Soto Pak Prie, sebuah warung soto sederhana di Tembalang, Semarang yang biasa jadi langganan mahasiswa Universitas Diponegoro (Undip) sempat mendadak sepi. Penyebabnya sebuah unggahan foto tumpukan telur lalat yang menempel di piring lewat akun X @undipmenfess.
Unggahan itu tak menyebutkan nama warung. Hanya saja, penampakannya seperti sebuah warung soto. Sebuah akun lantas menyebut bahwa warung itu merupakan Soto Pak Prie.
Soto Pak Prie merupakan warung kecil yang menyediakan menu soto dengan kuah santan yang agak kental. Selain itu, terdapat sejumlah kondimen nikmat seperti mendoan, bakwan, perkedel, sampai berbagai sate-satean.
Mulanya, warung ini buka di malam hari dan terletak di Banyumanik, Semarang. Baru sejak Oktober lalu, pindah ke Jalan Gondang, Tembalang, dan mulai buka pada pagi hingga siang.
Harga menunya terjangkau. Porsi kecil soto harganya Rp5 ribu dan yang besar Rp7 ribu. Secara harga, lokasi, dan waktu berjualan memang menyasar segmen mahasiswa Undip yang hendak sarapan.
Anak dari pemilik Soto Pak Prie, Faza Aulia (21) juga merupakan mahasiswa Undip. Saat awal ibunya membuka warung di Tembalang, Faza juga mempromosikan dagangan lewat @undipmenfess.
Selain itu, dulu saat awal buka juga ada promo soto gratis sehingga dengan cepat Soto Pak Prie dikenal. Dalam waktu singkat, menurut Faza, warung ibunya langsung mendapat pelanggan rutin.
Namun, ia tidak menyangka lewat akun itu juga warung ibunya mendapat tuduhan yang menurutnya tidak benar. Sabtu (2/12) saat postingan itu muncul, Faza sedang mengurus acara di Queen City Mall Semarang. Sebenarnya ia sedang jarang membuka X, namun, tiba-tiba ada rekannya yang mengirimkan pesan lewat aplikasi tersebut.
“Saat aku buka ternyata ada yang unggah foto mirip Soto Pak Prie. Memang agak mirip, jadinya ada yang bilang itu warung ibuku. Tapi kalau dilihat detail lagi, meja dan piringnya jelas beda,” paparnya.
Sedih ibu mahasiswa Undip pemilik warung
Ia mengaku syok dan hanya bisa menepi sejenak dari acara yang sedang berlangsung. Pasalnya, foto itu memang tampak sangat menjijikan. Namun, saat itu Faza yakin bahwa itu bukan warung milik orang tuanya.
“Sejujurnya aku langsung down banget. Keluargaku lagi ada ujian, kok bisa tambah ada hal seperti ini. Campur aduk rasanya dan aku coba menahan dulu nggak bilang ke mama,” curhatnya.
Faza baru menyampaikan hal itu kepada ibunya pada Senin (4/12). Saat itu sebenarnya justru ibunya terlebih dahulu yang menyampaikan keresahan.
“Mama cerita kalau warungnya tiba-tiba sepi banget. Dia sempat mendengar kalau ada mahasiswa yang posting sesuatu di media sosial tapi belum tahu postingannya seperti apa. Akhirnya aku tunjukkan ke dia,” ungkap Faza.
Setelah ia menunjukkan postingan tersebut, raut wajah ibunya tiba-tiba berubah memerah. Tampak sedih sekaligus panik.
“Mama langsung nyuruh aku buat meluruskan hal ini. Gimana caranya supaya orang pada paham bahwa postingan itu bukan Soto Pak Prie karena memang berbeda,” tuturnya.
Upaya meluruskan anggapan warganet
Akhirnya, Faza pun mengutip cuitan @undipmenfess dengan penjelasan bahwa warungnya bukan tempat yang ada di foto tersebut. Ia menambahkan keterangan gambar pelengkap serta penekanan bahwa dari piring dan mejanya tampak berbeda.
INI BUKAN DI SOTO PAK PRIE YA! tolong bgt😔 akuu dan keluargaku selalu mengusahakan kebersihan di tempatkuu, piringku juga ga kayak gitu. jujur sedih bgt kalo ada yg ngira ini tempatku😔😔 sendernya boleh dm aku kalo kamu merasa dirugikan dengan klarifikasi dari aku 🙏🏻😊 https://t.co/88gFvNwHvE
— pasha. (@fazaauliiaa) December 4, 2023
Unggahan klarifikasi dari Faza pun mendapat banyak perhatian. Sampai tulisan ini tayang, cuitannya sudah mendapat lebih dari 1,5 juta penayangan. Ia berharap dengan ini orang tidak lagi salah paham.
Sebab, menurut Faza usaha Soto Pak Prie begitu penting untuk ibunya. Pendapatan dari menjual soto digunakan untuk menutup kebutuhan sehari-hari. Di samping ayahnya turut membantu dengan bekerja.
Sejak lama ibunya memang menggeluti usaha kuliner kecil-kecilan. Mulai dari membuka katering rumahan, sampai mulai membuka usaha warung soto pada 2021 silam. Mulanya, warung sotonya buka malam. Namun, ternyata peminatnya tidak begitu banyak sehingga beralih jam dan tempat seperti sekarang.
Beberapa hari setelah unggahannya viral, perlahan Soto Pak Prie mulai kedatangan banyak pelanggan kembali. Faza hanya bisa berharap, mahasiswa bisa lebih bijak dalam bermedia sosial.
“Andai kata benar menemukan hal semacam itu, toh bisa langsung komplain ke warungnya. Lebih efektif dan langsung jadi evaluasi tanpa menjatuhkan,” paparnya.
Penulis: Hammam Izzuddin
Editor: Agung Purwandono
BACA JUGA Suara Hati Pak Bukhori, Penjual Nasi Minyak Surabaya yang Dihujat Warganet
Cek berita dan artikel lainnya di Google News