Daftar ITS di tahun berikutnya dan ditolak lagi
Di semester 4 kuliah, Faiz mencoba mendaftar ke Jurusan Arsitektur di ITS. Bukan karena tidak nyaman dengan Universitas Brawijaya (UB), Malang, tapi dia merasa salah jurusan.
Awal semester masuk kuliah, Faiz mengaku bisa mengejar materi yang diajarkan di Jurusan Teknik Sipil. Nilainya juga masih bagus karena terbantu dengan mata kuliah menggambar.
Alasannya keukeuh memilih Jurusan Teknik Sipil karena dia penasaran dengan arsitektur gedung, tata ruang, dan desain interior. Hanya saja, waktu itu dia tidak kepikiran soal struktur gedung.
“Terus pas lihat pembangunan Tunjungan Plaza 5 dan 6, lalu gedung-gedung tinggi lain, terus lewat jembatan Suramadu itu kayak mulai bertanya-tanya. Kok bisa ya bikin gedung tinggi? Caranya bagaimana?” tanyanya saat itu.
Menurutnya, bangunan-bangunan itu nampak keren. Dia pun mulai mencari tau tentang konstruksi bangunan dan tertarik. Namun, setelah menjalani proses kuliah, apa yang dibayangkannya justru terbalik.
Lambat laun, dia merasa Jurusan Teknik Sipil terlalu banyak menghitung dan itu membuatnya tidak nyaman. Untuk menggambar arsitektur pun dia kesusahan.
“Aku merasa lebih suka menggambar, tapi materi seputar menggambar hanya ada di semester, setelah itu semuanya hitung-hitungan, aku kesulitan,” kata Faiz.
Faiz akhirnya mendaftar ke ITS Jurusan Arsitektur lewat jalur SBMPTN. Sayangnya dia gagal. Karena sudah ditolak ITS dua kali, dia memilih untuk bertahan di UB. Kini, Faiz sedang berjuang menyelesaikan skripsinya.
“Yaah sampai saat ini ternyata berkutat dengan sipil,” kata dia.
Keukeuh di Teknik Sipil UB
Sebetulnya banyak opsi kampus yang bisa Faiz tuju, misalnya ke politeknik. Namun, dia tidak memilih itu. Menurutnya, stigma bahwa politeknik sering dipandang sebelah mata masih ada di masyarakat.
Terutama untuk lulusan dengan gelar D3 atau D4. Dia khawatir, peluangnya setelah lulus dan mencari kerja akan lebih sulit. Selain itu, tak banyak politeknik yang menyediakan rumpun ilmu teknik. Kalaupun ada, dia ragu dengan fasilitas pembelajarannya.
Meskipun dia juga masih belum tahu, ke depan, apakah pekerjaan yang dia pilih akan linear dengan jurusan saat ini. Yang pasti, Faiz ingin menyelesaikan kuliahnya segera.
“Ilmu yang aku dapatkan di Universitas Brawijaya (UB), Malang selama ini, seharusnya tidakku sia-siakan, walaupun aku ingin juga belajar hal baru di luar Teknik Sipil UB. Siapa tahu, mungkin memang jodohnya bukan di situ, jadi aku tetap harus mempersiapkan,” ujarnya.
Penulis: Aisyah Amira Wakang
Editor: Muchamad Aly Reza
BACA JUGA: Penyesalan Tolak IPB Demi Masuk ITS Surabaya, Berakhir Telat Lulus 7 Tahun Penuh Kisah Tragis
Cek berita dan artikel Mojok lainnya di Google News