Sebagai pekerja swasta di bidang keuangan, ia mengerjakan berbagai perhitungan dengan tenggat waktu yang ketat. Tak boleh ada yang keliru apalagi terlewat karena bisa berakibat fatal.
“Berat tapi ya harus dijalani,” kelakar Rahman.
Jakarta, tanahnya peluang
Mereka berdua mengakui, merantau ke Jakarta butuh keberanian. Namun, di Jakarta banyak peluang bisa ditemukan.
“Tapi bener, sejak masih di Jogja aku sudah banyak kirim lamaran ke Jakarta tapi jarang kepanggil. Sejak domisilinya pindah ke Jakarta, persentase kepanggilnya ningkat drastis,” kata Fitra.
Lebih dari 100 lamaran kerja pernah ia kirimkan sampai akhirnya bisa mendapat pekerjaan yang menurut Fitra layak dan bisa jadi pegangan untuk hidup di Tebet, Jakarta Selatan. Ke depan, tantangan yang menantinya adalah bagaimana bisa menambah pundi-pundi rupiah agar bisa menabung lebih banyak.
Hari semakin malam. Raut lelah, bukan hanya tampak dari wajah Fitra dan Rahman. Saat mengedarkan pandangan ke sekitar, raut serupa juga tak bisa disembunyikan dari wajah para pekerja yang sedang menghabiskan malam di Tebet Jakarta Selatan. Salah satu sudut Jakarta, tempat orang mengejar mimpinya.
Penulis: Hammam Izzuddin
Editor: Agung Purwandono
Ikuti artikel dan berita Mojok lainnya di Google News