Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Liputan Ragam

Kabupaten Semarang Dianggap Tertinggal dari Kota Semarang, padahal Lebih Nyaman untuk Ditinggali

Ahmad Effendi oleh Ahmad Effendi
29 Januari 2025
A A
Kabupaten Semarang Dianggap Tertinggal dari Kota Semarang, padahal Lebih Nyaman untuk Ditinggali.MOJOK.CO

Ilustrasi - Kabupaten Semarang Dianggap Tertinggal dari Kota Semarang, padahal Lebih Nyaman untuk Ditinggali (Ega Fansuri/Mojok.co)

Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

Kata “kabupaten” kerap dianggap sebelah mata oleh banyak orang. Tak terkecuali dengan Kabupaten Semarang.

Penyebabnya, tak lain dan tak bukan, wilayah kabupaten dianggap lebih tertinggal daripada kawasan kota. Orang yang tinggal di dalamnya pun dicap lebih udik. Sementara peradaban di kota dianggap lebih maju.

Makanya, di medsos amat jamak dijumpai kata-kata hinaan seperti “pasti orang kabupaten” atau “seleranya kabupaten banget” untuk merujuk sikap-sikap yang dianggap kampungan.

Namun, beda kasus dengan Kabupaten Semarang. Tinggal di kawasan ini nyatanya lebih nyaman kalau dibanding hidup di Kota Semarang. Setidaknya, di sini tempatnya lebih sejuk, tak takut banjir, dan tentunya nggak ada kreak alias bocil-bocil sok gangster.

Pendeknya, Kabupaten Semarang layak jadi tempat pensiun.

Banyak orang tahunya hanya Kota Semarang

Nyatanya, banyak orang yang tak bisa membedakan antara Kabupaten Semarang dengan Kota Semarang. Banyak yang beranggapan kalau daerah tersebut tunggal. 

Orang-orang tahunya, ya, Semarang itu daerah yang memenangkan Ahmad Luthfi sebagai wali kota. Tapi, jarang yang tahu kalau di Pilkada kemarin juga ada nama Ngesti Nugraha yang ditetapkan sebagai Bupati Semarang terpilih.

Saya kira wajar. Saya pun pernah mengalaminya. Desta (23), mahasiswa Jogja asal Ungaran, Kabupaten Semarang, bahkan kerap kebingungan ketika harus menjelaskan asal daerahnya kepada teman kuliahnya.

“Kalau aku bilang dari Ungaran, pasti pada bingung, ‘Ungaran itu sebelah mana? Tapi kalau aku bilang dari Kabupaten Semarang, mereka nyambernya langsung, ‘oh, Semarang, PSIS’,” kata Desta dengan tertawa.

Kawasan kabupaten memang kurang terkenal kalau dibanding kawasan kota

Tapi mau bagaimana pun, Desta mewajarinya. Sebab, sebagai orang Kabupaten Semarang, ia mengakui betul bahwa daerahnya memang kurang tenar jika dibanding kawasan kota.

Sebagai misal, ia menyebut kalau ikon-ikon populer Semarang, kebanyakan berlokasi di kawasan kota. Seperti kampus-kampus negeri, objek wisata, sampai sesederhana klub sepak bola lokal.

“UNNES, Undip, ya itu semuanya di kota. Makanya orang ngehnya Semarang itu ya cuma di situ,” jelasnya.

“Bahkan kalau mau ngomongin bola nih, seberapa yang tahu Persikas Kabupaten Semarang? Kamu aja pasti nggak tahu, karena Semarang ya identiknya PSIS,” sambung Desta.

Saya pun mengafirmasi penjelasan Desta. Jujur, saya baru tahu kalau ada klub sepak bola lokal bernama Persikas. 

Iklan

Pun, merujuk data LLDikti, di Kabupaten Semarang hanya ada tiga perguruan tinggi. Antara lain Universitas Darul Ulum Islamic Centre Sudirman, Universitas Ngudi Waluyo, dan Institut Karya Mulia Bangsa. Sekali lagi, nama-nama ini juga asing bagi saya.

Beberapa salah kaprah soal Kabupaten Semarang

Sebagai informasi, Kabupaten Semarang sendiri merupakan wilayah yang secara administratif berbatasan dengan Kota Semarang di Utara, Kabupaten Demak dan Kabupaten Grobogan di Timur, Kabupaten Boyolali di Timur dan Selatan, serta Kabupaten Magelang, Kabupaten Temanggung, dan Kabupaten Kendal di bagian Barat.

Ibu kotanya adalah di Ungaran, tempat tinggal Desta.

Tentu, ada banyak hal yang salah kaprah soal Semarang. Utamanya kalau sudah menyangkut mana yang kabupaten dan mana yang kota.

Setidaknya, dari yang pernah Desta dengar, misalnya, tak sedikit yang mengira kalau Bawen itu Kota Semarang. Padahal, secara administratif, kota yang terkenal dengan tolnya itu masuk kawasan Kabupaten Semarang.

Belum lagi kalau ngomongin Salatiga. Banyak yang mengira kalau kota tersebut merupakan kabupaten tersendiri atau masuk kawasan Soloraya. Nyatanya, Kota Salatiga adalah enklave dari Kabupaten Semarang.

“Malah yang paling kocak, banyak yang ngira pahlawan Jenderal Sudirman itu perangnya di Kota Semarang. Padahal kan Ambarawa, itu masuk kabupaten.”

Semarang yang tak melulu soal panas dan banjir

Meski kalah tenar dan terkesan dilupakan, tapi Desta menyebut kalau Kabupaten Semarang adalah sebaik-baiknya tempat tinggal. Setidaknya, kalau dibanding Kota Semarang, jelas tingkat kenyamanannya jauh.

Secara geografis, Kabupaten Semarang berlokasi lebih tinggi daripada Kota Semarang. Alhasil, hawanya pun lebih sejuk. Tentu ini beda dengan bagian kota yang terkenal panas menyengat.

“Makanya, aku sering ketawa kalau ada teman kuliah bilang, ‘wih, dari Semarang, pasti panas’. Sorry ya bos, aku Ungaran, sejuk nih,” katanya.

Masalah-masalah yang terjadi di Kota Semarang pun, sependek yang Desta tahu, belum pernah terjadi di daerahnya. Misalnya, banjir bandang, banjir rob yang tentu mustahil, ataupun masalah yang baru-baru ini viral: kreak alias gangster meresahkan.

Maka, tak salah kalau Desta mengklaim Kabupaten Semarang lebih baik ketimbang Kota Semarang. Bahkan, kalau kita mencari rekomendasi tempat-tempat pensiun via internet, dua tempat di Kabupaten Semarang pasti muncul. Yakni Salatiga dan Ungaran.

Penulis: Ahmad Effendi

Editor: Muchamad Aly Reza

BACA JUGA: Argomulyo Merekam Sisi Gelap Anak Kos di Salatiga yang Saingi Seturan Jogja, Dulu Kota Santun Kini Lekat dengan Kehidupan Malam yang Kelam atau liputan Mojok lainnya di rubrik Liputan.

Terakhir diperbarui pada 29 Januari 2025 oleh

Tags: kabupaten semarangkota semarangSemarang
Ahmad Effendi

Ahmad Effendi

Reporter Mojok.co

Artikel Terkait

Menteri Kebudayaan Fadli Zon dan Wali Kota Agustina Wilujeng ajak anak muda mengenal sejarah Kota Semarang lewat kartu pos MOJOK.CO
Kilas

Kartu Pos Sejak 1890-an Jadi Saksi Sejarah Perjalanan Kota Semarang

20 Desember 2025
Gedung Sarekat Islam, saksi sejarah dan merwah Semarang sebagai Kota Pergerakan MOJOK.CO
Kilas

Upaya Merawat Gedung Sarekat Islam Semarang: Saksi Sejarah & Simbol Marwah yang bakal Jadi Ruang Publik

20 Desember 2025
Wali Kota Semarang uji coba teknologi bola GPS untuk mitigasi banjir Semarang MOJOK.CO
Kilas

Bola GPS Jadi Teknologi Mitigasi Sumbatan Air Penyebab Banjir di Simpang Lima Semarang

13 Desember 2025
Kafe Gethe di Kampung Sekayu Semarang. MOJOK.CO
Ragam

Rogoh Kantong Pribadi Sampai Ratusan Juta demi Bikin Kafe Bergaya Retro di Tengah Permukiman Padat Kota Semarang

14 November 2025
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Kegigihan bocah 11 tahun dalam kejuaraan panahan di Kudus MOJOK.CO

Kedewasaan Bocah 11 Tahun di Arena Panahan Kudus, Pelajaran di Balik Cedera dan Senar Busur Putus

16 Desember 2025
Saat banyak teman langsungkan pernikahan, saya pilih tidak menikah demi fokus rawat orang tua MOJOK.CO

Pilih Tidak Menikah demi Fokus Bahagiakan Orang Tua, Justru Merasa Hidup Lebih Lega dan Tak Punya Beban

15 Desember 2025
Praja bertanding panahan di Kudus. MOJOK.CO

Nyaris Menyerah karena Tremor dan Jantung Lemah, Temukan Semangat Hidup dan Jadi Inspirasi berkat Panahan

20 Desember 2025
UMP Jogja bikin miris, mending kerja di Jakarta. MOJOK.CO

Menyesal Kerja di Jogja dengan Gaji yang Nggak Sesuai UMP, Pilih ke Jakarta meski Kerjanya “Hectic”. Toh, Sama-sama Mahal

17 Desember 2025
Keturunan Keraton Yogyakarta Iri, Pengin Jadi Jelata Jogja Saja! MOJOK.CO

Keresahan Pemuda Berdarah Biru Keturunan Keraton Yogyakarta yang Dituduh Bisa Terbang, Malah Pengin Jadi Rakyat Jelata Jogja pada Umumnya

18 Desember 2025
UGM.MOJOK.CO

UGM Berikan Keringanan UKT bagi Mahasiswa Terdampak Banjir Sumatra, Juga Pemulihan Psikologis bagi Korban

18 Desember 2025

Video Terbaru

SD Negeri 3 Imogiri Bantul: Belajar Bergerak dan Bertumbuh lewat Sepak Bola Putri

SD Negeri 3 Imogiri Bantul: Belajar Bergerak dan Bertumbuh lewat Sepak Bola Putri

18 Desember 2025
Ketakutan pada Ular yang Lebih Dulu Hadir daripada Pengetahuan

Ketakutan pada Ular yang Lebih Dulu Hadir daripada Pengetahuan

17 Desember 2025
Undang-Undang Tanjung Tanah dan Jejak Keadilan di Sumatera Kuno pada Abad Peralihan

Undang-Undang Tanjung Tanah dan Jejak Keadilan di Sumatera Kuno pada Abad Peralihan

14 Desember 2025

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.