Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Liputan Ragam

Cerita Santri di Sleman ‘Melantunkan’ Kitab Suci dalam Sunyi

Aisyah Amira Wakang oleh Aisyah Amira Wakang
7 Maret 2025
A A
Santri tuli di Pondok Pesantren Jamhariyah, Sleman. MOJOK.CO

ilustrasi - Puluhan santri tuli di Pondok Pesantren Jamhariyah, Sleman belajar mengaji. (Ega Fansuri/Mojok.co)

Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

Puluhan santri di Pondok Pesantren Tuli-Tunarungu Jamhariyah, Sleman, Yogyakarta mengaji dalam suasana sunyi. Mereka hanya menggerakkan jari jemarinya di atas halaman Al-Qur’an. Satu persatu ayat mereka baca dengan gerakkan tangan. Metode mengaji itu biasa disebut Arabic Sign Language (ASL).

***

Tak jauh berbeda dengan hari-hari biasanya, Pondok Pesantren Tuli Jamhariyah yang terletak di Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) turut memulai harinya dengan bangun sebelum subuh selama bulan suci Ramadan. Sekitar pukul 03.00 WIB, mereka bangun untuk sahur bersama. 

Selanjutnya, mereka menambah amalan seperti mengaji dan tahajud. Beberapa anak akan menyetorkan hafalan mereka kepada pengajar di pondok, lantas melanjutkan pelajaran ilmu-ilmu formal seperti IPA dan IPS.

Sepintas, kegiatan itu biasa dilakukan oleh orang muslim. Namun, bagi penyandang disabilitas tuli mengaji bukanlah sesuatu yang mudah untuk dilakukan. Ada kesulitan tersendiri saat mereka membaca huruf-huruf hijaiyah maupun melaksanakan salat.

“Bagi mereka mengaji tidak sesederhana seperti yang dilakukan oleh santri biasa,” kata Pendiri Pondok Pesantren Tuli Jamhariyah Randy Pranarelza (32) saat ditemui Mojok di Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), pada Jumat (31/1/2025).

Randy bahkan rela berkeliling ke Asia untuk mencari metode mengaji yang tepat bagi anak-anak tuli. Hingga akhirnya ia menemukan metode Arabic Sign Language (ASL) yang ia pelajari dari negara Malaysia.

Menghafal huruf hijaiyah di Pondok Tuli, Sleman

Randy mengungkapkan pelajaran mengaji untuk santri tuli terbilang lebih sulit. Namun, pembelajarannya tak jauh berbeda dengan mengajari anak-anak non-disabilitas. Pertama-tama, mereka harus menghafalkan huruf-huruf hijaiyah tanpa harakat. 

“Kami tunjukkan huruf alif itu gambarnya seperti ini dan tanda isyaratnya dengan tangan seperti ini,” kata Randy sembari menggerakkan jari-jari tangannya.

Pendiri Pondok Pesantren Jamhariyah di Sleman. MOJOK.CO
Randi Pranarelza, pendiri Pondok Pesantren Jamhariyah di Sleman. (Aisyah Amira Wakang/Mojok.co)

Lalu, para pengajar menyuruh mereka mempraktikannya berkali-kali hingga hafal. Gerakkan isyarat itulah yang disetorkan kepada guru mengaji mereka. Jika sudah hafal huruf per huruf mereka bisa lanjut mengaji dari Iqra 1 sampai 6.

Layaknya orang muslim seperti biasa, jika lulus Iqra mereka bisa meneruskan ke bacaan Al-Qur’an. Salah satu santri bahkan sudah bisa menghafal satu juz dalam waktu enam bulan.

Hanya saja, santri di Pondok Pesantren Tuli Jamhariyah, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) tidak dipaksa belajar mengaji menggunakan harakat. Jika pun ada orang-orang tuli yang menggunakan verbal, biasanya mereka sudah mengikuti terapi wicara. 

Randy sendiri masih sulit menemukan jasa terapi wicara. Kalaupun ada, biayanya tidak sedikit dan lebih lama dari segi pembelajaran. Belum lagi, lokasinya kurang terjangkau.

“Karena bagi mereka, untuk membunyikan ‘a, i, u,’ itu tidak perlu penting. Mayoritas mereka berisyarat bukan verbal,” ujar Randy.

Iklan

“Walaupun ada juga metode dari Kementerian Agama yang menggunakan harakat untuk isyarat, kami juga pelajari tapi tidak terlalu membebankan mereka,” lanjutnya.

Belajar salat di Pondok Tuli, Sleman

Selain mengaji, Randy dan pengajar di Pondok Pesantren Tuli Jamhariyah, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) juga mengajari para santri salat. Santri yang sudah hafal bacaan salat bisa menghafalnya dalam hati dengan membayangkan huruf-huruf hijaiyah di pikirannya.

Waktunya salatnya pun biasanya lebih lama, karena metode membaca mereka. 

Jika, orang non-disabilitas bisa mengucapkan bis-mil-lah atau tiga suku kata, teman-teman tuli harus membayangkan huruf hijaiyah ba, sin, mim, alif, lam, lam, ha. Oleh karena itu, salat mereka bisa lembih lama.

“Ketika teman-teman non-disabilitas menghabiskan waktu salat 2 rakaat selama 2 menit, teman-teman tuli bisa menghabiskan waktu 10 menit,” ujarnya.

Anak-anak di Pondok Pesantren Tunarungu Jamhariyah. MOJOK.CO
Santri di Pondok Pesantren Tunarungu Jamhariyah, Sleman. (Aisyah Amira Wakang/Mojok.co)

Meski mengajarkan mengaji dan salat, Randy dan beberapa pengajar di Pondok Pesantren Tuli Jamhariyah, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) tidak mewajibkan para santrinya menghafal Al-Qur’an dalam tenggat waktu yang sudah ditentukan.

“Karena ya itu tadi, tingkat kesulitannya sudah berbeda. Dan setiap anak punya kemampuan yang nggak sama. Jadi kami tidak terlalu membebankan,” ucapnya.

Hukum mengaji dan salat untuk penyandang disabilitas

Menurut Buya Yahya, syarat umum orang disebut sebagai mukallaf atau orang yang telah mendapat kewajiban oleh Allah untuk beribadah adalah orang akil balik. Yakni, orang yang waras akalnya dan bisa menerima syiar melalui indera seperti telinga, mata, dan mulut.

Maka dari itu, orang dengan gangguan jiwa tidak punya kewajiban atau larangan yang diberlakukan oleh Allah SWT, termasuk anak kecil atau orang belum akil balig, orang yang belum mendapatkan pesan dakwah, serta orang yang memiliki keterbatasan dalam hal pendengaran dan penglihatan.

“Di saat dia buta dan tuli, dia selamanya tidak akan menjadi mukalaf karena buta tidak bisa menerima pesan isyarat, tuli tidak bisa mendengar pesan yang disuarakan,” kata Buya Yahya dikutip di Youtube Al-Bahjah TV, Jumat (7/3/2025).

Dengan begitu, jika tuli, bisunya sejak lahir, atau sebelum akil balig, maka tidak dikenai dosa. Sementara jika mengalami ketulian atau kebisuan setelah akil balig, maka wajib mengamalkan apa yang sudah diketahuinya.

Penulis: Aisyah Amira Wakang

Editor: Ahmad Effendi

BACA JUGA: Perjalanan Keliling Asia untuk Belajar Bahasa Isyarat demi Ajari Ngaji Anak-anak Tuli di Sleman atau liputan Mojok lainnya di rubrik Liputan.

Terakhir diperbarui pada 11 Maret 2025 oleh

Tags: cara mengaji bahasa isyaratcara salatpilihan redaksipondok penyandang disabilitaspondok pesantren di sleman
Aisyah Amira Wakang

Aisyah Amira Wakang

Artikel Terkait

UGM.MOJOK.CO
Kampus

Rp9,9 Triliun “Dana Kreatif” UGM: Antara Ambisi Korporasi dan Jaring Pengaman Mahasiswa

25 Desember 2025
elang jawa.MOJOK.CO
Ragam

Melacak Gerak Sayap Predator Terlangka di Jawa Lewat Genggaman Ponsel

23 Desember 2025
Anugerah Wanita Puspakarya 2025, penghargaan untuk perempuan hebat dan inspiratif Kota Semarang MOJOK.CO
Kilas

10 Perempuan Inspiratif Semarang yang Beri Kontribusi dan Dampak Nyata, Generasi ke-4 Sido Muncul hingga Penari Tradisional Tertua

23 Desember 2025
elang jawa.MOJOK.CO
Ragam

Upaya “Mengadopsi” Sarang-Sarang Sang Garuda di Hutan Pulau Jawa

22 Desember 2025
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Anugerah Wanita Puspakarya 2025, penghargaan untuk perempuan hebat dan inspiratif Kota Semarang MOJOK.CO

10 Perempuan Inspiratif Semarang yang Beri Kontribusi dan Dampak Nyata, Generasi ke-4 Sido Muncul hingga Penari Tradisional Tertua

23 Desember 2025
Menteri Kebudayaan Fadli Zon dan Wali Kota Agustina Wilujeng ajak anak muda mengenal sejarah Kota Semarang lewat kartu pos MOJOK.CO

Kartu Pos Sejak 1890-an Jadi Saksi Sejarah Perjalanan Kota Semarang

20 Desember 2025
Sarjana nganggur digosipin saudara. MOJOK.CO

Dianggap Aib Keluarga karena Jadi Sarjana Nganggur Selama 5 Tahun di Desa, padahal Sibuk Jadi Penulis

22 Desember 2025
Era transaksi non-tunai/pembayaran digital seperti QRIS: uang tunai ditolak, bisa ciptakan kesenjangan sosial, hingga sanksi pidana ke pelaku usaha MOJOK.CO

Drama QRIS: Bayar Uang Tunai Masih Sah tapi Ditolak, Bisa bikin Kesenjangan Sosial hingga Sanksi Pidana ke Pelaku Usaha

26 Desember 2025
elang jawa.MOJOK.CO

Melacak Gerak Sayap Predator Terlangka di Jawa Lewat Genggaman Ponsel

23 Desember 2025
Terpaksa jadi maling, buronan polisi, hingga masuk penjara karena lelah punya orang tua miskin MOJOK.CO

Terpaksa Jadi Maling-Mendekam di Penjara karena Lelah Punya Orang Tua Miskin, Sejak Kecil Hanya Bisa Ngiler ke Hidup Enak Teman Sebaya

22 Desember 2025

Video Terbaru

Petung Jawa dan Seni Berdamai dengan Hidup

Petung Jawa dan Seni Berdamai dengan Hidup

23 Desember 2025
Sepak Bola Putri SD Negeri 3 Imogiri dan Upaya Membangun Karakter Anak

Sepak Bola Putri SD Negeri 3 Imogiri dan Upaya Membangun Karakter Anak

20 Desember 2025
SD Negeri 3 Imogiri Bantul: Belajar Bergerak dan Bertumbuh lewat Sepak Bola Putri

SD Negeri 3 Imogiri Bantul: Belajar Bergerak dan Bertumbuh lewat Sepak Bola Putri

18 Desember 2025

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.