Ketangguhan Honda Revo terbukti saat harus menemani pegawai koperasi melakukan perjalanan lintas provinsi menyambangi nasabah dari Cilacap sampai Tasikmalaya. Tangguh dan irit adalah karakter yang melekat pada motor bebek ini.
Sebagai mantan pengguna Honda Revo, saya merasakan betul ketangguhannya dalam menghadapi berbagai medan. Tenaganya memang hanya 110cc, namun tidak perlu diragukan lagi. Dulu saat jadi mahasiswa, uang bensin tak pernah jadi soal karena motor ini terkenal irit.
Bahkan, saat akhirnya saya berganti motor, saya berpesan kepada orang di rumah agar Honda Revo legendaris itu tidak dijual. Motor bersejarah yang telah menemani banyak cerita hidup.
Tangguh dan irit barangkali jadi alasan mengapa motor ini identik dengan para pegawai koperasi simpan pinjam. Dua keunggulan itu membuat kantor menyediakan Honda Revo sebagai kendaraan dinas.
Pegawai koperasi kerjanya cukup berat. Melintasi berbagai medan jalan desa yang sulit demi menyambangi nasabah. Gamawan (21) seorang pegawai koperasi simpan pinjam yang berkantor Cilacap menceritakan pengalamannya menggunakan Honda Revo dalam bertugas.
Gamawan kerja dari pagi hingga petang. Jarak tempuhnya dalam berkeliling pun tidak bisa dipadang sebelah mata. Pasalnya, ia bekerja lintas provinsi dari Cilacap, Jawa Tengah sampai Ciamis dan Tasikmalaya, Jawa Barat.
“Setiap hari, pulang pergi,” kelakarnya menggambarkan beratnya kerja.
Honda Revo menemaninya menempuh berbagai medan saat menawarkan berbagai produk keuangan ke nasabah. Jenisnya beragam mulai dari penawaran, pencairan, sampai penarikan dana pinjaman.
Tugas-tugas itu cukup menantang. Sebab, perlu kemampuan komunikasi dan strategi menawarkan yang ciamik. Tanpa itu, target tidak bisa terpenuhi.
Namun, di balik teori dan tantangan dalam menghadapi nasabah, ketangguhan motor merupakan kunci dari kelancaran kerjanya. Jika kendaraan rewel di jalan, sampai ke tempat nasabah pun bisa gagal.
Ketangguhan Honda Revo jelajahi rute ratusan kilometer pegawai koperasi
Rute kerja Gamawan, bisa lebih dari 100 kilometer dalam sehari. Di jalanan medan tidak selalu berupa aspal mulus. Cilacap bagian barat terkenal dengan kontur perbukitan.
Tak jarang ia harus menempuh rute yang bukan beralaskan aspal maupun cor-coran, melainkan tanah dan bebatuan. Setahun pertama ia menempuh semua medan itu dengan Honda Revo 110.
“Pernah sekali nggak kuat nanjak di gunung. Dituntun akhirnya,” kenangnya tertawa.
“Di sana banyak jalan yang wujudnya nggak kayak jalan,” sambungnya.
Di kalangan pegawai koperasi, ada hirarki soal kendaraan. Honda Revo biasanya digunakan oleh para Pegawai Dinas Lapangan (PDL) setahun awal bekerja. Biasanya, setelah itu bisa berganti dengan Supra X 125.
Selanjutnya, saat sudah menapaki jenjang karier menjadi bagian audit, pegawai bisa memakai kendaraan dinas Honda CBR 150. Lanjut lagi, jika jadi kepala bagian, bawaannya sudah bisa mobil.
Sebagai pegawai koperasi, ia punya satu prinsip yakni bukan hanya badan yang fit namun juga motor. Sebab keduanya sama-sama menunjang vitalitas kerja di lapangan. Demi bisa mengejar target capaian di akhir bulan, motornya harus kuat digeber menapaki rute Cilacap, Banjar, Ciamis, hingga Tasikmalaya.
Saya juga sempat menyambangi beberapa kantor koperasi di Jogja. Memang, tidak semuanya memberikan benefit berupa Honda Revo sebagai kendaraan dinas. Namun, wujud motor bebek ini hampir selalu tampak di depan kantor koperasi.
Honda Revo pertama kali mengaspal di Indonesia pada April 2007 silam. Bisa dibilang, saat itu langsung dapat penerimaan pasar yang baik. Ratusan ribu unit terjuan dalam tahun pertama peluncurannya.
Tahun-tahun selanjutnya, muncul seri-seri terbaru Honda Revo yang menjawab kebutuhan motor bebek murah bagi masyarakat Indonesia. Kehadirannya juga menjadi jawaban bagi kebutuhan pegawai koperasi yang perlu kendaraan murah, tangguh, dan irit bahan bakar dalam mengarungi hari-hari.
Penulis: Hammam Izzuddin
Editor: Agung Purwandono
BACA JUGA Honda Revo, Motor Artefak wujud Kasih Ibu dan Penguji Kesetiaan Pasangan
Cek berita dan artikel Mojok lainnya di Google News