Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Liputan Kampus

Mahasiswa UGM Malu dengan Dosen-dosennya di Fisipol UGM yang Jadi Operator Politik Jokowi

Agung Purwandono oleh Agung Purwandono
9 Februari 2024
A A
Mahasiswa UGM Malu dengan Dosen-dosennya di Fisipol UGM yang Jadi Operator Politik Jokowi MOJOK.CO

Ilustrasi Mahasiswa UGM Malu dengan Dosen-dosennya di Fisipol UGM yang Jadi Operator Politik Jokowi. (Ega Fansuri/Mojok.co)

Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

Di dalam kelas, mereka mendapat kuliah tentang bagaimana demokrasi dan sistem pemerintahan seharusnya dijalankan dengan baik. Namun, ketika Dosen Fisipol UGM berada dalam lingkaran dekat penguasa, justru membuat malu mahasiswanya.

***

Ghea Annisah (21) mahasiswi Jurusan Ilmu Pemerintahan di Departemen Politik dan Pemerintahan (DPP) Fisipol UGM mengaku malu dan kecewa dengan dosen-dosennya yang saat ini ada di lingkaran dekat Presiden Joko Widodo (Jokowi). Ia melihat, materi yang dosen-dosen itu berikan di dalam kelas, sangat berbeda dengan kenyataan yang ia lihat sekarang. 

Dua dosen UGM yang kini berada di lingkaran dekat kekuasaan Jokowi dan ramai dalam pemberitaan media adalah dosennya. “Pak Tik, dan Mas Ari, sama-sama mengajar di mata kuliah Sistem Institusi Pemerintahan,” ujarnya.

Mahasiswa UGM kecewa dengan dosennya di Fisipol UGM

Ghea menyoroti dua hal yang membuatnya malu dan kecewa kepada dosen-dosenya. Peristiwa pertama adalah munculnya Petisi Bulaksumur  yang dibacakan oleh Ketua Dewan Guru Besar Profesor Koentjoro pada, Rabu 31 Januari 2024 di Balairung UGM. Hadir dalam aksi tersebut sekelompok guru besar, dosen, mahasiswa hingga alumni.

Ghea hadir dalam acara tersebut sebagai bagian dari perwakilan mahasiswa. Beberapa hari kemudian Koordinator Staf Khusus Presiden Ari Dwipayana kepada Tempo menyebut bahwa aksi kritik sejumlah kampus terhadap Jokowi karena adanya pihak yang melakukan orkestrasi narasi politik tertentu untuk kepentingan elektoral. 

Hal lain yang membuatnya malu adalah setelah membaca dan menonton reportase tentang sosok Pratikno yang Tempo sebut sebagai operator politik Jokowi. “Saya nonton Bocor Alus dan dari laporan Tempo, itu menurutku clear. Sangat-sangat memalukan gitu loh. Memalukan dalam artian orang yang memiliki intelektualitas melakukan hal itu,” katanya kepada Mojok, 6 Februari 2024.

Petisi Bulaksumur sudah seharusnya ada, bukan orkestrasi elektoral

Ghea juga tidak habis pikir, Ari Dwipayana yang juga pernah mengajarnya di UGM menyebut berbagai aksi dari berbagai kampus sebagai aksi orkestrasi elektoral.

“Wah itu sebagai mahasiswa Fisipol UGM, kecewa berat, banget. Rasa-rasanya sangat-sangat memalukan aku, Mas. Aku sebagai mahasiswa di Jurusan Ilmu Politik Pemerintahan, ingat pesan guruku, juga guru bersama di Politik Pemerintahan, Prof Cony (Cornelis Lay) sangat menekankan tentang hal-hal terkait dengan demokrasi dan kekuasaan,” katanya.

Menurut Ghea, aksi Petisi Bulaksumur dan kampus-kampus lain yang mengkritik Jokowi memang sudah seharusnya perguruan tinggi lakukan. Kampus mengedepankan intelektualitas dan menjadi pihak yang seharusnya selalu berada di tengah. 

“Jadi kalau melihat ada yang melenceng, memang kewajiban kampus untuk memberikan nasihat. Kalau apa-apa disebut sebagai orkestrasi elektoral, terus siapa yang akan mengkritik?,” katanya. 

Menurut Gea, apa yang civitas academica UGM lakukan melalui Petisi Bulaksumur itu menurutnya masih cukup halus. Bahkan menurutnya bukan sebuah petisi, tapi lebih ke imbauan. Tidak ada penegasan, bahkan ancaman. 

Menurut Ghea, semua orang itu dasarnya memang punya kepentingan. Namun, kalau kemudian muncul banyak petisi, kritik, yang terkait dengan demokrasi, artinya orang-orang tersebut sadar memang ada yang salah dalam persoalan yang mereka kritik.

“Artinya mereka punya kepentingan yang sama dalam demokrasi. Mereka melihat ada yang salah pada apa yang sudah founding father kita bawa yaitu, Pancasila, dan Undang-Undang 1945 yang selama ini jadi koridor agar (kekuasaan) tidak kiri kanan, nggak mencla-mencle. Petisi-petisi itu muncul karena melencengnya kekuasaan sudah jauh,” kata mahasiswa Fisipol UGM yang tengah menyelesaikan skripsi ini.

Iklan

Kekuasaan itu ibarat racun, penawarnya harusnya dari intelektual di kampus

Menurut Ghea, bahwa kekuasaan bagi politik itu adalah racun. Dan ia melihat seharusnya, penawar dari racun itu adalah intelektual. Siapa yang punya intelektual? Universitas.

Menurut Ghea, kampus harus kembali mengembangkan tradisi intelektualitas sebagai jalan tengah. Bukan malah terlalu dekat dengan kekuasaan. Dia melihat UGM terlalu baik untuk berada di dekat kekuasaan.

Masalahnya lagi menurut Ghea, meski Jokowi adalah alumni UGM yang menjadi presiden, dosen-dosen yang saat ini berada di lingkaran kekuasaan harus tahu, mereka di sana bukan sepenuhnya milik negara. 

“UGM meminjamkan mereka kepada negara. Meminjamkan loh! Bahasanya bukan memberikan ke negara. Kalau meminjamkan, kamu harus balik lagi ke rumah pada saatnya,” kata Ghea.

Sebagai mahasiswa UGM, ia melihat, dosen-dosennya yang dari Fisipol sudah merasa nyaman di lingkaran kekuasaan, nyaman di singgasananya saat ini, merasa nggak harus balik ke rumah. “Kalau itu yang terjadi, kami kecewa,” kata Gea. 

Dosen Fisipol UGM buat malu mahasiswa UGM MOJOK.CO
Ilustrasi Kampus UGM. (Mojok.co)

Ghea paham, keresahan yang ia rasakan soal dosen-dosen Fisipol UGM di lingkaran dekat kekuasaan juga pastinya dirasakan oleh dosen-dosen di Departemen Politik Pemerintahan yang kini masih aktif mengajar.

“Mungkin ada pertanyaan, apa dosen-dosen Fisipol UGM nggak ngasih tahu Pak Pratik ya? Aku sih yakin dosen-dosenku semuanya tahu politik, tahu pemerintahan, mereka lebih jago. Mereka akan memberikan imbauan pertama, itu pasti, imbauan-imbauan itu mungkin sudah mereka lakukan,” kata Ghea. 

Baca halaman selanjutnya

Mahasiswa UGM nilai dosen-dosen UGM yang ada di dekat Jokowi karena punya kepentingan

Halaman 1 dari 2
12Next

Terakhir diperbarui pada 12 Februari 2024 oleh

Tags: FISIPOL UGMjokowimahasiswa fisipol ugmmahasiswa ugmorkestrasi elektoralpilihan redaksiUGM
Agung Purwandono

Agung Purwandono

Jurnalis di Mojok.co, suka bercocok tanam.

Artikel Terkait

pendidikan, lulusan sarjana nganggur, sulit kerja.MOJOK.CO
Ragam

Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada

5 Desember 2025
Banjir sumatra, Nestapa Tinggal di Gayo Lues, Aceh. Hidup Waswas Menanti Bencana. MOJOK.CO
Ragam

Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra

4 Desember 2025
Gen Z fresh graduate lulusan UGM pilih bisnis jualan keris dan barang antik di Jogja MOJOK.CO
Ragam

Gen Z Lulusan UGM Pilih Jualan Keris, Tepis Gengsi dari Kesan Kuno dan Kerja Kantoran karena Omzet Puluhan Juta

2 Desember 2025
Judi Online, judol.MOJOK.CO
Ragam

Pengalaman Saya 5 Tahun Kecanduan Judol: Delusi, bahkan Setelah Salat pun Doa Minta Jackpot

2 Desember 2025
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Udin Amstrong: Menertawakan Hidup dengan Cara Paling Jujur

Udin Amstrong: Menertawakan Hidup dengan Cara Paling Jujur

2 Desember 2025
jogjarockarta.MOJOK.CO

Mataram Is Rock, Persaudaraan Jogja-Solo di Panggung Musik Keras

3 Desember 2025
pendidikan, lulusan sarjana nganggur, sulit kerja.MOJOK.CO

Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada

5 Desember 2025
Para penyandang disabilitas jebolan SLB punya kesempatan kerja setara sebagai karyawan Alfamart berkat Alfability Menyapa MOJOK.CO

Disabilitas Jebolan SLB Bisa Kerja Setara di Alfamart, Merasa Diterima dan Dihargai Potensinya

2 Desember 2025
Judi Online, judol.MOJOK.CO

Pengalaman Saya 5 Tahun Kecanduan Judol: Delusi, bahkan Setelah Salat pun Doa Minta Jackpot

2 Desember 2025
Bencana Alam Dibuat Negara, Rakyat yang Disuruh Jadi Munafik MOJOK.CO

Bencana Alam Disebabkan Negara, Rakyat yang Diminta Menanam Kemunafikan

3 Desember 2025
Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.