporter Mojok.co

Artikel Terkait

Omong Kosong Pemuja Hujan Musuh Honda Beat dan Vario MOJOK.CO
Otomojok

Pemuja Hujan di Bulan Desember Penuh Omong Kosong, Mereka Musuh Utama Pengguna Beat dan Honda Vario

27 Desember 2025
Kisah Kelam Pasar Beringharjo Jogja yang Tak Banyak Orang Tahu MOJOK.CO
Esai

Kisah Kelam Pasar Beringharjo Jogja di Masa Lalu yang Tak Banyak Orang Tahu

24 Desember 2025
Jogja Macet Dosa Pemerintah, tapi Mari Salahkan Wisatawan Saja MOJOK.CO
Esai

Jogja Mulai Macet, Mari Kita Mulai Menyalahkan 7 Juta Wisatawan yang Datang Berlibur padahal Dosa Ada di Tangan Pemerintah

23 Desember 2025
Pasar Kolaboraya tak sekadar kenduri sehari-dua hari. Tapi pandora, lentera, dan pesan krusial tanpa ndakik-ndakik MOJOK.CO
Liputan

Kolaboraya Bukan Sekadar Kenduri: Ia Pandora, Lentera, dan Pesan Krusial Warga Sipil Tanpa Ndakik-ndakik

23 Desember 2025
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Warteg Singapura vs Indonesia: Perbedaan Kualitas Langit-Bumi MOJOK.CO

Membandingkan Warteg di Singapura, Negara Tersehat di Dunia, dengan Indonesia: Perbedaan Kualitasnya Bagai Langit dan Bumi

22 Desember 2025
Anugerah Wanita Puspakarya 2025, penghargaan untuk perempuan hebat dan inspiratif Kota Semarang MOJOK.CO

10 Perempuan Inspiratif Semarang yang Beri Kontribusi dan Dampak Nyata, Generasi ke-4 Sido Muncul hingga Penari Tradisional Tertua

23 Desember 2025
Era transaksi non-tunai/pembayaran digital seperti QRIS: uang tunai ditolak, bisa ciptakan kesenjangan sosial, hingga sanksi pidana ke pelaku usaha MOJOK.CO

Drama QRIS: Bayar Uang Tunai Masih Sah tapi Ditolak, Bisa bikin Kesenjangan Sosial hingga Sanksi Pidana ke Pelaku Usaha

26 Desember 2025
Kisah Kelam Pasar Beringharjo Jogja yang Tak Banyak Orang Tahu MOJOK.CO

Kisah Kelam Pasar Beringharjo Jogja di Masa Lalu yang Tak Banyak Orang Tahu

24 Desember 2025
Omong Kosong Pemuja Hujan Musuh Honda Beat dan Vario MOJOK.CO

Pemuja Hujan di Bulan Desember Penuh Omong Kosong, Mereka Musuh Utama Pengguna Beat dan Honda Vario

27 Desember 2025
Jogja Macet Dosa Pemerintah, tapi Mari Salahkan Wisatawan Saja MOJOK.CO

Jogja Mulai Macet, Mari Kita Mulai Menyalahkan 7 Juta Wisatawan yang Datang Berlibur padahal Dosa Ada di Tangan Pemerintah

23 Desember 2025

Video Terbaru

Petung Jawa dan Seni Berdamai dengan Hidup

Petung Jawa dan Seni Berdamai dengan Hidup

23 Desember 2025
Sepak Bola Putri SD Negeri 3 Imogiri dan Upaya Membangun Karakter Anak

Sepak Bola Putri SD Negeri 3 Imogiri dan Upaya Membangun Karakter Anak

20 Desember 2025
SD Negeri 3 Imogiri Bantul: Belajar Bergerak dan Bertumbuh lewat Sepak Bola Putri

SD Negeri 3 Imogiri Bantul: Belajar Bergerak dan Bertumbuh lewat Sepak Bola Putri

18 Desember 2025

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.