Lulusan SMK terpaksa bekerja sebagai ABK
Cerita Yusril adalah satu dari banyaknya pengalaman perbudakan yang dialami oleh ABK. Pada tahun 2024, Serikat Buruh Migran Indonesia (SBMI) menerima pengaduan di Sektor Awak Kapal Perikanan (AKP) Migran sebanyak 196 kasus.
Mereka kerap mengalami eksploitasi, penipuan upah, cedera tanpa menerima kompensasi asuransi, dan sebagainya. Risiko-risiko seperti ini bukannya tidak dipikirkan oleh ABK. Sama seperti Yusril, mereka tergiur dengan gaji besar serta mencari pengalaman baru. Terutama dia yang hanya lulusan SMK.
Sementara itu, Kementerian Perlindungan Pekerja Migram Indonesia (BP2MI) mengungkap terdapat perbedaan jumlah yang signifikan jika dilihat dari lulusan pekerja migran. Paling banyak adalah lulusan SMA/SMK.
Oleh karena itu, SBMI mendesak pemerintah untuk meningkatkan perlindungan buruh migran Indonesia. Salah satunya dengan menegakkan hukum tegas terhadap pelaku yang mempekerjakan buruh secara paksa.
“Permasalahan ini sudah lama terjadi, tetapi pemerintah Indonesia dan para pemangku kepentingan lainnya terkesan tidak berupaya untuk membenahi pelindungan,” ujar Ketua Umum SBMI, Hariyanto Suwarno dikutip dari laman resmi SBMI pada Senin (4/8/2025).
“Bahkan cenderung membiarkan. Pembiaran adalah pelanggaran serius hak asasi manusia,” lanjutnya.
Senyum ibu jadi kebahagiaan luar biasa
Beruntung, Yusril masih bisa kabur dan selamat. Selama satu bulan itu ia juga berhasil mendapat upah untuk biaya pengobatan ibunya. Sisanya, akan ia bayar setelah mendapat pekerjaan lain.
Tak perlu waktu lama bagi Yusril untuk mencari pekerjaan baru, seperti bekerja sebagai buruh di sebuah pabrik. Ia masih minder mau melamar ke perusahaan sebagai pekerja profesional karena hanya lulusan SMK.
Ada masa-masa ia harus bekerja dua kali dalam sehari. Pagi bekerja di pabrik, sore hingga malam bekerja di hotel. Semuanya ia lakoni dengan legowo. Jika tidak begitu, dua orang adiknya nanti tidak bisa makan. Belum lagi biaya sekolah mereka.
Salah satu hal yang memotivasi Yusril adalah kondisi ibunya yang berangsur-angsur membaik setelah mengalami komplikasi, serta senyum bahagianya di dunia.
“Setiap aku melihat senyum ibu, saat itu juga aku mulai semangat bekerja,” ucapnya.
Kini, pemuda lulusan SMK itu mencoba berbagai usaha seperti berjualan stroberi, susu kedelai, hingga cathering. Tentu saja perjalanannya tidak mulus, walaupun sudah terlepas menjadi ABK ia masih saja kena tipu. Tapi, sebagai pembelajar sejati, Yusril selalu menjadikan pengalaman gagalnya menjadi pembelajaran.
Penulis: Aisyah Amira Wakang
Editor: Muchamad Aly Reza
BACA JUGA: Jadi Perintis Tak Seseru Omongan Bocil Pewaris, Susah Payah bikin Usaha buat Nanggung Utang Keluarga atau liputan Mojok lainnya di rubrik Liputan.












