MOJOK.CO – Kabar duka bagi bangsa Indonesia. Mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah, Buya Syafii Maarif wafat pada Jumat (27/05/2022). Peraih penghargaan Ramon Magsaysay Award 2008 ini meninggal empat hari jelang ulang tahunnya yang ke-87 pada 31 Mei.
Buya Syafii meninggal dunia di RS PKU Muhammadiyah Gamping, Sleman pada pukul 10.15 WIB. Sebelum wafat, Buya Syafii sejak beberapa waktu terakhir sempat beberapa kali dirawat di rumah sakit tersebut.
Sejumlah tokoh dan pejabat pun menengok Buya Syafii saat sakit. Di antaranya Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Gubernur Jateng Ganjar Pranowo.
Ketua Umum PP Muhammadiyah, Haedar Nashir membenarkan kabar duka ini. Wafatnya Buya merupakan kehilangan dan duka yang besar bagi bangsa Indonesia.
“Semoga beliau husnul khatimah, diterima amal ibadahnya, diampuni kesalahannya, dilapangkan di kuburnya, dan ditempatkan di jannatun na’im. Mohon dimaafkan kesalahan beliau dan do’a dari semuanya. Pemakaman dll informasinya menyusul,”paparnya.
Sementara Ketua Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC), Budi Setiawan menjelaskan setelah di RS PKU Muhammadiyah Gamping, Buya rencanakanya akan disemayamkan di Masjid Besar Kauman untuk disalatkan selepas Jumatan hingga Ashar.
“Setelah di masjid gede, buya akan dimakamkan di pemakaman khusnul khatimah di Kulon Progo,” paparnya.
Budi menambahkan, Buya nantinya akan dimakamkan di peristirahatan terakhir di pemakaman Muhammadiyah. Tepatnya di Dusun Donomulyo, Kapanewon Nanggulan, Kulon Progo. “Setelah disemayamkan akan dimakamkan sekitar pukul 15.00 WIB,” ujarnya.
Buya Syafii Maarif dilahirkan di Nagari Calau, Sumpur Kudus, Minagkabay oada 31 Mei 1935. Pada tahun 1953, dalam usia 18 tahun, ia merantau ke Yogyakarta. Melanjutkan pendidikannya di Madrasah Muallimin. Ia sempat menjadi guru Muhammadiyah di Lombok selama setahun hingga tahun 1957. Ia sempat pulang ke Minangkabau untuk kemudian kembali ke Jawa melanjutkan pendidikan di Universitas Cokroaminoto dan IKIP Yogyakarta (Universitas Negeri Yogyakarta).
Selama menempuh perkuliahan, Buya Syafii sempat menjadi guru mengaji, buruh, pelayan toko kain, berdagang kecil-kecilan bersama teman-temannya hingga menjadi guru honorer di Baturetno dan Solo.
Selepas itu, ia melanjutkan pendidikan master di Departemen Sejarah Universitas Ohio, serta gelar doktor dari Universitas Chicago, Amerika Serikat. Ia kemudian mengajar Ilmu Sejarah di Universitas Negeri Yogyakarta hingga mendapat gelar guru besar.
Reporter: Yvesta Ayu
Editor: Agung Purwandono