Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Liputan Kampus

Mahasiswa Asal Surabaya Nekat Kuliah HI UB Malang Demi Ortu, Kini Menyesal Usia Kepala Tiga Belum Ada Penghasilan

Ahmad Effendi oleh Ahmad Effendi
22 Juni 2024
A A
Beasiswa, UB Malang.MOJOK.CO

Ilustrasi - Mahasiswa UB Malang (Mojok.co/Ega Fansuri)

Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

Demi memenuhi keinginan orang tua, mahasiswa asal Surabaya nekat kuliah di jurusan Hubungan Internasional (HI) UB Malang. Ia berhasil lulus. Namun, penyesalan bertubi-tubi menghampirinya karena hingga kini, di usianya yang sudah berkepala tiga, ia belum punya pekerjaan tetap.

Nurdin* (30), nama mahasiswa tersebut, sebenarnya ingin kuliah di Jurusan Psikologi. Alasannya, selama SMA ia sudah meminati bidang ilmu tersebut. Apalagi, salah satu guru favoritnya di sekolah adalah lulusan psikologi, dan menyarankan Nurdin daftar jurusan tersebut kalau memang berminat.

Alhasil, dalam SNBP (SNMPTN) 2014, dia memasukkan Psikologi UGM di pilihan pertamanya. Sayangnya, dia tidak lolos.

Saat mencoba peruntungannya di SNBT (SBMPTN), awalnya Nurdin ingin memprioritaskan Psikologi UGM. Sayangnya, orang tua memintanya daftar ke jurusan HI. 

“Kata mereka, prospek kerja lebih jelas. Buat jadi orang terpandang itu gampang asalkan masuk HI,” kata Nurdin saat Mojok hubungi pada Kamis (20/6/2024), mengulang kalimat orang tuanya.

Mau tak mau, dia kudu mengiyakannya. Jurusan HI UB Malang pun jadi pilihan pertama. Sementara dia tetap memasukkan jurusan psikologi, meski di pilihan terakhir.

Saat pengumuman, ternyata dia dinyatakan lolos pada pilihan pertama. Perasaan campur aduk pun menghampirinya. Di satu sisi, ia ada rasa senang karena ternyata ia cukup kompeten buat bersaing masuk PTN. Fyi, Jurusan HI UB Malang adalah salah satu yang sulit dimasuki.

Namun, di sisi lain ia juga merasa sebal karena harus kuliah di bidang yang tak disukainya. “Sejak awal memang tidak suka dan tidak mengikuti politik-politikan. Makanya masuk HI itu bagiku adalah kesalahan.”

Empat tahun perkuliahan yang menyiksa

Meski bukan orang yang melek amat soal politik, awal perkuliahan di HI UB Malang masih Nurdin jalani dengan santai. Menurutnya, mata kuliah yang kebanyakan “teori dasar” masih dengan mudah dia pahami.

“Masih relate, nggak ada problem apa-apa sih di semester awal. Malah kayak ngulang pelajaran IPS SMA saja,” ujarnya.

Memasuki semester tiga, Nurdin mulai oleng. Tuntutan buat up to date isu-isu politik global bikin dia merasa nggak nyaman kuliah di HI. Ditambah skill bahasa Inggrisnya yang pas-pasan juga jadi penghambat lain.

“Ibaratnya gini, politik dalam negeri aja zonk apalagi kudu menganalisis politik luar. Yang mana nih, Mas, sumber beritanya dari media luar juga. Mana bahasa Inggrisku juga kurang oke.”

Nilainya pun makin jeblok. Apalagi pada semester lima, yang mana ia harus ikut mata kuliah peminatan “Keamanan Internasional”, bikin Nurdin makin menyadari kalau HI memang bukan tempatnya.

“HI itu kayak ‘piramid’ kalau aku ibaratin. Asalkan di semester awal pemahaman kita udah banyak, makin ke sini juga makin gampang ikutin perkuliahannya. Lah aku, sejak awal saja nggak mudeng apa-apa.”

Iklan

Sempat ingin pindah jurusan, tapi sudah mustahil

Pada akhir semester empat, sebenarnya Nurdin sempat punya pikiran buat pindah dari Jurusan HI UB Malang. Dia mengibaratkan kalau selama ini hanya “dikurung dalam sebuah kamar yang di dalamnya nggak ada apa”.

“Ya bayangin aja kalau kamu ada di kamar yang nggak ada isinya. Bosen kan? Pengen keluar kan?,” kata Nurdin.

Perasaan insecure makin menjadi-jadi setelah melihat fakta banyak teman-temannya yang cerdas. Dalam artian secara teori oke, public speaking-nya pun juga mumpuni. Sementara dirinya, buat sekadar minat sama jurusannya saja amat sulit.

Baca halaman selanjutnya…

Lulusan HI UB Malang dua kali gagal di tes CPNS. Sampai usia 30 masih belum ada penghasilan tetap.

Halaman 1 dari 2
12Next

Terakhir diperbarui pada 27 Juni 2024 oleh

Tags: HI UB MalangHubungan Internasionaljurusan hi ub malanglulusan hisarjana hiub malangUniversitas Brawijaya
Ahmad Effendi

Ahmad Effendi

Reporter Mojok.co

Artikel Terkait

Kerja keras bawa Annes kuliah di Universitas Brawijaya (UB) Malang gratis hingga kerja sebelum wisuda MOJOK.CO
Kampus

Universitas Brawijaya (UB) Bawa Saya Kuliah Tanpa Biaya, Bisa Kerja Sebelum Wisuda buat Tebus Masa-masa Berat Sekolah Sambil Kerja Sejak Remaja

15 Oktober 2025
Beasiswa, UB Malang.MOJOK.CO
Kampus

Menolak Berbagai Beasiswa PTS demi Kuliah di UB Malang: Dulu Menyesal, Kini Bersyukur Dapat Banyak “Berkah”

22 September 2025
Malang Semakin Menyebalkan, Rindu Era Terbaik Bersama Arema MOJOK.CO
Esai

Kini, Malang Berubah Menjadi Kota yang Asing dan Bikin Sebal, Bikin Saya Rindu Era Terbaik ketika Noh Alam Shah Masih Berseragam Arema

4 Agustus 2025
Universitas Brawijaya (UB) Malang.MOJOK.CO
Ragam

Ditolak UB dan Terpaksa Kuliah di Kampus Tak Terkenal, Kini Malah Sukses: Dapat Kerja Gaji Dua Digit setelah Ratusan Lamaran Ditolak

11 Juni 2025
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

S3 di Bandung, Istri PNS Makassar- Derita Jungkir Balik Rumah Tangga MOJOK.CO

Jungkir Balik Kehidupan: Bapak S3 di Bandung, Istri PNS di Makassar, Sambil Merawat Bayi 18 Bulan Memaksa Kami Hidup dalam Mode Bertahan, Bukan Berkembang

1 Desember 2025
Wonogiri Bukanlah Anak Tiri Surakarta, Kami Sama dan Punya Harga Diri yang Patut Dijaga

Wonogiri Bukanlah Anak Tiri Surakarta, Kami Sama dan Punya Harga Diri yang Patut Dijaga

1 Desember 2025
Lulus S2 dari UI, resign jadi dosen di Jakarta. MOJOK.CO

Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar

5 Desember 2025
Banjir sumatra, Nestapa Tinggal di Gayo Lues, Aceh. Hidup Waswas Menanti Bencana. MOJOK.CO

Tragedi Sumatra Timbulkan Trauma: “Saya Belum Pernah Lihat Gayo Lues Seporak-poranda ini bahkan Saat Tsunami Aceh”

2 Desember 2025
Kuliah Jurusan Pendidikan Bahasa Mandarin di Unesa. MOJOK.CO

Sulitnya Masuk Jurusan Bahasa Mandarin Unesa, Terbayar usai Lulus dan Kerja di Perusahaan Tiongkok

3 Desember 2025
'Aku Suka Thrifting': Dari Lapak Murah hingga Jejak Ketimpangan Dunia dan Waste Colonialism.MOJOK.CO

‘Aku Suka Thrifting’: Dari Lapak Murah hingga Jejak Ketimpangan Dunia dan Waste Colonialism

1 Desember 2025
Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.