Bus Sinar Mandiri dan kenangan masa muda
Saya punya kenalan yang punya hobi naik Bus Sinar Mandiri, Asroful (25), asal Rembang. Sebenarnya tak hanya Bus Sinar Mandiri, tapi juga bus-bus lain yang terkenal ugal-ugalan.
“Nggak tahu, seru aja. Selain itu juga bisa cepet sampai,” begitu katanya saat saya ajak bicara, Minggu (16/6/2024).
Ia mengaku tak terlalu takut laka lantas. Sebab, itu menjadi bagian dari nasib yang diatur Allah Swt. Tujuannya adalah cepat sampai tujuan.
Sedangkan bagi “orang tua” seperti Mundari (40), Bus Sinar Mandiri jurusan Surabaya-Semarang menyimpan banyak kenangan masa mudanya.
Seperti kebanyakan warga desanya, Mundari sedari muda sudah merantau ke Malaysia. Nah, dalam perjalanan berangkat atau pulang dari Surabaya (berangkat dari Bandara Juanda), ia dulu sering naik bus tersebut. Terutama dalam medio 2000-an.
“Dulu di Terminal Bungurasih Surabaya kalau tengah malam ya bus itu yang berangkat. Langsung naik. Ugal-ugalan, tapi cepet sampai rumah,” kata Mundari.
Kalau melihat bus itu melintas di jalanan Pantura Surabaya-Semarang, Mundari sering terbawa ingatan ke masa lalu. Baginya, entah kenapa masa lalu sangat menyenangkan ketimbang hari ini.
Di Bus Sinar Mandiri itu pula menjadi saksi tangis dan bungah Mundari. Tangis saat ia harus meninggalkan rumah untuk kembali berangkat merantau. Bungah saat akhirnya bus itu mengantarnya melintasi Surabaya-Gresik-Tuban-Lamongan, lalu menurunkannya di Rembang, kampung halamannya.
Penulis: Muchamad Aly Reza
Editor: Ahmad Effendi
Ikuti berita dan artikel Mojok lainnya di Google News.