Memutuskan kerja di desa dengan gaji Rp800 ribu sebulan
Tercatat cuma dua bulan Ridho sanggup menjalani hari-hari yang begitu dekat dengan maut itu. Minimal, sih, kalau enggak sampai mati ya mental dia yang kena. Ridho pun memutuskan resign dan kembali ke desa.
“Gaji utuh, kadang ada bonus besar-besaran, tapi percuma kalau tiap malam harus siap ditebas sama preman-preman Jakarta,” ujar dia.
Ia mengaku kapok kerja di pelabuhan lagi. Meski ada tawaran dengan gaji dua kali lipat sekalipun, Ridho bersumpah tak akan kembali ke tempat itu.
Kini, ia memutuskan untuk bekerja di industri pembuatan jas hujan plastik skala rumahan di desanya. Meski cuma dapat upah rata-rata Rp800 ribu sebulan, setidaknya mentalnya jauh lebih sehat ketimbang menantang maut di Jakarta.
Penulis: Ahmad Effendi
Editor: Agung Purwandono
Ikuti berita dan artikel Mojok lainnya di Google News