Daftar PPDS langsung ditolak mentah-mentah karena akreditasi jurusan C
Pengalaman tak mengenakan baru Roni alami pada 2021 lalu. Harusnya, saat itu Roni bisa saja membuka praktik karena saat itu ia baru selesai internship selama masing-masing enam bulan di Puskesmas dan rumah sakit. “Internship kan jadi syarat buat buka praktik, kayak SIP-nya, jadi harusnya aku buka praktik,” jelas Roni.
Namun, kondisi saat itu amat tidak memungkinkan. Apalagi pemerintah baru saja mengeluarkan imbauan kepada dokter-dokter untuk tak membuka praktik rutin selama pandemi.
Akhirnya, berniatlah Roni untuk mendaftarkan diri ke Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS). Ia sudah memutuskan ke kampus mana dan ke jurusan spesialisasi apa akan mendaftar. Sayangnya, ketika melihat syarat pendaftaran, Roni cukup tercengang.
“Jadi di syaratnya itu, kalau sarjana kedokteran minimal harus IPK 2,75 buat FK yang akreditasi A dan IPK 3,00 buat FK yang akreditasinya masih B,” jelasnya. “Aku sempat bingung sebentar, ‘lantas, bagaimana dengan yang akreditasinya masih C?’, jangan-jangan enggak diperhitungkan,” sambungnya.
Meskipun agak ragu, pada akhirnya Roni nekat buat mendaftar. Dan benar saja, dia tak diterima.Â
“Aku tanya ke kampus yang bersangkutan, mereka menjelaskan kalau 80 persen pendaftar yang diterima itu dari FK yang akreditasinya A. Sisanya B. Ya emang benar, C enggak diperhitungan mereka alias aku udah ditolak sejak awal.”
Kini, Roni menjalani kehidupannya sebagai lelaki bergelar “dr” tapi tak bekerja di bidang kesehatan. Sekarang ia fokus berbisnis di bidang lain. Kepada saya, Roni bercerita tengah merintis usaha jual dan cuci sepatu di Kota Surabaya yang baru 5 bulan dirintis. Katanya, sih, usaha itu terinspirasi dari Dokter Tirta.
Penulis: Ahmad Effendi
Editor: Agung Purwandono
Ikuti artikel dan berita Mojok lainnya di Google News