UMR nggak bisa nutup biaya hidup di BSD
Saya sempat bertanya, bisakah bertahan hidup dengan gaji UMR di BSD. Maryza dan Aniesa kompak menjawab sulit.
Tapi, sulit bukan berarti tidak bisa. Maryza berkata bahwa selama tinggal di daerah macam Cisauk, Pagedangan, dan Tigaraksa masih bisa. Kenalan Maryza yang hidup di daerah itu bisa-bisa saja hidup dengan UMR Tangerang (sebesar 4.7 juta), meski memang harus menyesuaikan di sana-sini. Aniesa pun menjawab hal yang kira-kira sama.
Jadinya, berapa uang yang harus dibutuhkan agar bisa hidup aman dan nyaman di BSD? Dua narsum punya jawaban yang berbeda.
Menurut Maryza, tergantung status. Bare minimum untuk single, 5 juta. Menikah, 10 juta, dan jika punya anak, makin naik. Tapi itu baru bare minimum banget, yang artinya masih harus menekan pengeluaran di sana-sini, dan uang sebesar itu jika rumah masih ngontrak. Kalau sama KPR, bisa jauh lebih besar.
Bagi Aniesa, angka 25 juta adalah angka “aman biasa aja” untuk single dan menikah tanpa anak. Artinya, uang segitu benar-benar cukup, tapi tidak bisa plesir, nonton konser, membership gym dan sebagainya. Kalau mau punya anak, make it double, sebab, biaya sekolah di sana begitu mahal.
“Aku punya teman, dua anak. Biaya sekolah dua anaknya menyentuh setengah miliar,” terang Aniesa.
Dari awal, hingga titik ini, kita bicara angka, angka, dan angka. Seakan-akan, tidak ada yang menyenangkan di tulisan ini. untuk itu, mari bicara satu hal: worth kah hidup di BSD mengingat biaya hidup sebesar itu?
Begitu sepadan, begitu nyaman
“Worth banget!”
Maryza dengan sigap menjawab pertanyaan saya. Biaya hidup di BSD memang besar, tapi tidak serta-merta hidup di sana berisi hal-hal tak menyenangkan. Aniesa pun menjawab hal yang sama, biaya yang dikeluarkan sepadan dengan apa yang dia dapat di sana.
“Jadi, tinggal di BSD itu enak bgt. Jalan mulus, pohon masih banyak. bersih, nggak banjir, hiburan banyak (ICE BSD tempat konser Suga BTS, artis-artis Korea; besok ada Cimoryland, cabang Taman Safari,dll). Biar bisa menikmati itu semua cuannya memang harus top,” ungkap Aniesa.
“Ke mana-mana nggak macet, infrastruktur memadai, jalan kaki aman buat wanita dan anak, tata kota terencana. Soalnya kan emang pilihannya hidup di Jabodetabek, ya ini pilihan yang terbaik,” tambah Maryza.
Maryza menambahkan lagi, biaya hidup di BSD memang tinggi, tapi semua ada timbal baliknya. Jika ada kesalahan atau keluhan, bisa disampaikan ke Sinarmas Land. Dia menceritakan, tetangganya kehilangan sepeda, dan pihak vendor tanggung jawab. Padahal harga sepedanya mahal betul.
“Bayar emang lebih mahal tapi tata kotanya bagus, jalanan lebar mulus, pohon rindang, nggak ada kabel berantakan, sekuriti berjaga merata di setiap titik,” terang Maryza.
Reporter: Rizky Prasetya
Editor: Hammam Izzudin
BACA JUGA BSD City dan Bintaro Jaya, Kota Mandiri di Tangerang Selatan yang Jadi Magnet bagi Kaum Urban
Ikuti berita dan artikel Mojok lainnya di Google News.