Sebagai perintis bukan bocil pewaris, Diana sama sekali tak punya privilage seperti Ryu. Dalam banyak situasi, ia harus memulai semuanya dari awal. Menjadi perintis tanpa “warisan” dari orang tua, kata dia, membuat dirinya seringkali mendapat diskriminasi dari masyarakat sekitar.
“Aku seringkali jadi urutan kesekian dalam memulai segala sesuatu. Dengan kata lain, tidak masuk dalam prioritas,” ujar Diana.
Diana mengaku pernah mendapat diskriminasi itu saat melamar kerja. Hal itu terlihat saat pesaingnya memiliki privilage yakni punya relasi orang dalam atau orang tua yang punya power di dunia kerja. Berbanding terbalik dengan dirinya yang harus ngoyo untuk maju sendiri, tanpa back up dari siapapun.
Tak terkecuali di dunia bisnis. Sebagai perintis yang lahir dari keluarga broken home, Diana mengaku jalannya lebih berat. Baik dari segi modal, mencari relasi, hingga menawarkan usaha.
“Orang yang merintis dari 0 bukan berarti tidak bisa ya, tapi tentu saja prosesnya akan jauh lebih lama untuk mencapai kesuksesan,” kata Diana.
Buka usaha macam-macam untuk hidupi keluarga
Namun, kondisi itu tak membuat Diana putus asa. Justru dari sana, mentalnya terbentuk menjadi kuat hingga punya mimpi sebagai pengusaha suskes. Tentu saja, jalannya pun tak mudah seperti yang dikatakan bocil pewaris itu kepadamu.
“Beberapa kali aku mencoba buka usaha, modal pas-pasan dari tabungan kerja dan modal nekat tapi semuanya berakhir gagal. Mulai dari jualan di bazar pasar malam, buka stand di mall, buka warung mie ayam,” tutur Diana.
Dari seluruh usaha yang telah gagal itu, Diana sudah menghabiskan modal jutaan rupiah, bahkan mencapai minus. Hanya saja, Diana tidak berhenti, alias tidak bisa, karena dia punya tanggungan untuk menghidupi keluarganya.
“Aku termasuk generasi sandwich, yang harus nge-back up kebutuhan keluargaku,” ujarnya.
Masalah yang sedemikian kompleksnya, pernah membuat Diana hampir menyerah. Nyaris saja ia mengubur cita-citanya sebagai perintis atau pengusaha. Namun, Diana menyadari jika Tuhan masih memberikan dia kesempatan untuk hidup lebih lama.
“Untuk saat ini yang bisa aku lakukan adalah balik bekerja, berusaha meraih prestasi di pekerjaan, dan tetap mencari peluang,” ujar Diana yang saat ini menjalani kegiatannya sebagai MC profesional, marketing, dan produser.
Penulis: Aisyah Amira Wakang
Editor: Muchamad Aly Reza
BACA JUGA: Derita Perintis bukan Pewaris: Beli HP Android dan Laptop Saja Susah karena Tak Tega Minta ke Ibu, Tapi Kini Bisa Kerja di Bidang IT atau liputan Mojok lainnya di rubrik Liputan.












