Bagi Radi (21) Kopi Golda seolah menjadi barang langka di Indomaret Dharmawangsa. Sebab, Indomaret tersebut menjadi tempat merenung tak tergantikan bagi mahasiswa Universitas Airlangga (Unair) Surabaya dan para driver ojol maupun Shopee Food.
***
Indomaret di Jalan Dharmawangsa, Gubeng, Surabaya, selama ini memang menjadi jujukan bagi Radi (21), mahasiswa Universitas Airlangga (Unair), untuk sekadar duduk merenung.
Sejak pertengahan 2024 lalu, Radi sudah tidak pernah datang ke sana lagi. Dia menghabiskan beberapa bulan untuk program pengabdian masyarakat dari Unair dan bersambung magang di luar Surabaya.
Baru November 2024 lalu dia kembali lagi ke Surabaya untuk melanjutkan skripsi. Seperti kebiasaan sebelum-sebelumnya, suatu malam di November itu dia memacu motornya dari kosannya di Gubeng menuju Indomaret Dharmawangsa Surabaya.
Menjelang tengah malam, pikirannya memang selalu kalut. Dia butuh waktu sendiri. Hanya sekadar untuk minum kopi kemasan sembari menyesap rokok.
“Bajilak, aku mondar-mandir lama, jebul nggak ada kopi Golda. Habis,” ujar Radi saat berbagi cerita kepada Mojok belum lama ini.
Indomaret Dharmawangsa Surabaya buka 24 jam
Jika ditarik mundur ke belakang, Radi sendiri tak menyadari bagaimana mulanya kopi Golda identik dengan konseling dan overthinking. Identik pula dengan orang-orang yang melamun sendirian di kursi besi Indomaret.
Namun, sebelum tren itu merebak, Radi memang terhitung sering duduk melamun di Indomaret Dharmawangsa Surabaya seorang diri. Terutama tengah malam.
“Sebab, Indomaret Dharmawangsa itu jadi satu-satunya Indomaret di dekat kampus Unair yang bukanya 24 jam,” terang Radi.
“Oh, ya?” Respons saya spontan.
“Yakin, Mas. Yang lain jam 10-an malam sudah pada tutup,” sambungnya.
Namun, dulu sebelum merebak tren kopi Golda dan kursi besi Indomaret, dia biasanya pesan asal saja. Misalnya, kopi ABC botol. Bahkan sering pula tidak beli. Rokok pun dia lebih sering beli di warung-warung hidden gem yang menyediakan rokok lokal Jawa Timuran dengan harga paling mahal Rp10-an.
“Sebelumnya (habis Isya) sebenarnya sudah ngopi juga di daerah Srikana. Itu tempat ngopi andalan mahasiswa Unair. Tapi itu kan kalau mau ramai-ramai. Kalau mau nyendiri tengah malam ya ke Dharmawangsa,” tutur Radi.
Kopi Golda: mengatasi ketakutan setelah lulus Unair
Sejak merebaknya tren kopi Golda dan kursi besi Indomaret, sejak awal 2024 Indomaret Dharmawangsa Surabaya sering kebak. Kata Radi, rata-rata isinya mahasiswa Unair. Meski satu-dua kali kadang terlihat driver ojol atau Shopee Food.
Hanya saja mereka biasanya akan beranjak kalau sudah dini hari. Kecuali driver ojol dan Shopee Food yang bisa berjam-jam melamun di sana sebelum akhirnya lanjut jalan.
Sementara Radi sendiri, karena tahu sering ramai, lebih memilih ke sana di atas jam 1 dini hari.
“Waktu awal viral, aku nyoba lah (kopi Golda). Wong murah juga (Rp3 ribu),” kata Radi.
Radi biasanya hanya masuk untuk membeli sebotol kopi Golda. Kadang agak “malu” sama kasir Indomaret-nya. Sebab, dia hanya beli satu itu, cuma bayar Rp3 ribu. Tidak ada tambahan lain seperti pengunjung lain: misalnya rokok kek.
Tapi ya bagaimana lagi. Namanya juga pas-pasan. Toh lebih mending beli, daripada tidak sama sekali.
“Aku kan beasiswa. Jadi selama ini nggak terlalu kepikiran soal cari uang. Nah, masuk semester akhir aku mulai kepikiran, nanti lulus cari uang gimana ya. Katanya sekarang itu nggak peduli lulus dari kampus top atau nggak, yang jelas cari kerja susah kalau nggak pakai orang dalam,” beber Radi.
Radi bisa duduk sangat lama di kursi besi Indomaret Dharmawangsa Surabaya itu, ditemani sebotol kopi Golda yang dia seruput pelan-pelan agar tidak lekas tandas. Kalau tilawah menjelang azan Subuh berkumandang, barulah dia beranjak pulang ke kosan.
Memang Radi tak menemukan jawaban atas keresahannya itu. Namun, kebiasaan itu terus berulang.
Untuk saat ini, dia memang tidak butuh jawaban. Dia hanya butuh waktu untuk sekadar menenangkan diri: berhenti sejenak dari ketakutan-ketakutan yang berjejal di kepalanya tiap tengah malam.
Kopi Golda langka di Indomaret Dharmawangsa Surabaya
Sejak kembali ke Surabaya November 2024 itu dan menemukan fakta bahwa kopi Golda langka di sana, Radi pun penasaran. Dia ingin mencoba mengecek di lain hari.
Setelah beberapa hari, dia datang lagi ke Indomaret Dharmawangsa. Hasilnya, dia kehabisan kopi Golda lagi. Seiring itu, dari pengamatannya, beberapa kursi besi di sana juga selalu ada saja yang menduduki.
“Memang bener-bener habis, atau sebenarnya sudah nggak stok lagi?” Kejar saya.
“Habis, Mas. Wong sebelumnya, pas aku cerita kehabisan kopi Golda di Indomaret Dharmawangsa ke temenku, temenku (juga mahasiswa Unair) iseng ke sana. Dan dia nemu kok. Nah, pas giliran aku yang datang, selalu kehabisan,” jawab Radi.
Sebagai gantinya, sementara malam-malamnya yang panjang ditemani oleh sebotol kopi ABC.
Update terbaru di awal tahun 2025, dia masih tidak beruntung. Masih kehabisan.
Yang lalu menjadi pertanyaan di benak Radi: Apa iya makin banyak orang stres di sekitar Gubeng dan Unair, sampai-sampai kopi Golda—setidaknya jika dia ke Indomaret Dharmawangsa Surabaya—kok selalu kehabisan?
Memastikan pada kasir
Iseng-iseng saya meminta seorang kenalan di Surabaya, Dipta (27) untuk ngecek ke Indomaret Dharmawangsa baru-baru ini.
Dipta yang asli Surabaya dan bertahun-tahun menetap di sana memang jarang menggunakan kursi besi Indomaret atau kopi Golda sebagai “obat stres”. Namun, dia cukup tahu ada tren tersebut.
Dia biasanya menghabiskan waktu sendiri di Co2 Library. Bisa minum kopi sambil baca buku. Itu me time terbaiknya.
Dia ke Indomaret Dharmawangsa pada jam 10 malam, selepas pulang kerja dari daerah kota.
“Aku ke sana aman, sih. Ada stok. Cuma nggak banyak yang di kulkas,” katanya.
Dipta sempat iseng bertanya ke seorang kasir yang berjaga. Memastikan, apa benar di sana sering kehabisan kopi Golda?
“Kata si kasir, seingatnya, memang sering banget yang beli kopi Golda. Jadi cepet habis,” jelas Dipta.
Tapi asumsi Dipta, kalau sudah habis mungkin saja pihak Indomaret Dharmawangsa tidak langsung stok lagi. Sehingga ketika Radi datang, seolah-olah kehabisan alias pembelinya benar-benar banter. Padahal pada dasarnya belum stok aja.
Penulis: Muchamad Aly Reza
Editor: Ahmad Effendi
BACA JUGA: Rahasia Warung Madura Berani Head to Head dengan Indomaret dan Alfamart atau liputan Mojok lainnya di rubrik Liputan