Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Liputan Kampus

Nestapa Lulusan UGM IPK 2,9 Ditolak Kerja 20 Kali Karena Dianggap Tak Punya Skill, Kudu Cuci Ijazah di PTS Buat Bersihin Gelar Sarjananya yang Enggak Laku

Ahmad Effendi oleh Ahmad Effendi
9 April 2024
A A
Nestapa Lulusan UGM IPK 2,9 Ditolak Kerja 20 Kali Karena Dianggap Tak Punya Skill, Kudu Cuci Ijazah di PTS Buat Bersihin Gelar Sarjananya yang Enggak Laku.mojok.co

Ilustrasi Nestapa Lulusan UGM IPK 2,9 Ditolak Kerja 20 Kali Karena Dianggap Tak Punya Skill, Kudu Cuci Ijazah di PTS Buat Bersihin Gelar Sarjananya yang Enggak Laku (Mojok.co/Ega Fansuri)

Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

Lulus dari kampus sekaliber Universitas Gadjah Mada (UGM) tak bikin Salim* (29) cepat dapat kerja. Penyebabnya, IPK-nya hanya 2,9 yang bikin lamaran kerjanya ditolak sana-sini. Ia pun kudu “nyuci ijazah” ke kampus swasta untuk mempermudah jalannya mencari pekerjaan.

“Soalnya, kalau modal ijazah UGM yang ada angka [IPK] 2,9 bikin aku bosen banget berkali-kali ditolak masuk kerja,” ujar Salim, saat Mojok hubungi Sabtu (6/4/2024).  “Enggak ada cara lain. Kudu cuci ijazah,” sambungnya.

Mati-matian masuk UGM buat meneruskan tradisi keluarga

Salim masuk UGM pad 2013 lalu. Ia masuk ke salah satu jurusan di Fakultas Ilmu Budaya (FIB) melalui jalur terakhir yang bisa diikuti, yakni Utul alias ujian tulis.

Prosedur itu kudu Salim ambil lantaran gagal di dua jalur sebelumnya. Pada SNBP (dulu SNMPTN), ia sudah gagal sejak awal karena bukan siswa eligible alias tak memenuhi syarat. Sementara pada SNBT (SBMPTN) Salim juga gagal meski menaruh UGM di dua pilihan pertama. Alhasil, buat mewujudkan mimpinya kuliah di UGM, mau tak mau ia kudu mengikuti Utul.

“Dua orang kakakku lulusan UGM semua. Masku yang pertama lulusan teknik. Kalau yang kedua alumni Peternakan. Makanya, mau enggak mau aku kudu masuk UGM biar enggak mutus tradisi keluarga,” kelakar lelaki asal Jogja ini, menjelaskan alasannya ngebet masuk UGM.

Untungnya, Salim tak perlu gap year buat bisa kuliah di UGM, sebab ia lolos jalur Utul. Satu fase kehidupannya pun berhasil ia lewati, meskipun ada istilah “keluar UGM jauh lebih sulit ketimbang masuknya”.

Memilih lulus lebih cepat tapi IPK ancur, ketimbang jadi mahasiswa bangkotan di UGM

Istilah “keluar UGM jauh lebih sulit ketimbang masuknya” tadi nyatanya bukan isapan jempol. Di fakultasnya, FIB, setidaknya Salim menjumpai cukup banyak kakak tingkatnya yang enggak lulus-lulus. Mereka struggle sebagai mahasiswa tua yang kejar-kejaran dengan ambang batas waktu DO.

“Malah di jurusanku, kakak tingkat teman nongkrong, udah DO,” jelas alumni UGM ini.

Melihat fakta itu, Salim punya prinsip, jangan sampai dirinya ikut-ikutan jadi mahasiswa bangkotan, apalagi DO. Kebetulan juga nilai kuliahnya memang sedang ancur-ancuran lantaran karena kuliah yang ogah-ogahan, sehingga IPK-nya selalu jeblok.

“Tapi sesuai prinsipku tadi, mending aku lulus cepat tapi IPK jeblok ketimbang harus jadi mahasiswa tua seperti yang lain,” ujarnya. “Pertimbangannya kan, minimal kalau sudah lulus kuliah, bisa langsung cari kerja. Aku enggak mau juga lama-lama hidup di kampus.”

Sampai semester 10, IPK Salim adalah 2,9. Menyentuh angka 3.00 saja tidak. Bahkan, pada empat semester sebelumnya, IPK-nya lebih jeblok lagi, hanya 2,65.

“Jadi, waktu itu aku sudah berhitung, kalau mau lulus dengan IPK di atas 3, paling enggak di semester sisanya semua nilaiku harus A,” kata Salim. Nyatanya target itu susah ia kejar. Saat lulus UGM pada 2018 lalu, IPK-nya mentok di 2,9.

Lamaran pekerjaan ditolak 20 gara-gara IPK mentok tanah

Tak lama setelah lulus kuliah, mahasiswa UGM dengan IPK kecil ini langsung hunting pekerjaan. Ia memasukkan banyak lamaran ke kantor-kantor yang sedang buka lowongan. Awalnya, dia masih cukup idealis, hanya memasukan lamaran ke bidang pekerjaan yang masih linier dengan jurusannya.

“Tapi kok susah, saingannya banyak. Apalagi aku lulus IPK-nya cuma 2,9. Udah jelas bakal disikat sama lulusan yang lebih oke.”

Iklan

Suatu kali, Salim lolos interview di sebuah instansi di Kota Bandung. Ia optimis bakal dapat pekerjaan, karena di kepalanya ada dugaan, “kalau lolos interview, 90 persen bakal keterima kerja”. Sayangnya asumsi itu sepenuhnya keliru. Ruang interview malah jadi tempat penghakiman baginya.

“Berkali-kali orang yang nginterview aku malah nanya-nanya, ‘kok bisa IPK kamu enggak sampai 3’, ‘kamu kuliah ngapain aja’, ‘IPK segitu tanda enggak punya skill’, pokoknya nyakitin semua,” kesalnya. “Kalau emang mau nolak, minimal enggak usah nyerang yang bagian itu lah.”

Berikut hari, Salim coba membuang idealismenya. Ia mulai melebarkan sayap, tak lagi melamar pekerjaan yang linier dengan jurusannya. Sayangnya, nasibnya tetap sama saja, penolakan terus terjadi. Hampir enam bulan sana sini masukin lamaran, ia hitung ada 20 kantor lebih yang menolaknya. Dugaan dia, persoalannya sama, yakni karena IPK cuma 2,9.

Baca halaman selanjutnya…

Harus cuci ijazah ke PTS buat bersihin ijazah S1-nya yang enggak laku.

Halaman 1 dari 2
12Next

Terakhir diperbarui pada 17 April 2024 oleh

Tags: Jogjalulusan ugmmahasiswa ugmmahasiswa ugm ipk 2mahasiswa ugm ipk rendahUGM
Ahmad Effendi

Ahmad Effendi

Reporter Mojok.co

Artikel Terkait

UGM.MOJOK.CO
Ragam

Ketika Rumah Tak Lagi Ramah dan Orang Tua Hilang “Ditelan Layar HP”, Lahir Generasi Cemas

20 Desember 2025
ugm.mojok.co
Pendidikan

UGM Dorong Kewirausahaan dan Riset Kehalalan Produk, Jadikan Kemandirian sebagai Pilar

20 Desember 2025
UGM.MOJOK.CO
Pendidikan

UGM Berikan Keringanan UKT bagi Mahasiswa Terdampak Banjir Sumatra, Juga Pemulihan Psikologis bagi Korban

18 Desember 2025
Keturunan Keraton Yogyakarta Iri, Pengin Jadi Jelata Jogja Saja! MOJOK.CO
Esai

Keresahan Pemuda Berdarah Biru Keturunan Keraton Yogyakarta yang Dituduh Bisa Terbang, Malah Pengin Jadi Rakyat Jelata Jogja pada Umumnya

18 Desember 2025
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Kuliah di universitas terbaik di Vietnam dan lulus sebagai sarjana cumlaude (IPK 4), tapi tetap susah kerja dan merasa jadi investasi gagal orang tua MOJOK.CO

Kuliah di Universitas Terbaik Vietnam: Biaya 1 Semester Setara Kerja 1 Tahun, Jadi Sarjana Susah Kerja dan Investasi Gagal Orang Tua

15 Desember 2025
Teknisi dealer Yamaha asal Sumatera Utara, Robet B Simanullang ukir prestasi di ajang dunia WTGP 2025 MOJOK.CO

Cerita Robet: Teknisi Yamaha Indonesia Ukir Prestasi di Ajang Dunia usai Adu Skill vs Teknisi Berbagai Negara

16 Desember 2025
Riset dan pengabdian masyarakat perguruan tinggi/universitas di Indonesia masih belum optimal MOJOK.CO

Universitas di Indonesia Ada 4.000 Lebih tapi Cuma 5% Berorientasi Riset, Pengabdian Masyarakat Mandek di Laporan

18 Desember 2025
UGM.MOJOK.CO

UGM Berikan Keringanan UKT bagi Mahasiswa Terdampak Banjir Sumatra, Juga Pemulihan Psikologis bagi Korban

18 Desember 2025
Gedung Sarekat Islam, saksi sejarah dan merwah Semarang sebagai Kota Pergerakan MOJOK.CO

Upaya Merawat Gedung Sarekat Islam Semarang: Saksi Sejarah & Simbol Marwah yang bakal Jadi Ruang Publik

20 Desember 2025
Busur Panah Tak Sekadar Alat bagi Atlet Panahan, Ibarat "Suami" bahkan "Nyawa" Mojok.co

Busur Panah Tak Sekadar Alat bagi Atlet Panahan, Ibarat “Suami” bahkan “Nyawa”

19 Desember 2025

Video Terbaru

SD Negeri 3 Imogiri Bantul: Belajar Bergerak dan Bertumbuh lewat Sepak Bola Putri

SD Negeri 3 Imogiri Bantul: Belajar Bergerak dan Bertumbuh lewat Sepak Bola Putri

18 Desember 2025
Ketakutan pada Ular yang Lebih Dulu Hadir daripada Pengetahuan

Ketakutan pada Ular yang Lebih Dulu Hadir daripada Pengetahuan

17 Desember 2025
Undang-Undang Tanjung Tanah dan Jejak Keadilan di Sumatera Kuno pada Abad Peralihan

Undang-Undang Tanjung Tanah dan Jejak Keadilan di Sumatera Kuno pada Abad Peralihan

14 Desember 2025

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.