Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Liputan Ragam

Bandara Ngloram Blora: Proyek Mahal, Tapi Berakhir Sepi Bagai Kuburan dan Cuma Bikin Susah Petani

Ahmad Effendi oleh Ahmad Effendi
14 Oktober 2024
A A
Bandara Ngloram Blora: Proyek Mahal, Tapi Berakhir Sepi Bagai Kuburan dan Cuma Bikin Susah Petani.MOJOK.CO

Ilustrrasi Bandara Ngloram Blora: Proyek Mahal, Tapi Berakhir Sepi Bagai Kuburan dan Cuma Bikin Susah Petani (Mojok.co/Ega Fansuri)

Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

Sejak diresmikan Presiden Jokowi sebagai bandar udara komersial pada 2021, Bandara Ngloram di Cepu, Blora, justru malah sepi bagai kuburan. Proyek yang memakan anggaran hingga Rp132 miliar ini nyaris tak berfungsi, tak punya dampak positif di aspek ekonomi, dan malah cuma merugikan petani.

Padahal, baik presiden maupun Bupati Blora, Arief Rohman–yang menghadiri peresmian–berharap Bandara Ngloram dapat mengangkat perekonomian warga sekitar. Terutama dalam hal investasi serta distribusi barang ke Cepu dan Bojonegoro dari provinsi-provinsi lain.

 

View this post on Instagram

 

A post shared by Bandara Ngloram (CPF) (@ngloramairport)


Nyatanya, tiga tahun setelah diresmikan, bandara ini tak menunjukkan geliat sebagaimana mestinya. Pada Minggu (15/9/2024) lalu, reporter Mojok mendatangi satu-satunya bandara di Blora tersebut.

Jalanan menuju bandara amat lengang. Sepanjang berkendara, kami hanya menemui beberapa motor dan mobil yang melintas. Padahal, saat itu sedang terjadi momen libur panjang dan bandara-bandara di kota lain sedang sibuk-sibuknya.

Saat memasuki jalur utama menuju bandara, kami menyaksikan bahwa akses masuk dikunci. Tempat tersebut seolah terlarang buat dimasuki orang luar. Saya bahkan sempat berpikir kami salah jalan masuk.

Bandara Ngloram Blora: Proyek Mahal, Tapi Berakhir Sepi Bagai Kuburan dan Cuma Bikin Susah Petani.MOJOK.CO
Akses masuk Bandara Ngloram, Cepu, Blora ditutup karena hari libur. Hanya ada sekumpulan anak muda yang sedang menikmati sore. (Mojok.co/Ahmad Effendi)

Namun, di tengah kebingungan kami, untungnya ada Aldi (bukan nama sebenarnya), salah seorang petugas Bandara Ngloram yang saat itu tengah menikmati sorenya di rumah. 

Aldi sendiri merupakan pekerja asal Solo. Ia tinggal di “rumah dinas” yang memang disediakan pihak bandara bagi para pekerjanya. Lokasinya tepat berada di depan bandara.

“Sabtu, Minggu, sama tanggal merah memang kami libur, Mas,” jelasnya. “Ya, gimana, Mas. Memang begini kondisinya. Sepi, nggak ada aktivitas apa-apa,” sambungnya.

Saking sepinya, petugas Bandara Ngloram nggak ngapa-ngapain

Sebagai informasi, Bandara Ngloram sebenarnya pertama kali dibangun pada 1978 dan beroperasi antara 1980-1984 sebagai bandara khusus melayani penerbangan pertambangan minyak Blok Cepu.

Sempat mati, pada 2021 lalu ia kembali diaktifkan untuk melayani penerbangan komersial dari Blora ke berbagai wilayah. Proyek pembangunannya sendiri termasuk perluasan area dan pembangunan terminal penumpang seluas 3.526 meter persegi, yang diklaim berkapasitas 210.000 penumpang per tahun.

Sayangnya, jangankan dua ratus ribu penumpang per tahun, Aldi sendiri mengaku lupa kapan terakhir mereka melayani penerbangan. Seingatnya, terakhir kali mereka melayani penerbangan komersial adalah akhir 2021 lalu; jalur Jakarta-Blora via maskapai Citilink.

Iklan

“Tapi abis itu nggak ada lagi. Bisa dibilang itu satu-satunya maskapai di sini,” terangnya.

“Sisanya biasanya kami melayani carteran aja. Misal kalau ada pejabat datang, via pesawat pribadi. Tapi itu pun juga jarang, saya pun lupa kapan terakhir melayani.”

Bandara Ngloram Blora: Proyek Mahal, Tapi Berakhir Sepi Bagai Kuburan dan Cuma Bikin Susah Petani.MOJOK.CO
Sepinya Bandara Ngloram bikin para petugasnya “nggak ngapa-ngapain”. (Mojok.co/Ahmad Effendi)

Aldi juga menjelaskan, memang sejak 2023 lalu Bandara Ngloram mulai melayani penerbangan feeder untuk jamaah umroh. Namun, sekarang belum ada lagi.

“Jadi ya begini-begini aja petugas bandara kayak kami di sini, Sabtu-Minggu bisa santai karena bandara libur. Tapi kalau pun masuk ya kami nggak ngapa-ngapain karena memang tak ada kegiatan,” ungkap Aldi.

“Ngepel, nyapu, kalau bosan ya nyabutin rumput, Mas,” guraunya, sambil tertawa.

Bukan ramai penumpang, malah jadi rumah bagi tikus-tikus

Mengingat tak ada petugas lain di bandara yang bisa ditemui, Mojok pun berlanjut menyisir area dan menemui Ali Sanjaya. Ia merupakan petani yang memiliki sawah di sekitaran Bandara Ngloram.

Tiap hari, Ali dan banyak petani lain harus kucing-kucingan dengan petugas bandara buat memasuki sawah mereka sendiri. Sebab, akses menuju sawah terblok oleh jalan masuk bandara yang membelah area persawahan.

“Sawah saya kan di tengah-tengah, Mas, jadi harus pakai motor dulu. Ditinggal di samping jalan, terus kaminya mbludus dari celah-celah pagar,” kata Ali, menjelaskan caranya masuk ke sawahnya sendiri.

Bandara Ngloram Blora: Proyek Mahal, Tapi Berakhir Sepi Bagai Kuburan dan Cuma Bikin Susah Petani.MOJOK.CO
Ali dan para petani di Cepu, Blora lain “memanfaatkan” celah di pagar ini untuk masuk ke area sawah mereka sendiri. (Mojok.co/Ahmad Effendi)

Saya pikir, itu satu-satunya kerepotan yang dialami para petani sendiri. Ternyata, Ali mengaku ada masalah lain yang para petani rasakan sejak bandara dibangun, yakni tikus.

Menurut Ali, sejak bandara dibangun, hama tikus makin sulit petani basmi. Alasannya, kawanan hewan pengerat itu sembunyi dan berkembang biak di celah sempit bawah jalan utama Bandara Ngloram yang berada luar jangkauan mereka.

“Kalau dulu, ada tikus gampang kami usirnya. Masih mudah dibasmi,” katanya. “Sekarang tikus-tikus itu lari ke bawah beton jalan, Mas, pada beranak pinak di sana. Susah kami ngatasinnya.”

Ali pun sangat menyayangkan hal ini, sebab dahulu petani sekitar mengusulkan agar jalan dibangun melayang di atas persawahan. Nyatanya, aspirasi mereka tak diterima dan hasilnya, kini yang ada malah petani menanggung deritanya.

“Dulu pas dibangun, mungkin maksudnya biar ramai. Biar ekonomi maju. Tapi ya selama ini gini-gini aja, Mas, wong bandaranya sepi. Nggak ada dampak apa-apa, malah kami yang makin susah,” tukasnya.

Warga Blora tak butuh bandara, tapi jalan yang bagus

Pengamat Kebijakan Publik, Antony Bachtiar, sebenarnya sudah lama melihat bahwa pembangunan Bandara Ngloram untuk komersial memang kurang penting. Pada 2018, Tony, sapaan akrabnya, dilibatkan dalam proses pembangunan bandara. Ia beberapa kali dimintai masukan dalam hal kapasitasnya sebagai akademisi Sekolah Tinggi Agama Islam Muhammadiyah (STAIM) Blora.

Menurut Tony, Blora belum memenuhi berbagai aspek atau urgensi untuk membangun bandara komersial. Sebab, sebagai sebuah kawasan, baginya Blora belum punya nilai jual.

“Ingin jadi kota industri, Blora tak bisa. Untuk jadi kota pariwisata pun tak punya objek wisata. Makanya, Blora ini tak jelas. Kebijakan pemerintah daerahnya bahkan sering terombang-ambing, cuma mengikuti kota-kota yang mengelilinginya tapi tak pernah berhasil,” ujarnya, saat Mojok temui Sabtu (14/9/2024).

“Sederhananya begini, orang-orang itu naik pesawat mahal-mahal ke Blora mau cari apa? Kerja nggak, buat berwisata pun juga nggak,” sambungnya.

Bandara Ngloram Blora Cepu.MOJOK.CO
Pengamat kebijakan publik menilai proyek pembangunan Bandara Ngloram tak berguna dan kurang penting. (Mojok.co/Ahmad Effendi)

Selain itu, sebagian besar warga Blora juga masih hidup dalam garis kemiskinan. Dengan demikian, menurut Tony pembangunan pun harus berorientasi untuk mempermudah akses mereka dalam memenuhi kebutuhan harian.

“Orang Blora itu butuhnya jalan yang bagus, transportasi publik darat yang mumpuni. Kalau sudah begitu, mereka enak sehari-hari buat mobile mencari uang,” jelasnya.

“Kok tiba-tiba bangun bandara. Kalau warganya saja masih kesulitan secara ekonomi, lantas siapa yang mau naik pesawat. Makanya lebih penting benahi dulu infrastruktur yang dibutuhkan warga.”

Mojok juga menemui Laman (41), salah seorang warga Blora. Sebagai warga asli, Laman mengaku terkejut ketika melihat Bandara Ngloram kembali dibangun. Baginya, itu tak lebih dari cara pemerintah memoles rupa dengan membangun monumen besar tapi tanpa memikirkan dampaknya bagi warga.

“Bagi mereka yang penting kan bikin bangunan gede-gede. Berhasil nggaknya pikir belakangan. Kami warga Blora udah nggak kaget lagi sama proyek mangkrak,” pungkasnya.

Penulis: Ahmad Effendi

Editor: Muchamad Aly Reza

BACA JUGA Bandara Ngloram di Kecamatan Cepu Blora Dipaksa Mati Suri Berkali-kali

Ikuti artikel dan berita Mojok lainnya di Google News

Terakhir diperbarui pada 14 Oktober 2024 oleh

Tags: bandara di blorabandara nglorambloraCepukabupaten blorapilkada blora
Ahmad Effendi

Ahmad Effendi

Reporter Mojok.co

Artikel Terkait

Naik Sepeda Jogja Lamongan demi Menunaikan Rindu pada Ibu MOJOK.CO
Esai

Menuntaskan 640 Kilometer Jogja Lamongan Bersepeda demi Ziarah Batin dan Menunaikan Rindu pada Ibu

12 September 2025
Wakil Gubernur Jawa Tengah, Taj Yasin salurkan bantuan ke korban kebakaran minyak di Blora (Pemprov Jateng)
Kilas

Rp180 Juta untuk Warga Korban Kebakaran Sumur Minyak di Blora 

22 Agustus 2025
Kerja di Blora jauh lebih untung timbang Jakarta. MOJOK.CO
Ragam

Tak Sanggup Kerja Kantoran di Jakarta, Putuskan Resign dan Tinggal di Cepu dengan Upah Empat Kali Lipat UMK Blora

8 Juli 2025
Bahaya jika Pratama Arhan jadi bupati Blora berkat mertua (Andre Rosiade) MOJOK.CO
Aktual

Pratama Arhan Memang Lahir di Blora, Tapi Belum Tentu Paham soal Blora kalau Nanti Jadi Bupati, Apalagi Jalur Mertua

26 Mei 2025
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Pelaku UMKM di sekitar Prambanan mengikuti pelatihan. MOJOK.CO

Senyum Pelaku UMKM di Sekitar Candi Prambanan Saat Belajar Bareng di Pelatihan IDM, Berharap Bisa Naik Kelas dan Berkontribusi Lebih

3 Desember 2025
Lulus S2 dari UI, resign jadi dosen di Jakarta. MOJOK.CO

Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar

5 Desember 2025
jogjarockarta.MOJOK.CO

Mataram Is Rock, Persaudaraan Jogja-Solo di Panggung Musik Keras

3 Desember 2025
Menanti kabar dari keluarga, korban bencana banjir dan longsor di Sumatera. MOJOK.CO

‘Kami Sedih dan Waswas, Mereka seperti Tinggal di Kota Mati’ – Kata Keluarga Korban Bencana di Sumatera

1 Desember 2025
Bencana Alam Dibuat Negara, Rakyat yang Disuruh Jadi Munafik MOJOK.CO

Bencana Alam Disebabkan Negara, Rakyat yang Diminta Menanam Kemunafikan

3 Desember 2025
Bioskop NSC Rembang, bangunan kecil di tanah tandus yang jadi hiburan banyak orang MOJOK.CO

Bioskop NSC Rembang Jadi Olok-olokan Orang Sok Kota, Tapi Beri Kebahagiaan Sederhana

1 Desember 2025
Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.