Pembuatan di kontrakan kumuh
Cara pandang Salsha (25) tentang bakso berubah saat ia melihat tiga tukang bakso daging memproses baksonya di sebuah kontrakan kumuh di Surabaya.
Salsha sendiri pada dasarnya tak begitu menjadikan bakso sebagai makanan favorit. Akan tetapi ia tetap menikmati kalau menyantap makanan yang konon dari Tiongkok tersebut.
Sampai kemudian sejak kuliah di Surabaya pada 2017, perempuan asal Trenggalek, Jawa Timur, itu mulai agak “aneh” dalam memandang bakso.
“Karena aku udah tiga kali lihat tiga tukang bakso berbeda, ngolah baksonya di kontrakan atau kos mereka yang tampak kumuh dan berantakan,” ujar Salsha.
Apakah Salsha jadi sama sekali tak makan bakso? Tentu masih. Hanya saja tak senafsu teman-teman kuliahnya waktu itu yang memang sangat menggemari makanan bulat tersebut.
“Temen-temenku ada yang bilang, bukan karena mereka (penjual) jorok. Tapi kos atau kontrakan murah di Surabaya ya kondisinya memang kayak kumuh banget. Tapi temen-temen yakin kalau dalam ngolah bakso sebenarnya para penjual itu juga jaga kebersihan,” ungkap Salsha.
Sebab, mengutip obrolan dengan teman-teman Salsha, kalau buatnya juga dengan cara jorok, mestinya rasanya tak enak. Tapi kenyataannya enak-enak saja.
Penulis: Muchamad Aly Reza
Editor: Hammam Izzuddin
Ikuti berita dan artikel Mojok lainnya di Google News.