Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Liputan Kampus

Dulu Diolok-olok Guru SMA karena 4 Kali Ditolak UGM, Sekarang Sukses Jadi Dosen Muda di Kampus Top Surabaya

Ahmad Effendi oleh Ahmad Effendi
27 Maret 2024
A A
Dulu Diolok-olok Guru SMA karena 4 Kali Ditolak UGM, Sekarang Sukses Jadi Dosen Muda di Kampus Top Surabaya.mojok.co

Ilustrasi Dulu Diolok-olok Guru SMA karena 4 Kali Ditolak UGM, Sekarang Sukses Jadi Dosen Muda di Kampus Top Surabaya (Mojok.co/Ega Fansuri)

Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

Saat sedang melakukan riset terkait tradisi perayaan kelulusan mahasiswa di Universitas Kristen Petra Surabaya, saya dipertemukan dengan Adi, yang menolak dituliskan nama sebenarnya. Ia merupakan dosen muda di kampus ini. Di luar dugaan, pembicaraan justru melebar ke kisah masa lalunya, yang pernah diolok-olok guru SMA gara-gara dua kali gagal masuk Universitas Gadjah Mada (UGM).

Sebagai informasi, sebelumnya saya menemukan arsip pemberitaan koran Republik edisi 10 November 1975 di Perpustakaan Nasional terkait tradisi “menggantung” para sarjana yang baru lulus di Universitas Kristen Petra Surabaya. Khususnya di Fakultas Teknik.

Nah, beberapa pihak pun saya hubungi untuk mengonfirmasi soal kebenaran hal tersebut, atau bahkan mencari tahu latar belakang tradisi itu jika memang benar pernah terjadi di sana.

Akhirnya, saya terhubung dengan Adi, dosen muda yang kontaknya saya dapat dari salah satu pengurus BEM. Uniknya, alih-alih mendapat ulasan yang saya inginkan terkait topik tadi, saya justru diperdengarkan dengan kisah hidupnya yang–kalau boleh jujur–tak kalah menarik.

Hattrick ditolak UGM meski sudah mati-matian ngambil pelajaran tambahan

Biarpun sekarang sudah berhasil menjadi dosen di Universitas Kristen Petra Surabaya, perjalanan Adi buat sampai ke tahap ini tak begitu mulus.

Sepuluh tahun lalu, ia mengalami empat kali patah hati. Patah hati pertama adalah gagal masuk UGM di SNMPTN 2013 (sekarang SNBP). Padahal, selama masih SMA di Sidoarjo, nilai rata-ratanya cukup mumpuni. Dia juga selalu ranking, minimal masuk 3 besar di penjurusannya.

“Logika SNMPTN memang susah kita tebak. Bahkan yang lolos sekalipun kadang secara prestasi jauh di bawah kita,” ujar Adi kepada Mojok, Selasa (26/3/2024).

Gugur di perjuangan pertama, Adi mencoba lagi di SBMPTN (sekarang SNBT). Berbagai upaya pun ia lakukan. Namun, karena keterbatasan ekonomi, ia meminta gurunya untuk memberikan pembekalan berupa pelajaran tambahan di luar kelas.

Gurunya setuju. Ia tahu, UGM memang jadi dambaan Adi. Dia juga paham kalau Adi memang punya potensi buat kuliah di sana. Selama beberapa minggu pun ia rutin memberikan pembekalan kepada Adi buat mengahadapi SBMPTN di rumpun Saintek.

Sayangnya, upaya ini belum berhasil. Adi kembali gagal di percobaan kedua. “Lebih sakitnya lagi di percobaan ketiga, tes Utul, juga gagal. Yang artinya kegagalanku buat masuk UGM sudah hattrick.”

4 kali gagal, diolok-olok “UGM bukan levelmu”

Pada tahun tersebut, Adi memutuskan buat kuliah di salah satu PTS di Surabaya. Beruntungnya, berkat bantuan dari beberapa guru di SMA-nya, ia mendapat beasiswa karena prestasinya selama sekolah. “Ada keringanan bebas biaya kuliah asalkan kita lulus tepat waktu maksimal 8 semester,” ujarnya, menjelaskan beasiswa tersebut.

Akan tetapi, nyatanya hati Adi masih berada di cinta pertamanya bernama UGM. Bukannya tak bersyukur bisa kuliah bebas UKT. Namun, karena jalan buat kuliah di UGM masih terbuka, mengapa tidak mencoba lagi. “Di SBMPTN 2014 aku coba lagi. Dan tahu apa hasilnya? Ya, masih gagal, suruh coba lagi.”

Patah hati karena total sudah empat kali ditolak UGM, Adi sempat menuliskan perasaannya di status Facebook. Kata dia, statusnya kala itu lumayan viral. Banyak support datang dari banyak orang, yang rata-rata tak ia kenal tapi ya berteman saja di Facebook.

Akan tetapi respons berbeda justru datang dari guru-guru SMA-nya, termasuk yang memberinya pembelakan tahun sebelumnya. Bukannya ngasih support, mereka malah meremehkan dan mengatainya kurang bersyukur. “Yang paling aku ingat sampai sekarang, ‘kalau gagal terus artinya UGM bukan levelmu, lupakan saja! Boleh mimpi asal jangan ketinggian’,” kata Adi menirukan gurunya.

Iklan

Kalimat tersebut menyengatnya. Jujur, kata dia, rasa sakitnya masih membekas bahkan ketika dia sudah berhasil lulus dengan predikat cumlaude pada 2016.

Baca halaman selanjutnya…

Bungkam guru SMA-nya dengan sugudang prestasi dan kesuksesan

Halaman 1 dari 2
12Next

Terakhir diperbarui pada 27 Maret 2024 oleh

Tags: ditolak ugmdosen surabayamahasiswa surabayamahasiswa ugmSurabayaUGM
Ahmad Effendi

Ahmad Effendi

Reporter Mojok.co

Artikel Terkait

UGM.MOJOK.CO
Kampus

Rp9,9 Triliun “Dana Kreatif” UGM: Antara Ambisi Korporasi dan Jaring Pengaman Mahasiswa

25 Desember 2025
UGM.MOJOK.CO
Ragam

Ketika Rumah Tak Lagi Ramah dan Orang Tua Hilang “Ditelan Layar HP”, Lahir Generasi Cemas

20 Desember 2025
ugm.mojok.co
Pendidikan

UGM Dorong Kewirausahaan dan Riset Kehalalan Produk, Jadikan Kemandirian sebagai Pilar

20 Desember 2025
UGM.MOJOK.CO
Pendidikan

UGM Berikan Keringanan UKT bagi Mahasiswa Terdampak Banjir Sumatra, Juga Pemulihan Psikologis bagi Korban

18 Desember 2025
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Melalui Talent Connect, Dibimbing.id membuat bootcamp yang bukan sekadar acara kumpul-kumpul bertema karier. Tapi sebagai ruang transisi—tempat di mana peserta belajar memahami dunia kerja MOJOK.CO

Talent Connect Dibimbing.id: Saat Networking Tidak Lagi Sekadar Basa-basi Karier

24 Desember 2025
Era transaksi non-tunai/pembayaran digital seperti QRIS: uang tunai ditolak, bisa ciptakan kesenjangan sosial, hingga sanksi pidana ke pelaku usaha MOJOK.CO

Drama QRIS: Bayar Uang Tunai Masih Sah tapi Ditolak, Bisa bikin Kesenjangan Sosial hingga Sanksi Pidana ke Pelaku Usaha

26 Desember 2025
Didikan bapak penjual es teh antar anak jadi sarjana pertama keluarga dan jadi lulusan terbaik Ilmu Komunikasi UNY lewat beasiswa KIP Kuliah MOJOK.CO

Didikan Bapak Penjual Es Teh untuk Anak yang Kuliah di UNY, Jadi Lulusan dengan IPK Tertinggi

29 Desember 2025
Orang tak enakan jadi debt collector: Bukannya nagih utang malah kasih uang, kerja bukannya nikmati gajian malah boncos kena potongan MOJOK.CO

Orang Tak Tegaan Jadi Debt Collector: Tak Tagih Utang Malah Sedekah Uang, Tak Nikmati Gaji Malah Boncos 2 Kali

30 Desember 2025
Event seni budaya jadi daya tarik lain wisata ke Kota Semarang selama libur Nataru MOJOK.CO

Libur Nataru: Ragam Spot Wisata di Semarang Beri Daya Tarik Event Seni-Budaya

26 Desember 2025
UGM.MOJOK.CO

Rp9,9 Triliun “Dana Kreatif” UGM: Antara Ambisi Korporasi dan Jaring Pengaman Mahasiswa

25 Desember 2025

Video Terbaru

Toko Buku dan Cara Pelan-Pelan Orang Jatuh Cinta Lagi pada Bacaan

Toko Buku dan Cara Pelan-Pelan Orang Jatuh Cinta Lagi pada Bacaan

28 Desember 2025
Natal dan Harapan yang Tak Datang dari Keheningan

Natal dan Harapan yang Tak Datang dari Keheningan

25 Desember 2025
Petung Jawa dan Seni Berdamai dengan Hidup

Petung Jawa dan Seni Berdamai dengan Hidup

23 Desember 2025

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.