Menjadi abdi negara adalah cita-cita banyak putra-putri bangsa. Sebab, tentara maupun polisi masih merupakan profesi yang diidam-idamkan dan terpandang di masyarakat.
Namun, seleksi masuknya pun juga tak mudah. Ada banyak tahapan yang harus dilalui oleh seorang calon siswa (casis) untuk bisa meraih cita-citanya itu.
Mojok sendiri menemui Aminudin (21) dan Irza (21), dua casis yang berkali-kali gagal lolos seleksi Bintara tapi masih belum mengubur mimpi. Kepada Mojok, mereka menceritakan banyak hal, termasuk motivasinya menjadi abdi negara sampai kejadian “absurd” yang bikin mereka gagal lolos seleksi.
Semangat jadi abdi negara, tapi 4 kali menemui kegagalan saat seleksi
Pada Jumat (16/8/2024), saya menemui Amin di salah satu kedai kopi di Nganjuk, Jawa Timur. Saat itu, ia sedang duduk termenung, sambil sesekali menyeruput coklat hangatnya.
Saya kemudian menyapanya. Kemudian kami mulai mengobrol, yang mana dalam 4 jam obrolan malam itu Amin lebih banyak curhat tentang bagaimana awal mula dia tertarik dengan hal-hal yang berbau militer.
“Aku ingat dulu pas SD diajak ayahku nonton upacara HUT TNI. Kayak keren gitu, terus jadi cita-citaku sampai sekarang,” ungkap Amin, membuka kisahnya, malam itu.
Amin mengaku, sejak 18 tahun sudah memulai mengejar cita-citanya dengan mengikuti tes Bintara. Ia lolos pada tahapan-tahapan awal seleksi. Namun, ia gugur ketika tes kesehatan.
Tahun berikutnya, Amin masih belum menyerah mengikuti tes menjadi abdi negara. Ia merasa masih ada peluang untuk bisa lolos.
Pasalnya, usianya masih eligible buat mengikuti seleksi. Begitu juga dengan fisiknya, yang menurut dia, masih cukup mumpuni untuk bersaing. Sayangnya, di pemantauan terakhir (pantukhir), ia gugur lagi.
“Meski begitu mentalku sampai saat ini tak ciut,” tegasnya.
Ia bahkan langsung menjajal lagi di Bintara TNI dan Polri pada tahun ketiganya. Naas, kedua kesempatan itu lagi-lagi membuatnya kecewa karena tak lolos.
“Terakhir ini pokoknya harus lolos, karena biar bisa banggain orang tua,” ucap Amin dengan penuh semangat.
Menjajaki kemungkinan lain demi bahagiakan ortu
Memang, Amin merasa tak boleh menyerah di tengah jalan untuk menjadi seorang abdi negara. Apalagi, selama ini ia sudah berjuang sekuat tenaga untuk meraih cita-citanya itu. Bagi dia, membuat bangga orang tuanya yang merupakan seorang petani adalah prioritasnya.
Namun, Amin juga realistis bahwa ada kalanya ia bakal kesulitan meraih cita-cita itu karena beberapa alasan. Salah satunya, terkendala batas umur yang makin hari makin bertambah. Makanya, ia memutuskan untuk berkuliah saja ketika asa menjadi abdi negara makin mengecil.
Amin sendiri tercatat sebagai mahasiswa Universitas Nusantara PGRI (UNP) Kediri. Ia terdaftar di program studi Pendidikan Kepelatihan Olahraga angkatan 2022.
Di luar dugaan Amin, di kampus tersebut ternyata ada beberapa mahasiswa yang bernasib sama sepertinya. Ada sekitar delapan teman yang ia kenal juga pernah gagal mengikuti seleksi Bintara.
“Ada beberapa temanku juga di prodi yang sama, masih mengikuti tes (abdi negara),” kelakarnya.
Gugur seleksi Bintara gara-gara sarapan mie instan
Pada malam tersebut, saya juga nongkrong bersama Irza dan Ahmad. Irza, boleh dibilang punya nasib serupa dengan Amin: sama-sama gagal tes Bintara. Sementara Ahmad, sahabat Irza, adalah saksi dari kegagalan tersebut.
Sebagaimana diceritakan Ahmad, pada 2022 lalu ia mengantarkan Irza tes Bintara di Kodam Brawijaya, Surabaya. Menurut cerita Ahmad, sahabatnya itu mengaku diam-diam mengikuti tes ini agar teman-temannya terkejut ketika ia berhasil lolos.
“Dia (Irza) kalau sore jogging keliling perumahan, kalau pulang biasanya bawa roti tawar sama susu. Meski bilangnya iseng, tapi sebenarnya dia niat,” ungkap Ahmad saat Mojok wawancara pada Jumat (16/8/2024) malam WIB. Mendengar cerita sahabatnya itu, Irza hanya tersipu.
“Nah, aku kaget dia lolos sampai tahap tes ketiga. Nah pas itu dia gugur di tes postur tubuh gara-gara kurang berat badan,” imbuh Ahmad, sambil tertawa mengingat kejadian itu.
Mendengar Ahmad tertawa, Irza berusaha meluruskan cerita bahwa ia gagal bukan karena kurang berat badan. Melainkan, oleh alasan yang sangat absurd.
“Sebenarnya waktu itu, pas hari H aku kesiangan bangun. Nah, nggak sempat sarapan akhirnya makan pop mie buat mengganjal perut,” curhat Irza Jumat (18/8/2024) malam itu, mengklarifikasi.
Seketika tongkrongan langsung riuh dengan tertawa. Sebab, saya sendiri tak bisa menahan gelagat Irza ketika menceritakan itu. Irza mengaku saat ini masih belum punya niatan untuk kembali menjajal tes menjadi abdi negara. Karena baginya, menjadi bos rongsokan saat ini sudah cukup baginya.
Berbeda dengan Amin. Sampai berita ini ditulis, ia tak akan pernah berhenti mengejar cita-citanya itu. Karena mendengar cerita dari Irza, Amin jadi lebih semangat dan mempersiapkan diri sebaik-baiknya, agar tak terjadi kepadanya kisah Irza yang unik itu.
Penulis: Muhammad Ridhoi
Editor: Ahmad Effendi
BACA JUGA Cerita Emak-Emak Joki Game Online AQW, 24 Jam menatap Komputer Demi Menghidupi 2 Anak Seorang Diri
Ikuti artikel dan berita Mojok lainnya di Google News