Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Liputan Ragam

Meninggalkan Surabaya yang Toxic dan Memilih Kehidupan Bebas di Jakarta

Aisyah Amira Wakang oleh Aisyah Amira Wakang
16 Januari 2025
A A
Stasiun Gambir Jakarta.MOJOK.CO

Ilustrasi - KA Bengawan Harusnya Ditulis dalam Lembar Ucapan Terima Kasih Skripsi. Seorang anak dengan tekad kuat memutuskan kuliah di Jakarta dengan segala keterbatasannya. (Ega Fansuri/Mojok.co)

Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

Meyakinkan diri merantau di Jakarta

Selama kuliah di Universitas Airlangga (Unair), Belva selalu membayangkan bagaimana jika dia tinggal di Jakarta. Pikirnya, di sana jauh lebih bebas dibandingkan di Surabaya. Dia tidak perlu memikirkan stigma terhadap orang lain dan tidak terkungkung untuk mengekspresikan dirinya.

“Orang mungkin punya stigma tentang betapa mengerikannya kehidupan di Jakarta, tapi mereka tidak menyadari betapa baik, ramah, dan bisa menghargai orang lain,” ucapnya.

Di masa-masa bimbang tersebut, Belva sering berselancar di media sosial untuk memvalidasi perasaanya. Sebetulnya, yang dia inginkan hanya untuk mencari jawaban atau solusi dari permasalahannya. 

“Algoritma YouTube di gawaiku menampilkan lagu Taylor Swift yang mengatakan kalau ‘suatu hari nanti, aku akan tinggal di kota besar ;” ucapnya. Lagu itu juga yang memotivasinya untuk merantau ke Jakarta.

Selanjutnya, algoritma Google menyajikannya pada konten-konten kampus terbaik di Jakarta. Tentu saja Universitas Indonesia (UI) menempati peringkat pertama. Belva kemudian mendalami informasi soal Jurusan Ilmu Komunikasi di UI melalui Youtube.

Meninggalkan Surabaya dan menuju Jakarta

Sejak dulu Belva memang berkeinginan kuliah di Jurusan Ilmu Komunikasi Universitas Indonesia (UI), tapi dia ragu mendaftar karena nilai UTBK-nya berpotensi gagal. Maka, dia memutuskan Universitas Airlangga (Unair) sebagai pilihan pertama.

Namun, stigma dari orang-orang sekitar saat tinggal di Surabaya mendorongnya untuk pindah. Belva kemudian mencoba memanggil orang tuanya. Hasilnya, kedua orang tuanya juga punya suara hati yang sama. Dengan kata lain, mereka mendukung pilihan Belva untuk pindah ke Universitas Indonesia (UI).

Lagi-lagi dia tetap memilih Jurusan Ilmu Komunikasi, karena suka mengamati dinamika interpersonal, antarpersonal, maupun masyarakat. Terlebih lagi, Komunikasi adalah ilmu multidisipliner, sehingga membuatnya bisa mempelajari banyak hal.

“Teori komunikasi itu benar-benar ngasih aku alat untuk melihat apa yang terjadi di diri aku, orang lain, dan masyarakat,” ucapnya.

Setelah memantapkan hati dan mendapatkan restu dari orang tua, Belva pun menyiapkan diri untuk belajar UTBK lewat jalur mandiri. Dia belajar sambil tetap menjalani perkuliahan di Universitas Airlangga (Unair).

“Saya sampai ikut bimbingan belajar offline dan online . Dan alhamdulillah aku keterima,” ujarnya.

Bahagia menjalani perkuliahan di Universitas Indonesia (UI)

Setelah diterima di Universitas Indonesia, Belva merasa jauh lebih bebas. Dia tak lagi memikirkan stigma dari orang lain yang sering menghakimi. Menurutnya, lingkungan di UI juga sangat mendukung, ramah, dan inklusif. Kondisi itu membantunya tak hanya dari segi akademik, tapi juga menjawab kegelisahannya selama ini soal kebebasan berekspresi.

“ Saya masih ingat , awal-awal ikut organisasi di UI, kita lebih banyak ngomongin diri kita sendiri, daripada ngomongin orang ,” ujarnya.

Iklan

Salah satu budaya di Himpunan Mahasiswa Komunikasi UI katanya inklusif alias terbuka dan ramah. Belva pun bersyukur atas pilihannya, karena dia merasa disambut dan berada di lingkungan yang dia inginkan.

“ Dan saya memiliki akses untuk bertemu dengan beberapa orang dan saya belajar banyak hal dari mereka, bahkan hal-hal kecil seperti bagaimana berteman dengan saya. Oh, dia sangat baik hati , tapi senyum dan ramah sesama,” ungkapnya.

Mahasiswa itu pun bisa mengekspresikan dirinya dengan mengikuti berbagai organisasi tanpa dihantui dengan stigma. Bahkan dari sana, dia jadi belajar tentang saling menghormati dan menjaga privasi. 

Penulis: Aisyah Amira Wakang

Redaktur : Ahmad Effendi

BACA JUGA: Orang-orang yang Berat Meninggalkan Jogja di Gerbong KA Jaka Tingkir Menuju Jakarta atau liputan Mojok lainnya di rubrik Liputan.

Halaman 2 dari 2
Prev12

Terakhir diperbarui pada 12 Februari 2025 oleh

Tags: kehidupan jakartamahasiswa uiSurabayatoxic relationshipunair
Aisyah Amira Wakang

Aisyah Amira Wakang

Artikel Terkait

Job fair untuk penyandang disabilitas di Surabaya buka ratusan lowongan kerja, dikawal sampai tanda tangan kontrak MOJOK.CO
Aktual

Menutup Bayangan Nganggur bagi Disabilitas Surabaya: Diberi Pelatihan, Dikawal hingga Tanda Tangan Kontrak Kerja

26 November 2025
Belikan ibu elektronik termahal di Hartono Surabaya dengan tabungan gaji Jakarta. MOJOK.CO
Liputan

Pertama Kali Dapat Gaji dari Perusahaan di Jakarta, Langsung Belikan Ibu Elektronik Termahal di Hartono agar Warung Kopinya Laris

11 November 2025
Rela Patungan demi Ikut Kompetisi Futsal di Jogja, UBAYA Berikan Penampilan Terbaik meski Harus Menerima Kenyataan Pahit MOJOK.CO
Ragam

Rela Patungan demi Ikut Kompetisi Futsal di Jogja, UBAYA Berikan Penampilan Terbaik meski Harus Menerima Kenyataan Pahit

10 November 2025
Wisudawati jual harta berharga untuk kuliah di Universitas Muhammadiyah Surabaya (UMSurabaya), sempat ditolak di PTN. MOJOK.CO
Kampus

Uang Habis untuk Biaya Pengobatan Ibu sampai Jual Harta Berharga agar Bisa Kuliah, Kini Jadi Wisudawati dengan Segudang Prestasi

27 Oktober 2025
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

musik rock, jogjarockarta.MOJOK.CO

JogjaROCKarta 2025: Merayakan Perpisahan dengan Kemegahan

5 Desember 2025
8 tahun merantau di Jakarta akhirnya resign. MOJOK.CO

Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama

4 Desember 2025
Judi Online, judol.MOJOK.CO

Pengalaman Saya 5 Tahun Kecanduan Judol: Delusi, bahkan Setelah Salat pun Doa Minta Jackpot

2 Desember 2025
Kuliah Jurusan Pendidikan Bahasa Mandarin di Unesa. MOJOK.CO

Sulitnya Masuk Jurusan Bahasa Mandarin Unesa, Terbayar usai Lulus dan Kerja di Perusahaan Tiongkok

3 Desember 2025
banjir sumatra.mojok.co

Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?

4 Desember 2025
Bencana Alam Dibuat Negara, Rakyat yang Disuruh Jadi Munafik MOJOK.CO

Bencana Alam Disebabkan Negara, Rakyat yang Diminta Menanam Kemunafikan

3 Desember 2025
Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.