Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Liputan Ragam

Bedah Rumah, Harapan Baru Warga Kota Jogja Memiliki Hunian Layak

Ahmad Effendi oleh Ahmad Effendi
3 November 2025
A A
bedah rumah

Ilustrasi - Bedah Rumah, Harapan Baru Warga Kota Jogja Memiliki Hunian Layak (Mojok.co/Ega Fansuri)

Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

Program perbaikan Rumah Tidak Layak Huni (RTLH), atau bedah rumah, memberi napas baru bagi warga miskin Jogja seperti Eny dan Wasirah. Dari rumah bocor, kini mereka memiliki ruang aman dan sehat untuk hidup kembali.

***

Pagi itu, Minggu (26/10/2025), suara palu memecah keheningan di Kampung Prawirodirjan, Kelurahan Prawirodirjan, Kemantren Gondomanan, Jogja. Beberapa pekerja tampak memindahkan tumpukan batako ke depan rumah kecil yang berdiri di gang sempit. 

Di antara mereka, Eny Widiastuty berdiri dengan mata berbinar. Ia menatap pondasi rumah barunya yang mulai terbentuk.

Rumah lama Eny, dulunya memang hampir roboh. Dindingnya saja dari papan lapuk. Atap juga bocor di banyak sisi, sementara lantainya cuma plesteran semen lembap yang menebarkan aroma apek tiap kali hujan turun. 

“Malah kalau hujan besar, aduh ini airnya sampai masuk-masuk, Mas,” katanya, ketika ditemui Mojok.

Hari itu, untuk pertama kalinya setelah bertahun-tahun hidup dalam keterbatasan itu, akhirnya Eny merasa lega. Rumah barunya itu dibangun melalui program perbaikan Rumah Tidak Layak Huni (RLTH) alias bedah rumah dari Pemerintah Kota (Pemkot) Jogja.

“Saya awalnya nggak nyangka bisa dapat bantuan. Dulu cuma bisa pasrah karena nggak punya biaya buat perbaikan.”

Hidup di rumah reyot bersama anak yang putus sekolah

Eny sudah lama hidup dalam keterbatasan. Ia seorang janda yang sehari-harinya bekerja serabutan. Apa saja dilakukan demi menambah penghasilan. 

bedah rumah.MOJOK.CO
Penyerahan program CSR Peningkatan Kualitas Rumah Tidak Layak Huni 2025, Sabtu (26/10/2025). (Mojok.co)

Kendati demikian, penghasilannya memang tak menentu. Kadang cuma cukup untuk membeli beras, kadang juga malah tak terbeli.

“Boro-boro mau renov rumah, beli beras saja kadang masih susah,” ungkapnya.

Eny juga bercerita, anaknya bahkan sempat putus sekolah karena tidak mampu membayar biaya pendidikan. 

“Waktu itu saya cuma bisa pasrah. Tapi alhamdulillah, sekarang dia bisa lulus lewat kejar paket,” kata Eny.

Kehidupan mereka berjalan seadanya. Setiap musim hujan, ember-ember plastik berjejer di lantai untuk menampung air dari atap bocor. Bila angin kencang datang, dinding bahkan bergoyang hebat hingga Eny takut rumah itu akan benar-benar roboh. Kini, pondasi rumah permanen mulai berdiri di tanah kecil itu. 

Iklan

“Biar sederhana, yang penting nggak bocor lagi,” katanya sambil tersenyum.

Belum pernah renovasi setelah gempa Jogja

Cerita serupa juga datang dari Wasirah, lansia 65 tahun asal Kecamatan Umbulharjo. Ia masih ingat betul pagi kelabu pada Mei 2006, ketika gempa besar mengguncang Jogja. 

Kala itu, rumahnya runtuh sebagian. Dinding retak, dan genting saling berjatuhan. Setelah itu, hidupnya tak pernah sama.

bedah rumah jogja.MOJOK.CO
Wali Kota Joja Hasto Wardoyomelakukan kunjungan ke rumah warga penerima manfaat program bedah rumah, Eny Widiastuty, di Kemantren Gondomanan, Minggu (26/10/2025). (Mojok.co/Ahmad Effendi)

Selama hampir dua puluh tahun, ia dan keluarganya tinggal di rumah yang nyaris roboh. Tiap malam, angin masuk dari sela-sela dinding. Bila hujan turun, air mengalir ke ruang tamu. 

“Dulu, Mas, tidur aja pernah harus geser-geser kasur biar nggak kena air,” ujarnya sambil tertawa getir.

Wasirah sempat berencana memperbaiki rumah, tapi penghasilannya dari menjual jajanan di pasar tak pernah cukup. Anak-anaknya pun kini bekerja serabutan dan belum mampu membantu banyak. 

Hingga akhirnya, pada September 2025 lalu, ia mendapat kabar bahwa rumahnya masuk daftar penerima bantuan RTLH atau bedah rumah.

“Saya nggak bisa ngomong apa-apa waktu itu, Mas. Cuma bisa bersyukur,” ujarnya.

Rumah yang layak berkesinambungan dengan kesehatan warga

Program perbaikan RTLH  sudah berjalan beberapa tahun terakhir di Kota Jogja. Tujuannya sederhana, yakni memastikan setiap warga, terutama berpenghasilan rendah, lansia, dan pensiunan, memiliki hunian yang layak, sehat, dan aman.

Kondisi rumah Wasirah, warga Kemantren Umbulharjo, penerima manfaat program bedah rumah Pemkot Jogja. (Mojok.co/Ahmad Effendi)

Wali Kota Yogyakarta Hasto Wardoyo menegaskan bahwa perbaikan rumah bukan hanya soal kenyamanan, tetapi juga kesehatan masyarakat. 

“Rumah yang tidak layak, seperti atap bocor dan dinding lembap, bisa menjadi sumber penyakit menular. Salah satunya TBC,” ujarnya.

Menurut Hasto, lingkungan kumuh menjadi akar dari banyak masalah kesehatan. 

“Stunting itu 70 persen sumber pengaruhnya dari lingkungan yang tidak sehat. Maka, penyelesaian lingkungan kumuh juga bagian dari pencegahan stunting,” katanya.

Dalam pandangan pemerintah kota, memperbaiki rumah berarti memperbaiki kualitas hidup warga. Rumah yang bersih dan terang bukan hanya membuat penghuninya sehat, tapi juga menumbuhkan rasa percaya diri dan semangat untuk bekerja lebih baik.

Program bedah rumah dalam angka

Berdasarkan data dari Dinas Pekerjaan Umum, Perumahan, dan Kawasan Permukiman (DPUPKP) Kota Yogyakarta, hingga akhir 2024 terdapat 1.627 unit rumah tidak layak huni  di wilayah Kota Jogja. Pemerintah setempat mengklaim jumlah itu terus menurun sejak pertengahan 2025.

Untuk terus menekan angka tersebut, Pemkot menargetkan 100 unit rumah diperbaiki hingga akhir 2025. Hingga September ini saja, misalnya, 39 unit telah rampung direhabilitasi. Sisanya masih dalam proses pengerjaan bertahap di 14 kemantren yang ada di Kota Jogja.

Program ini menggunakan dana APBD Kota Jogja dengan dukungan CSR dan swadaya warga sekitar melalui semangat gotong royong. Pemerintah menanggung material utama seperti semen, genting, dan besi, sementara warga berpartisipasi lewat tenaga dan bantuan logistik.

“Program ini menjadi bukti bahwa gotong royong masih menjadi kekuatan utama warga Kota Yogyakarta. Tidak hanya pemerintah, tetapi juga kemantren, kelurahan, dan warga turut berperan aktif,” ungkap Hasto Wardoyo.

 

View this post on Instagram

 

A post shared by Bagian Administrasi Pembangunan Setda Kota Yogyakarta (@pembangunankotajogja)


Pernyataan itu bukan sekadar formalitas. Di banyak kampung, pembangunan rumah warga miskin sering berubah menjadi kegiatan bersama. 

Misalnya, tetangga Wasirah dan Eny juga ikut membantu menyiapkan adonan semen, sedangkan pemuda kampung bergantian mengangkat bata. Bahkan ada juga ibu-ibu yang menyiapkan makanan untuk para pekerja. 

Pembangunan rumah, dalam konteks ini, menjadi simbol kebersamaan sosial yang masih hidup di tengah kota yang makin padat.

Program bedah rumah menumbuhkan harapan baru

Sore mulai turun di Prawirodirjan. Eny duduk di depan rumah barunya yang masih beraroma semen. Di sudut ruang tamu, beberapa kardus berisi perabot lama tertata rapi. Ia belum sempat menata semuanya, tapi wajahnya memancarkan kegembiraan.

Di Umbulharjo, Wasirah melakukan hal serupa. Ia kini bisa tidur tenang tanpa takut hujan. Ia juga bercerita anaknya mulai mengecat dinding ruang agar lebih segar, katanya.

“Biar kelihatan terang dan adem,” katanya.

Program bedah rumah ini mungkin tidak mengubah hidup warga seketika. Namun, dari rumah sederhana itulah, harapan tumbuh kembali. Pelan-pelan, tapi nyata.

Penulis: Ahmad Effendi

Editor: Muchamad Aly Reza

BACA JUGA: Lansia di Kota Jogja Butuh Berkegiatan untuk Tetap Bugar dan Produktif, Sekolah Lansia Menjadi Jawabannya atau liputan Mojok lainnya di rubrik Liputan

Terakhir diperbarui pada 3 November 2025 oleh

Tags: Bedah rumahbedah rumah jogjabedah rumah pemkot jogjapemkot jogjartlhrtlh jogjarumah tidak layak huni
Ahmad Effendi

Ahmad Effendi

Reporter Mojok.co

Artikel Terkait

Ayo Jaga Jogja Katanya, tapi Jaga dari Apa dan Siapa? MOJOK.CO
Ragam

4 Hal yang Bisa Kita Pakai buat Memaknai Ulang “Kesakralan” Kota Jogja

8 Oktober 2025
TPS3R Karangmiri Milik Pemkot Jogja Meresahkan: 100 Persen Ditolak Warga Jagalan Bantul Karena Pembangunannya Asal Terobos.MOJOK.CO
Aktual

TPS3R Karangmiri Milik Pemkot Jogja Meresahkan: 100 Persen Ditolak Warga Jagalan Bantul Karena Pembangunannya Asal Terobos

5 Juni 2024
bedah rumah
Pojokan

Memaafkan Acara Bedah Rumah

27 Agustus 2018
Esai

Program Tipi Bedah Rumah untuk Orang Kaya Seperti Rumah Uya

16 Agustus 2018
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Banjir sumatra, Nestapa Tinggal di Gayo Lues, Aceh. Hidup Waswas Menanti Bencana. MOJOK.CO

Tragedi Sumatra Timbulkan Trauma: “Saya Belum Pernah Lihat Gayo Lues Seporak-poranda ini bahkan Saat Tsunami Aceh”

2 Desember 2025
Relawan di Sumatera Utara. MOJOK.CO

Cerita Relawan WVI Kesulitan Menembus Jalanan Sumatera Utara demi Beri Bantuan kepada Anak-anak yang Terdampak Banjir dan Longsor

3 Desember 2025
banjir sumatera. MOJOK.CO

Bencana di Sumatra: Pengakuan Ayah yang Menjarah Mie Instan di Alfamart untuk Tiga Orang Anaknya

1 Desember 2025
Kirim anak "mondok" ke Dagestan Rusia ketimbang kuliah UGM-UI, biar jadi petarung MMA di UFC MOJOK.CO

Tren Rencana Kirim Anak ke Dagestan ketimbang Kuliah UGM-UI, Daerah Paling Islam di Rusia tempat Lahir “Para Monster” MMA

1 Desember 2025
Para penyandang disabilitas jebolan SLB punya kesempatan kerja setara sebagai karyawan Alfamart berkat Alfability Menyapa MOJOK.CO

Disabilitas Jebolan SLB Bisa Kerja Setara di Alfamart, Merasa Diterima dan Dihargai Potensinya

2 Desember 2025
Bakpia Mojok.co

Sentra Bakpia di Ngampilan Siap Jadi Malioboro Kedua

1 Desember 2025
Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.