Warung Makan Yu Ngademi sudah ada di Pasar Ngasem sejak tahun 1983. Menu andalannya yang hingga kini tetap laris manis adalah oseng genjer dan bobor daun kelor. Menu-menu itu konon telah menyelamatkan Indonesia.
***
Saya lagi-lagi kecewa ketika datang ke Warung Makan Yu Ngademi, Senin (18/12/2023). Sudah dua hari berturut-turut saya kecelik untuk menikmati satu sayur di warung ini. Padahal baru jam 9 pagi, tapi sayur genjer yang sudah saya idam-idamkan sudah menghilang dari meja warung.
Sehari sebelumnya, saya datang bahkan lebih pagi, sekitar pukul 07.45, sayur itu juga ludes. Pikir saya, mungkin karena hari Minggu, banyak wisatawan yang datang sehingga cepat habis.
Sehingga ketika saya datang di hari Senin, saya akan menemui sayur itu. Saya sudah berencana untuk mengambil sayur itu cukup banyak karena model penyajian di warung ini prasmanan. Saya berharap bukan hanya daun genjer saja yang tersaji, tapi juga bunganya. Agak pahit memang bunganya, tapi saya suka dengan citarasanya.
Saya pikir karena bukan akhir pekan, pastilah suasana lebih sepi. saya tak perlu berebut dengan wisatawan yang juga mengincar oseng genjer itu. Nyatanya, sudah ludes juga.
“Hari biasa, Mas, tapi kan ini sudah mulai liburan. Ini saja tadi oseng genjernya masak dua kali, lho, ” kata Mba Fitri (35), anak kedua Yu Ngademi yang menyempatkan waktu untuk ngobrol. Ibunya, Yu Ngademi terlihat sedang tidur pulas di bangku panjang.
Mba Fitri lantas mengenalkan saya pada ayahnya, Pak Aries Purnomo (66) yang bersama-sama istrinya, Yu Ngademi merintis warung makan di Pasar Ngasem. “Saya aslinya Gombong, istri saya Wonosari,” katanya. Dulu sebelum jualan nasi di Pasar Ngasem, ia biasa memberikan jasa mengecat sangkar burung.
Bagi yang belum tahu,Pasar Ngasem berdiri sejak tahun 1809. Sebelum tahun 2010 identik dengans sebutan sebagai pasar burung, karena selain menjual bahan kebutuhan pokok, banyak penjual burung dan hewan di pasar ini.
Namun, sejak 2010, pasar burung telah direlokasi ke Pasar Satwa dan Tanaman Hias Yogyakarta (PASTY) di Jalan Bantul. Kini, Pasar Ngasem menjadi pasar tradisional yang menjual kebutuhan sehari-hari.
Apa istimewanya Warung Makan Yu Ngademi Pasar Ngasem?
Sayur oseng genjer ini adalah salah satu jenis sayur yang cepat habis di Warung Makan Yu Ngademi Pasar Ngasem. Konon, sayuran ini tergolong gaib. Tak sampai 30 menit setelah bukan di jam 06.00 sayur ini menghilang.
Genjer adalah sejenis sayuran yang tumbuh di rawa atau sawah. Musim hujan atau sebelum musim tanam padi, tumbuhan ini banyak ditemui di areal persawahan. Sayur ini cocok untuk oseng atau ada juga untuk sayur pecel.
Sayur oseng genjer mengingatkan saya pada masakan orang tua saat saya masih kecil. Setidaknya sayuran ini bisa jadi obat kangen.
“Sayur bobor kelornya masih ada, Mas,” kata Mba seperti ingin mengobati kekecewaan saya.
Saya akhirnya memesan nasi sayur bobor kelor. Hari sebelumnya saya memesan seporsi bubur krecek. Kali ini saya cukup mengambil satu krecek dan telur ceplok sebagai lauk.
Bobor kelor itu termasuk sayuran yang nggak begitu biasa. Yang saya tahu, bobor itu umumnya pakai bayam atau sayur lembayung. Agak jarang saya menemui warung makan yang menyajikan bobor daun kelor.
Makanan itu cepat tandas dari piring saya.
Baca halaman selanjutnya
Daun kelor yang banyak manfaat, tapi dijauhi orang yang punya susuk