Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Liputan

Alun-alun Utara vs Alun-alun Selatan, Warga Jogja Ungkap Mana yang Lebih Berkesan Sebelum Perubahan Terjadi

Hammam Izzuddin oleh Hammam Izzuddin
21 September 2023
A A
Alun-alun utara dan alun-alun selatan Jogja. MOJOK.CO

Ilustrasi Alun-alun Utara dan Alun-alun Selatan Jogja (Ega Fansuri/Mojok.co)

Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

Kenangan masa kecil yang sulit terlupa

Toni Setiawan (49), warga yang sempat saya temui di sudut Alun-alun Utara juga mengutarakan hal serupa. Ia mengenang jauh ke era 80-an saat masih anak-anak dan banyak beraktivitas di sekitar Keraton Yogyakarta saat akhir pekan.

Di masa itu, area yang di tengahnya berdiri kokoh dua beringin besar yang bernama Kiai Dewadaru dan Kiau Janadaru  ini penuh dengan orang-orang bercengkerama. Banyak keluarga yang mengajak anaknya untuk menghabiskan waktu dengan hiburan sederhana. Menggelar tikar dan membeli jajan dari pedagang asongan.

“Dulu banyak bener yang menggelar tikar. Penjualnya macem-macem di dalam. Kalau malam, sukanya beli ronde diminum sambil duduk-duduk di atas rumput,” ujarnya.

Selanjutnya, saya berbincang juga dengan Ahimsa Wardah (24), perempuan asli Kadipaten Kulon, Jogja yang punya banyak kenangan di dua tempat tersebut. Rumahnya sama dekatnya dengan Alun-alun Utara maupun Alun-alun Selatan.

Namun, ia lebih punya banyak ingatan tentang kawasan yang kini sudah tertutup pagar. Dulu, sejak SD dan SMP, sekolahnya selalu menggelar kegiatan olahraga di tempat tersebut.

“Mungkin karena sekolah di sekitar Keraton itu lahannya kecil nggak punya lapangan jadi olahraganya di Altar,” kenangnya tertawa.

Di tempat itu ia juga biasa bersepeda saat hendak berangkat sekolah. Melintasi jalan yang membelah tanah lapang alun-alun sembari menikmati semilir angin.

“Ini mungkin agak lebai. Tapi aku dulu bersepeda sambil nyanyi dan membayangkan seakan lagi shooting video klip musik,” kelakarnya.

Di atas hamparan rumput yang menguning, saat bulan Ramadan, anak-anak dari kampung sekitar juga kerap bermain petasan selepas subuh. Bukan hanya anak laki-laki, perempuan kecil seperti Ahimsa belasan tahun lalu juga ikut merasakan kesenangan.

“Rasanya seperti baru kemarin. Sekarang sudah nggak bisa lagi,” ujarnya.

Tentang bercengkerama bersama keluarga di Alun-Alun Selatan

Pengalaman berjalan kaki dan membelah tanah lapang Alun-Alun utara untuk membeli susu murni pada pagi hari di sisi timurnya juga jadi hal yang sudah tidak bisa ia rasakan lagi. Sekarang, ia harus berputar, mengelilingi trotoar pinggir jalan raya.

Kini di tanah itu juga tak lagi tertutupi rumput menguning. Melainkan hamparan pasir. Wujud yang konon merupakan bentuk awal tempat tersebut.

Suasana Alun-alun Selatan Jogja di siang hari (Hammam Izzuddin/Mojok.co)
Suasana Alun-alun Selatan Jogja di siang hari (Hammam Izzuddin/Mojok.co)

Alun-alun Utara dulu identik dengan keramaian bahkan hajatan besar. Sekaten, konser, bahkan sekadar sekumpulan anak kecil yang bermain petasan. Sekarang keramaian itu pindah ke selatan meski buat sebagian orang, lokasinya yang lebih kecil dan terkelilingi benteng membuat suasana lebih intim dan hangat.

Ahimsa berujar, Alun-alun Selatan cenderung mengisi memori soal kehangatan bersama keluarga. Pagi hari di akhir pekan berkunjung dengan tujuan memakan opor di salah satu lapak pedagang.

Iklan

“Di sana lokasinya lebih kecil. Suasananya adem, intim, dan bersahabat aja tempatnya gitu,” kenangnya.

Selain itu, ada beberapa fasilitas olahraga yang tersedia di pinggiran Alun-alun Selatan. Hal itu membuat banyak orang memanfaatkannya saat pagi dan sore hari. Saat ini Alun-Alun Selatan jadi tempat pilihan untuk lari pagi hingga joging.

“Dulu fasilitasnya masih bagus. Nggak tahu sekarang, mungkin sudah rusak. Tapi paling enak joging di selatan karena putarannya lebih pendek,” ujarnya tertawa.

Mungkin saat ini frekuensi Ahimsa menikmati dua lokasi itu sudah tak sesering dulu. Namun, baginya Alun-alun Utara dan Alun-alun Selatan tetaplah menjadi tempat kenangan bersemai. Barangkali, sebagian hanya bisa dikenang tanpa diulang karena adanya sejumlah perubahan.

Penulis : Hammam Izzuddin

Editor   : Agung Purwandono

BACA JUGA Nestapa Tukang Becak di Sumbu Filosofi Jogja, Bertahan Hidup Tanpa Penumpang Berhari-hari

Cek berita dan artikel lainnya di Google News

Halaman 2 dari 2
Prev12

Terakhir diperbarui pada 21 September 2023 oleh

Tags: Alun-alunAlun-alun selatanAlun-alun Utara JogjaJogjakeraton Yogyakarta
Hammam Izzuddin

Hammam Izzuddin

Reporter Mojok.co.

Artikel Terkait

Keturunan Keraton Yogyakarta Iri, Pengin Jadi Jelata Jogja Saja! MOJOK.CO
Esai

Keresahan Pemuda Berdarah Biru Keturunan Keraton Yogyakarta yang Dituduh Bisa Terbang, Malah Pengin Jadi Rakyat Jelata Jogja pada Umumnya

18 Desember 2025
UMP Jogja bikin miris, mending kerja di Jakarta. MOJOK.CO
Ragam

Menyesal Kerja di Jogja dengan Gaji yang Nggak Sesuai UMP, Pilih ke Jakarta meski Kerjanya “Hectic”. Toh, Sama-sama Mahal

17 Desember 2025
Berantas topeng monyet. MOJOK.CO
Liputan

Nasib Monyet Ekor Panjang yang Terancam Punah tapi Tak Ada Payung Hukum yang Melindunginya

15 Desember 2025
Peringatan Hari Monyet Ekor Panjang Sedunia di Jogja. MOJOK.CO
Bidikan

Pilu di Balik Atraksi Topeng Monyet Ekor Panjang, Hari-hari Diburu, Disiksa, hingga Terancam Punah

15 Desember 2025
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

UAD: Kampus Terbaik untuk “Mahasiswa Buangan” Seperti Saya MOJOK.CO

UNY Mengajarkan Kebebasan yang Gagal Saya Terjemahkan, sementara UAD Menyeret Saya Kembali ke Akal Sehat Menuju Kelulusan

16 Desember 2025
Menteri Kebudayaan Fadli Zon dan Wali Kota Agustina Wilujeng ajak anak muda mengenal sejarah Kota Semarang lewat kartu pos MOJOK.CO

Kartu Pos Sejak 1890-an Jadi Saksi Sejarah Perjalanan Kota Semarang

20 Desember 2025
Elang Jawa terbang bebas di Gunung Gede Pangrango, tapi masih berada dalam ancaman MOJOK.CO

Balada Berburu Si Elang Jawa, Predator Udara Terganas dan Terlangka

19 Desember 2025
Pamong cerita di Borobudur ikuti pelatihan hospitality. MOJOK.CO

Kemampuan Wajib yang Dimiliki Pamong Cerita agar Pengalaman Wisatawan Jadi Bermakna

16 Desember 2025
bapakmu kiper.MOJOK.CO

Fedi Nuril Jadi Mantan “Raja Tarkam” dan Tukang Judi Bola di Film Bapakmu Kiper

17 Desember 2025
Kuliah di universitas terbaik di Vietnam dan lulus sebagai sarjana cumlaude (IPK 4), tapi tetap susah kerja dan merasa jadi investasi gagal orang tua MOJOK.CO

Kuliah di Universitas Terbaik Vietnam: Biaya 1 Semester Setara Kerja 1 Tahun, Jadi Sarjana Susah Kerja dan Investasi Gagal Orang Tua

15 Desember 2025

Video Terbaru

SD Negeri 3 Imogiri Bantul: Belajar Bergerak dan Bertumbuh lewat Sepak Bola Putri

SD Negeri 3 Imogiri Bantul: Belajar Bergerak dan Bertumbuh lewat Sepak Bola Putri

18 Desember 2025
Ketakutan pada Ular yang Lebih Dulu Hadir daripada Pengetahuan

Ketakutan pada Ular yang Lebih Dulu Hadir daripada Pengetahuan

17 Desember 2025
Undang-Undang Tanjung Tanah dan Jejak Keadilan di Sumatera Kuno pada Abad Peralihan

Undang-Undang Tanjung Tanah dan Jejak Keadilan di Sumatera Kuno pada Abad Peralihan

14 Desember 2025

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.