Warteg yang menemani hidup mahasiswa di Jogja
Hingga akhirnya pada 1999 sebuah warteg dibuka di Glagahsari. Letaknya strategis di dekat beberapa kampus seperti Universitas Teknologi Yogyakarta (UTY), Univesitas Ahmad Dahlan (UAD), dan Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa (UST).
Saat mengunjungi warung itu di siang hari, tampak mahasiswa berbondong-bondong meramaikan tempat yang tak terlalu luas itu. Mengerumuni etalase kaca yang berisi lauk, sambil menunjuk-nunjuk menu yang mereka inginkan.
Setelah lebih dari dua puluh tahun berdiri, sudah banyak generasi mahasiswa yang pernah dilayani kebutuhan makannya di warung makan sederhana ini. Banyak di antara mereka yang sudah lulus lalu datang kembali. Kangen dengan masakan khas yang ditawarkan warteg.
“Ya sering ada yang sudah selesai kuliah lalu datang ke sini. Menyapa saya tapi saya lupa sama dia. Pasti saya tanya angkatan berapa karena sudah banyak sekali kan angkatan yang saya lewati,” kenangnya.
Berterima kasih kepada para mahasiswa
Saat ditanya apa hal yang paling berat dari menutup usaha warteg ini, selain urusan ekonomi, kenangan dengan mahasiswa adalah yang paling berkesan. Meski ia mengakui kalau sering lupa wajah-wajah pelanggan lama.
“Paling senang kalau ada pelanggan lama mampir lagi. Saya memang sering lupa, lha dulu kesini pas masih kurus zaman mahasiswa. Balik lagi sudah gemuk-gemuk,” kelakarnya.
Warung ini dikenal dengan nama Warteg Glagahsari. Nama itu tidak pernah diniatkan oleh sang pemilik. Bahkan sejak awal tidak pernah ada nama khusus yang diberikan untuk usaha ini. Di depan bangunannya hanya ada tulisan sederhana “Warung Tegal” dengan cat berwarna biru yang sudah kusam.
Penulis: Hammam Izzuddin
Editor: Agung Purwandono
Ikuti berita dan artikel Mojok lainnya di Google News